Senja Kinanti (33)
#tantangan_365_hari_ketigaratusenampuluhdelapan_18032021
Kinan masih tak percaya dengan apa yang didengarnya tadi siang, saat diajak makan bersama dengan keluarga Ifan.
“Kalau Nak Kinan sudah siap dilamar, tolong beritahu kami ya,” Bagai disambar petir disiang bolong, mendadak Kinan tersentak, ketika mendengar ucapan Ibunya Ifan. Makanan yang sedang ditelannya seolah berhenti menyumbat kerongkongannya. Matanya melotot kearah Ifan yang tengah menatapnya dengan ekspresi datar.
“Bu, Kinan kan belum lulus, jadi belum siap untuk dilamar, lagi pula Kinan mau bekerja dulu setelah lulus,” sela Ifan, demi menyelamatkan Kinan dari kebingungan. Melihat wajah Kinan yang pucat, Ifan merasa iba. Disisi lain,Ifan merasa kasihan pada kedua orang tuanya sangat mengharapkan Kinan untuk menjadi menantunya, meski hanya melalui cerita darinya.
Kinan menghela napas panjang, bayangan kejadian tadi siang benar-benar masih menggelayuti pikirannya. Dia merasa tak enak hati dengan orang tua Ifan, sementara dia sendiri belum ada perasaan khusus terhadap Ifan. Duh! Bagaimana ini? keluhnya dalam hati. Disaat hatinya dipenuhi kegamangan tiba-tiba terdengar notifikasi pesan di ponselnya.
Ting!
Dengan lemas, tangannya menggapai ponsel di atas meja.
[kamu di kos nggak?] mata Kinan menyipit membaca pesan yang dikirimkan Rafa. Tiba-tiba senyum terbit di wajah kuyunya. Seolah-olah membangkitkan gairahnya kembali, ketika melihat nama sosok pengirim pesan itu.
[iya dong, kenapa?] dengan penuh semangat dan senyum semringah, Kinan membalas pesan dari laki-laki yang begitu dirindukannya.
[aku kesitu sekarang ] mendadak Kinan terperanjat, melihat kondisinya yang masih awut-awutan dan belum mandi, selepas bangun dari tidur siangnya. Segera disambarnya handuk dan peralatan mandi di rak depan kamarnya. Kemudian bergegas menuju kamar mandi. Sampai di depan kamar mandi, Kinan dibuat kecewa, karena kamar mandi tertutup. Terpaksa Kinan berdiri di depan kamar mandi, dari pada nanti harus mengantre lagi.
Kinan tersentak ketika melihat siap yang keluar dari kamar mandi.
“Kamu ternyata!” pekik Kinan melihat teman sekamarnya keluar dari kamar mandi dengan rambut basah.
“Gimana sih kamu! tadi aku kan udah pamit sama kamu, kalau aku mandi duluan,” Penjelasan Luna membuat Kinan menyeritkan dahinya.
“Kapan?”
“Dasar tukang tidur! Berarti tadi waktu aku ngomong, nyawamu belum ngumpul ya, hingga kamu nggak nyadar, dasar!” Luna terkekeh sambil mencubit kedua pipi sahabatnya.
“Hahaha, maaf,”Kinan terbahak sambil ngloyor ke dalam kamar mandi. Tetapi sebelum menutup pintunya, dia teringat sesuatu.
“Luna!” Luna yang sudah tiba di depan kamarnya, mendadak tergopoh-gopoh kembali ke kamar mandi, setelah mendengar seruan sahabatnya.
“Apa lagi non?”
“Ntar kalau ada tamu buatku, suruh nunggu bentar yaa,” tutur Kinan sembari tersenyum manja.
“Tamu siapa? Kayaknya kok special banget?”
“Ada deeh!” sahut Kinan tersenyum sambil mengedipkan sebelah matanya, kemudian menutup pintu kamar mandi. Luna hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah sahabatnya yang sudah membersamainya empat tahun lebih. Selama empat tahun itu belum pernah sekalipun mereka berdua terlibat pertengkaran ataupun perselisihan. Paling hanya perbedaan pendapat saja, dan itu lumrah. Luna yang sabar dan keibuan, sangat tepat disandingkan dengan Kinan yang cerdas dan berani bahkan terkesan agak sedikit tomboi.
“Belum ada tamu Lun?” Kinan muncul di ambang pintu kamar dengan handuk masih membungkus rambutnya.
“Belum Non, emang siapa sih tamunya? Segitunya banget menunggu” tanya Luna sambil melipat mukena yang baru saja dipakainya. Kinan hanya tersenyum menggoda Luna yang masih penasaran.
“Paling-paling juga Rafa, atau Mas Ifan,”
“Lha! Itu kamu tahu,”Kinan terkekeh sambil memakai mukenanya untuk segera menunaikan sholat asar.
“Aku mau bikin jahe anget, kamu mau nggak?” tanya Luna bersiap menuju dapur.
“Pasti dong! mau dibikinin kan?” Kinan tersenyum jahil.
“Enak aja!” sahut Luna sambil berlalu dari hadapan Kinan yang terkekeh, nggak mungkin Luna yang keibuan itu akan membiarkannya dahaga.
*SA*
Bersambung
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar