Senja Kinanti (31)
#tantangan_365_hari_ketigaratusenampuluhenam_16032021
“Kinan, aku kenal kamu udah lama, sejak kamu menjadi mahasiswa baru di sini,kita udah deket sejak itu, tapi…belum pernah sekalipun aku mendengar cerita tentang seseorang yang kamu sukai, karena aku yakin, dalam diammu pasti banyak tersimpan misteri yang aku tidak tahu, padahal selama ini, aku selalu terbuka sama kamu, kenapa? Kenapa Kinan?” Ifan menatap lekat mata bening gadis yang dikenalnya dalam sebuah organisasi kampusnya.
Kinan tersentak, tak menyangka akan mendapat pertanyaan seberat ini. Dia mengakui, untuk masalah perasaan, dia tak pernah mengungkapkan pada siapapun,kecuali kepada teman satu kamarnya. tak juga kepada Ifan, yang sering bersamanya.
“Maafkan aku Mas, untuk yang satu ini, aku memang nggak pernah cerita kepada siapapun,” ucap Kinan lirih. Matanya tertunduk, tak berani menatap laki-laki di hadapannya.
“Kinan, kalau kamu masih menganggapku sebagai sahabat, seorang kakak, bolehkah aku tahu? siapa sebenarnya yang ada dalam hatimu? Hingga sampai saat ini kamu sepertinya menutup diri dari laki-laki yang menaruh hati padamu,”
“Aku malu Mas,”
“Malu kenapa?”Rafa menatap tajam Kinan yang masih menundukkan wajahnya.”Kinan tolong lihat aku! kamu udah tahu aku, kenapa kamu mesti malu sama aku? bahkan kejelekanku pun kamu sudah paham, ayolah Kinan, cerita! Ada apa sebenarnya denganmu?”Genggaman erat tangan Ifan, memaksa Kinan untuk menatap wajah yang nyaris sempurna di hadapannya. Kinan menghela napas panjang, dia mengakui dalam hal ini dia bersalah, karena tak jujur dengan laki-laki yang sudah dianggapnya sebagai kakak.
“A-aku….”Sejenak Kinan ragu untuk mengungkapkan sebuah rahasia yang tersimpan lama dalam hatinya.
“Bicaralah, Kinan, aku siap mendengarnya,” ucap Ifan menyakinkan gadis dihadapannya yang tampak ragu dan gugup.
“Dulu, waktu SMA, aku mengagumi sosok tampan di kelasku. Nah, berawal dari rasa kagum itulah, hingga akhirnya aku jatuh cinta padanya. Meski rasa itu hanya kupendam dalam hati saja, karena aku tahu, cintaku tak mungkin berbalas. Mustahil cowok sepopuler dia mau melirikku,” tutur Kinan sembari tersenyum sinis.
“Rasa kagumku tak sedikitpun memudar, ketika mendengar gosip kalau dia berpacaran dengan teman seangkatan juga tapi beda kelas. Aku juga heran dengan diriku sendiri, mas, kenapa aku bisa seperti itu,”
“Apa ada orang lain yang tahu tentang perasaanmu?” tanya Ifan.
Kinan menggeleng.
“Rasa itu cuma aku yang tahu, Mas. Hingga akhirnya kami berpisah ketika lulus SMA, dia di terima di STAN, sementara aku di sini , dan yang lebih menarik…pacarnya juga kuliah di sini,” ujar Kinan terkekeh.
“Di Kampus ini?fakultas apa?” tanya Ifan penasaran
“Dia anak Matematika,”
“Terus, hubungan mereka gimana?”
“Si cewek selingkuh sama teman sekelasnya, dan mereka putus, tapi mantannya masih cinta sama dia,”
“Lho! kok kamu tahu? kalau masih cinta?” tanya Ifan menyeritkan kedua alisnya, menatap Kinan penuh tanya. Kinan tersentak, menyadari bahwa ucapannya membuat Ifan penasaran. Dihelanya napas panjang. Sudah terlanjur cerita, jadi jujur aja sekalian.
“Belum lama ini aku bertemu dengannya, Rafa namanya, dia bekerja di kantor Pajak di kota ini, tak sengaja aku bertemu di swalayan. Itulah awal dari pertemuan kami. Rafa banyak cerita tentang hubungannya dengan Linda, mantannya itu, yang kandas ditengah jalan karena pengkhianatan yang dilakukan oleh Linda,”
“Hmm, sepertinya aku mulai paham. Kinan, kamu masih berharap padanya kan?” tanya Rafa dengan suara tegas. Kinan terkesiap mendengar pertanyaan tak terduga dari Ifan. Mendadak hatinya gamang antara mengakui atau berbohong dengan mengatakan tidak. Merasa tak enak hati untuk jujur dengan laki-laki dihadapannya. Lebih karena merasa tak ingin menyakitinya.
“I-iya Mas, maaf,” lirih terdengar Kinan mengungkapkan kejujurannya. Matanya tak berani menatap manik hitam dihadapannya.
“Nggak perlu minta maaf, Kinan, aku sadar, cinta itu nggak bisa dipaksakan. Aku percaya akan takdir Allah, siapa jodoh kita? Hanya Allah lah yang tahu. Sebesar apapun usaha kita untuk mendapatkannya, kalau itu bukan jodoh kita, maka nggak akan bersatu, ya kan?” mendadak Kinan seperti tertampar . Ucapan Ifan benar- benar menyadarkan atas tindakan-tindakannya yang konyol. Berharap yang tak pasti. Kinan benar-benar merasa malu.
“Aku salah ya Mas? terlalu dibutakan oleh cinta,”
“Kamu nggak salah. Kamu hanya belum paham saja, sekarang terserah kamu, tentunya kamu tahu apa yang saat ini harus kamu lakukan, yang perlu kamu ingat, Allah akan selalu ada untuk kita,” Ifan tersenyum menatap gadis dihadapannya yang tampak kacau.
“Makasih, Mas,”
“Setelah wisuda nanti, aku langsung pulang ke Semarang, jaga diri baik-baik ya, udah nggak ada aku yang ngawasin kamu, hati-hati, segera selesaikan skripsi kamu, aku selalu berdoa buat kamu,”Ifan mencoba tersenyum, meski sebenarnya berat untuk mengucapkan.
Sontak mata Kinan menghangat, mendengar ucapan Ifan. Dadanya terasa perih. Berat rasanya untuk melepas sahabat terbaiknya.
*SA*
Bersambung
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar