Shanti Ardhini

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Senja Kinanti(18)

Senja Kinanti(18)

#tantangan_365_hari_ketigaratusempatpuluhsembilan_27022021

Rafa yang menyadari akan perubahan wajah gadis dihadapannya, mendadak menyeritkan alisnya, mencoba menerka apa yang terjadi dengan gadis yang dulu selalu ada disampingnya.

“Kamu kenapa Lin?”

“Aku nggak kenapa-napa, emangnya ada apa denganku?” Linda berusaha menyembunyikan masalah yang sedang dihadapinya. Dilontarkan senyum manisnya, supaya Rafa tak menaruh curiga.

“Mulut boleh berkata tidak, tapi matamu tak bisa bohong,” Rafa menatap mata kecil Linda yang terlihat sendu.

“Ah! kebiasaan kamu! dari dulu nggak pernah membiarkan aku berbohong,” gurau Linda dibalik rasa sedih yang begitu mendalam mengingat hubungannya dengan Rifky yang saat ini tak baik.

“Ya jelas lah! masak aku punya pacar seorang pembohong, ogah banget!” mendengar kata pacar yang diucapkan oleh mantannya, dada Linda terasa perih. Mengingat dulunya mereka adalah pasangan yang seolah-olah tak kan pernah terpisahkan.

“Fa, apa kamu masih mau mendengar ceritaku?” tanya Linda lirih dengan mata tertunduk. Tak kuasa menatap laki-laki yang sebenarnya masih dicintainya. Sayangnya dulu, datangnya Rifky yang tiap hari melontarkan rauyan mautnya, mengalahkan rasa cintanya pada sosok pria dihadapannya, yang sekarang ini tampak semakin memukau.

“Linda, kita emang sudah putus, tapi, kamu masih temanku, jadi alangkah senangnya jika kamu mau berbagi cerita denganku,” sahut Rafa yang sebenarnya juga masih menyimpan rasa terhadap Linda.

“Makasih, Fa…mungkin ini hukuman buatku karena telah mengkhianatimu, hingga akhirnya kini aku menuai balasannya,”tutur Linda dengan mata berkabut.

“Rifky, dulu sangat menyayangiku, tapi lama kelamaan rasa sayang itu berubah menjadi posessif. Ruang gerakku sekarang benar-benar terbatas. Kemanapun aku pergi harus selalu ada dia disampingnya, rasa cemburunya yang berlebihan, membuat teman-teman ku yang laki-laki, memilih menjauh dariku dari pada berurusan dengannya,”Linda menceritakan semua kegundahan yang selama ini menyiksanya, hingga tak terasa kabut dimatanya telah berubah menjadi bulir bening yang mengalir di pipinya. Rafa menatapnya dengan rasa iba. Hatinya geram mendengar penuturan gadis itu, tega benar Rifky menyakiti gadis yang dulu sangat dicintainya. Ingin rasanya mengusap air mata gadis yang sekarang ini tampak lebih kurus. Raut wajahnya tak sesegar dulu, kini tampak kusut.

“Sekarang, Rifky yang biasanya selalu berada disampingmu, mana?”tanya Rafa geram.

“Kebetulan sekali, dia sedang pulang ke Purwodadi, sehingga hari ini aku bisa bebas keluar sendirian,”

Kembali Rafa menatap iba gadis dihadapannya, ingin sekali rasanya menggenggam tangan gadis itu , untuk memberikan rasa nyaman sejenak di hati yang rapuh itu. Tetapi hatinya ragu, mengingat sekarang ini Linda milik orang lain, apalagi dengan sifat kekasihnya yang posesif, bisa berbahaya jika mengetahui hal ini.

Namun sisi hati Rafa yang lain, benar-benar tak tega melihat Linda yang sesenggukan dengan berurai air mata. Hingga akhirnya, jari-jemarinya mengusap air mata yang membasahi wajah gadis itu. Linda yang melihat perlakuan mantan kekasihnya itu tiba-tiba menggenggam erat tangan Rafa, sembari menatap sendu laki-laki itu.

“Rafa, aku masih mencintaimu,” ucap Linda lirih. Rafa yang mendengar ucapan gadis itu mendadak tertegun, tak menyangka, Linda akan mengatakan hal itu.

“Linda, tapi sekarang statusmu adalah pacar Rifky, jadi tolong kamu jangan berkata seperti itu,”ujar Rafa sembari membalas genggaman tangan Linda.

“Tapi…aku masih mencintaimu, kamu juga masih mencintaiku kan?” mendapat pertanyaan seperti itu, Rafa kelabakan, harus menjawab apa, sementara jujur saja, dia masih mencintai gadis itu, tetapi tak mungkin juga dia menjadi perebut kekasih orang.

“Sudahlah Linda, jangan bicara seperti ini, ayo kuantar pulang,”bujuk Rafa dengan suara lembut.

“Rafa, aku yakin kamu masih mencintaiku, tolonglah aku ,” ucap Linda mengiba, dia yakin bahwa laki-laki dihadapannya, masih mencintainya.

“Linda, sudahlah, tenangkan hatimu dulu, jangan bicara ngaco! selesaikan dulu masalahmu dengan Rifky,”ucap Rafa dengan suara yang sedikit meninggi, karena sedikit kesal dengan sikap Linda yang kekanakan. Dari dulu sikap itu nggak berubah, itulah hal yang paling tak disukai Rafa dari Linda. Kemudian jemarinya kembali menyusut air mata yang jatuh di pipi tirus gadis itu.

“Ayo, aku antar pulang, sebelum Rifky melihatmu bersamaku,” Rafa berdiri dari tempat duduknya.

“Aku ke kamar mandi dulu,” Linda bangkit dari tempat duduknya,setengah berlalri menuju toilet. Rafa menggeleng, sejenak terpana dengan kejadian singkat yang baru saja menimpanya. Mimpi apa kau semalam, sampai-sampai harus ketemu Linda? Dan aku tak bisa bersikap tegas, ngapain juga aku genggam tangannya? Rafa terus merutuki dirinya yang begitu terlena dengan perasaannya. Dipijitnya pelipis yang mendadak terasa berdenyut.

*SA*

Bersambung

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post