Senja Kinanti(1)
#tantangan_365_hari_ketigaratustigapuluhdua_10022021
*Cerbung*
Sesuai rencananya, siang ini sepulang kuliah, Kinan singgah dulu di swalayan yang terletak lumayan dekat dari kosnya. Hawa dingin dalam mal membuat perutnya semakin lapar. Bergegas Kinan mengambil beberapa keperluannya. Ia bersyukur transferan dari orang tuanya datang disaat yang tepat, disaat semua keperluan hariannya habis. Dibukanya catatan kecil di saku celananya. Ia mencocokkannya dengan barang-barang yang sudah dimasukkannya kedalam keranjang belanjaan. Setelah semua yang ada dicatatan itu dibelinya, Kinan segera mengantre menuju kasir. Baru saja ia akan memutar arah menuju kasir, tiba-tiba seseorang menabraknya, hingga tubuhnya sedikit limbung, untunglah dia bisa menguasai diri, sehingga tubuhnya bisa kembali berdiri dengan tegap.
“M-maaf! mbak nggak papa kan?” seorang laki-laki berbadan tegap yang telah menabraknya kini berdiri dihadapannya. Kinan tersentak, kemudian menatap lekat laki-laki dihadapannya. Otaknya berusaha mengingat-ingat sosok dihadapannya yang familiar sekali. Sementara itu, laki-laki dihadapannya juga tampak terkejut.
“Ka-kamu Rafa kan?”sapa Kinan stelah berhasil mengingat sosok gagah dihadapannya.
“Iyaa! Kamu? duuh! Maaf! aku bener-bener lupa nama kamu, yang jelas kita sekelas kan? waktu SMA?” Rafa mencoba mengingat-ingat gadis manis dihadapannya.
“Dasar ! kamu tuh yaa, dari dulu nggak pernah berubah!”
“Apanya yang nggak pernah berubah?”
“Kamu tetep ngeselin!” Kinan membulatkan matanya , mendelik kesal kepada sosok dihadapannya.
“Serius deh! nama kamu siapa?”
“Baru juga tiga tahun nggak ketemu, udah lupa! Kalah kamu sama Eyangku! Ups! Hampir lupa! Yang ada dalam otakmu kan Cuma Linda dan Linda, jadi mana mungkin kamu ingat namaku?” Kinan yang kesal semakin tidak bisa mengontrol emosinya .
“Serius, aku benar-benar minta maaf,” ucap Rafa memohon.
“Kenalin aku Kinan,” Kinan menahan senyum sembari menyodorkan tangannya, layaknya seseorang yang sedang memperkenalkan diri. Melihat tingkah gadis dihadapannya yang menggemaskan, sontak membuat Rafa terbahak.
“Oh iya! aku ingat! nama panggilanmu Kinan, nama lengkapmu kalau nggak salah…pagi apa sore yaa? Apa malah siang?” Rafa menepuk-nepuk keningnya mencoba mengingat nama panjang gadis dihadapannya . Kini gantian Kinan yang terbahak mendengar nama yang diucapkan laki-laki itu.
“Ih! Apaan sih! dasar pelupa! namaku Senja Kinanti! Paham? Bukan pagi atau siang apalagi sore!” mata Kinan mendelik kearah laki-laki tampan dihadapannya.
“Ah! iya! aku inget! Senja Kinanti,dulu cewek hitam manis yang jago olah raga Lari dan suka nulis cerpen di majalah sekolah, iya kan?”
“Tumben nggak lupa! Apa karena kulitku hitam ya?” sindir Kinan yang menyadari bahwa dulu dia terkenal dengan kulitnya yang cukup gelap.
“Nggak lah! siapa sih yang nggak kenal Senja Kinanti yang jago nulis sama jago lari,”
“Lebay kamu ah! eh iya, kamu kok bisa disini?kuliah disini juga?” cecar Kinan smbari menatap heran Rafa.
“Kamu sekarang kok jadi cerewet sih dan satu lagi yang bikin aku pangling sama kamu,”
“Apa?”
“Kulitmu nggak hitam manis lagi,” Rafa tertawa, kemudian meringis menahan sakit karena cubitan gadis itu mendarat dipinggangnya.
“Terus kulitku jadi warna apa? merah? Kuning? Apa ijo mungkin?” tanya Kinan sembari menahan senyum.
“Yang jelas Kinan yang hitam manis berubah menjadi Kinan yang manis cantik,” bisik Rafa sembari mendekatkan kepalanya kearah Kinan. Kinan tak dapat menyembunyikan desiran di dadanya atas sikap laki-laki yang dulu pernah dikaguminya
“Iih! Kamu nyebelin banget sih!” sahut Kinan sembari menundukkan wajah, pura –pura memeriksa belanjaan
“Lho aku serius ,”
“Bodo ah! eh pertanyaanku belum dijawab, “ Kinan mengalihkan pembicaraan, ia tidak ingin terlena dengan ucapan Rafa, yang semakin lama bisa membuatnya salah tingkah.
“Pertanyaan yang mana?”
“Tuh! kan? dasar eyang kakung, kamu ngapain disini?”
“Oooh! eh! kita cari tempat yang enak yuk! capek cerita sambil berdiri kayak gini,”
“Iya, lagian perutku juga udah laper banget” Kinan tersenyum malu menyadari ucapannya.
“Bilang kek dari tadi,yuk! ke kasir dulu,” mereka berjalan beriringan menuju kasir.
*SA*
Bersambung
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Menarik kisahnya. Ditunggu lanjutannya
insya Allah siap Bun, terima kasih
Keren Bu, siap membaca lanjutannya. Sayang gak ngikuti bagian awal.
ini masih awal kok Bun, makasih udah mampir disini