Senja Kinanti(5)
#tantangan_365_hari_ketigaratustigapuluhenam_14022021
“Hei! melamun aja!”
“Vera! Ngagetin aja!”
“Kamu sih! habis dianter cowok ganteng, ngelamun aja dari tadi, senyum-senyum sendiri pula,” Vera yang baru saja mengambil paikain kering yang habis dijemur, mendekat kearah teman sekamarnya yang sedang duduk di lantai kamarnya. Diletakkannya baju-baju kering itu di kasur lesehan, kemudian melipatnya dengan rapi.
“Apa iya? Ver, emang aku kelihatan bahagia ya?” Kinan mengedipkan sebelah matanya.
“Cie! Lagi bahagia nih ceritanya? Jelasin dong sama aku, siapa cowok ganteng yang nganterin kamu tadi,”
“Jujur aja Ver, saat ini aku bahagia banget,” sahut Kinan sembari menatap sendu sahabatnya.
“Cerita dong,”
“Ver, kamu ingat nggak ceritaku dulu?”
“Cerita yang mana?”
“Cerita tentang sosok yang aku impikan di masa SMA ku dulu?”
“Hmm, oh iya! yang temen sekelasmu? Yang punya pacar temen sekolahmu juga kan?”
“Yess! Betul banget, ingatanmu oke juga,”
“Kenapa emangnya dengan sosok impianmu itu?”
“Dia itu, yang barusan nganterin aku,”sahut Kinan dengan mata berbinar, hatinya benar-benar bahagia.
“Apa? yang gantengnya kebangetan tadi itu? yang bener aja!” dengan mata melotot, tangan vera menggoyangkan pundak sahabatnya, seolah tak percaya dengan apa yang didengarnya.
“Buat apa sih aku bohong!”
“Masya Allah ganteng banget! Nggak salah kalau kamu sangat mendamba sosok itu, pantes aja, sampai saat ini kamu mengabaikan cowok-cowok yang mengemis cintamu,” ujar Vera terkekeh.
“Ada-ada aja kamu tuh!
“Ver, apakah salah, kalau aku mencintainya?” tatapan Kinan berubah sendu, angannya melayang pada beberapa tahun yang lalu. Kinan dahulu adalah sosok yang kurang percaya diri, hanya karena tingkat ekonomi orang tuanya yang tidak sepadan dengan orang tua teman-teman di sekolahnya. Prestasinya di bidang menulis dan olah raga atletik, yang sering membawanya sampai ke tingkat propinsi, tak cukup untuk membuatnya percaya diri. Ketika itu harta dan kekayaan lebih terlihat mentereng, ketimbang prestasi akademik. Sampai-sampai ketika rasa kagumnya tertambat pada sosok ganteng dikelasnya, dia selalu berusaha menepisnya. Tak ada keberanian bagi seorang Kinan untuk sekedar mengagumi seseorang di sekolah itu. Kinan tahu diri dengan keadaan ekonomi yang tidak sepadan dengan mereka.
“Cinta nggak pernah salah, Nan, eh iya, gimana hubungan dia sama pacarnya yang dulu pernah kamu ceritakan?”
“Udah putus, Ver,”
“Wah! Peluang bagus, Nan, pepet aja terus,” sahut Vera dengan mata berbinar berusaha memberikan semangat pada sahabatnya.
“Iih! Pepet terus! Emang apaan, sory lah Ver, kalau aku harus ngejar-ngejar dia , gini-gini aku juga punya harga diri lho,”sahut Kinan mencibir.
“Ntar keburu disamber cewek lain lho!”
“Berarti nggak jodoh, gitu aja sih,”
“Tapi kamu kan cinta banget sama dia, sampai-sampai kamu menolak beberapa cowok-cowok yang menurutku nggak kalah ganteng sama… siapa namanya?”
“Rafa. Ver cinta nggak cuma soal rupa, dan kenapa aku menolak mereka, karena memang aku nggak mau pacaran, pernah kan ? aku jelaskan ke kamu tentang alasanku itu?”
“Iya sih, tapi Nan, matamu nggak bisa bohong kalau kamu sangat mencintainya,”
“Itulah Ver, saat ini justru aku sangat khawatir,”
“Kenapa?”
“Kondisi dia saat ini yang sedang jomlo, membuatku berharap lebih, meski aku selalu berusaha melawan rasa itu, aku takut, Ver,’
“Takut kenapa?”
“Aku takut jika aku akan mengalami kekecewaan yang mendalam, karena rasaku tak berbalas,”sahut Kinan pelan, berusaha menyelami apa yang sedang berkecamuk dalam hatinya.
Vera menatap iba, gadis manis dihadapannya. Kemudian dipegangnya kedua pundak gadis itu.
“Nggak usah terlalu dipikirkan, dari pada jatuhnya kamu yang sakit, sekarang, pikirkan bagaimana biar skripsi kamu segera kelar, kemudian lulus dengan nilai maksimal, apalagi kamu punya cita-cita dapat beasiswa S2, ayo dong! perjuangkan itu! biarkan cinta mnemukan jalannya, oke!” Vera tersenyum menatap sahabat, tempatnya berbagi suka dan duka.
*SA*
Bersambung
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar