Senja Kinanti(24)
#tantangan_365_hari_ketigaratuslimapuluhlima_05032021
“Gimana permintaan maafku? Diterima nggak?”
“Kan kamu nggak salah, ngapain minta maaf?”
“Mewakili Linda,” Kinan mendengus kasar, ternyata laki-laki ini keras kepala juga, ngapain juga harus memaksakan diri seperti ini sih!.
“Sudahlah! aku anggap nggak ada kejadian apa-apa, jadi kamu nggak perlu merisaukan aku, yang perlu kamu tau, udah dari dulu Linda bersikap seperti itu, dan bukan hanya ke aku saja, karena dia baik dan ramah hanya kepada teman-teman se-gengnya saja,” ucap Kinan dengan kesal. Kesal karena harus mengungkit bagaimana sikap Linda dulu yang tidak pernah menyenangkan, pun sampai sekarang. Meski sekampus, Linda jarang bertegur sapa dengan Kinan. Sekalinya tersenyum, senyumnya terlalu pahit untuk dilihat. Makanya Kinan lebih suka menghindar, jika tiba-tiba melihat Linda di kampus
“Beneran nih?” Rafa menatap ragu gadis yang wajahnya selalu tampak ceria.
“Nggak percayaan banget sih kamu, udahlah! Lupakan itu, nggak usah dibahas lagi,”
“Alhamdulillah, makasih yaa, jujur aja, dari kemarin aku sampai nggak bisa tidur mikirin kamu, setelah kejadian di swalayan itu, takutnya kamu marah dan nggak mau ketemu aku lagi,”tubuh Kinan serasa melayang mendengar ucapan Rafa. Segitunya banget sih! sampai nggak bisa tidur segala.
“Rafa, dengerin ya! insyaallah aku bukan gadis pendendam, so, kamu nggak perlu khawatir,” ucap Kinan dengan tegas.
“Oke deh! oh iya, kamu udah makan belum?” Kinan menggeleng, karena memang belum sempat beli makan malam. BIasanya sebelum magrib dia sudah berburu santapan malam hari, bersama Vera. Sore ini, karena nggak ada teman, maka Kinan berinisiatif menunggu sahabatnya.
“Makan yuk!”
“Hmm, gimana ya, kasihan Vera, dia juga belum makan,”sahut Kinan ragu.
“Ntar dibelikan sekalian aja,” ucap Rafa sembari menatap Kinan yang masih bergeming ragu.
“Bentar! Aku tanya Vera dulu,” Kinan berlalu dari hadapan Rafa, kemudian menuju ke lantai dua. Tak sampai lima menit, Kinan sudah kembali lagi dihadapan Rafa yang sedang sibuk memainkan ponselnya.
“Ayo!” Kinan berdiri dihadapan Rafa yang masih menunduk, menatap layar ponselnya.
“Jadi? Vera gimana?”
“Dia nitip aja,” Rafa beranjak dari kursi tamu. Beriringan mereka menuju keluar gerbang .
“Ngapain pake motor?” Kinan mengerutkan dahinya, melihat Rafa yang sedang memasukkan kunci motornya.
“Lho! emang mau makan dimana?” tanya Rafa heran,
“Nggak usah jauh-jauh, deket sini juga ada tempat makan yang nyaman dan enak kok, lagian kalau jauh-jauh, kasihan Vera, nanti keburu lapar,” sahut Kinan tersenyum, terlihatlah gigi gingsul yang membuatnya semakin manis.
“Beneran?” Kinan mengangguk, kemudian mereka berjalan berdua menembus malam yang semakin gulita. Hanya ada pendar cahaya lampu jalanan, yang menerangi sepanjang jalanan di komplek, yang dipenuhi bangunan kos-kosan yang dihuni oleh para mahasiswa. Jalanan masih terlihat ramai, sesekali motor melintasi jalan ini. Tak sampai sepuluh menit, keduanya sampai didepan sebuah warung makan yang terlihat bersih dan rapi. Tampak wanita separuh baya sedang sibuk melayani pembeli. Seperti biasa di jam makan malam seperti ini, warung tampak ramai, meski datang silih berganti.
“Eh, mbak Kinan, mau makan apa?” tanya wanita yang sedang membungkus makanan salah seorang pembeli, sembari melirik Kinan yang mendekat.
“Rafa! kamu makan apa? aku nasi goreng ya bu, pedes seperti biasa,”Kinan menatap Rafa yang masih berfikir.
“Aku bakmi jawa aja, yang rebus,”
“Bu, nasi goreng satu, bakmi rebus satu,”
“Siap! Mbak Kinan, pedes semua nih?”
“Iya Bu, pedes,” sahut Rafa.
Keduanya menuju tempat duduk kosong yang berada di teras depan.
“Kamu sering makan disini?”
“Sering sih nggak, bisa bangkrut dong kalau makan disini terus,” sahut Kinan terkekeh,” sesekali aja, ketika baru dapat kiriman, yang jelas, warung ini recommended banget deh,”
Tak lama kemudian, keduanya sudah menimmati pesanannya. Tanpa disadari Kinan yang tengah menikmati sensasi pedas nasgornya, Laki-laki dihadapannya tampak sesekali mencuri pandang kearahnya.
*SA*
Bersambung
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Cie...cie....ada yang mencuri pandang ceritanya bagus...ditunggu kelanjutannya
Makasih Bun