Shanti Ardhini

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Senja Kinanti (14)

Senja Kinanti (14)

#tantangan_365_hari_ketigaratusempatpuluhlima_23022021

“Makanya punya pacar, biar tau rasanya disayang cowok tu gimana,” ucap Rafa sembari tersnyum menggoda gadis dihadapannya yang tiba-tiba nampak sendu. Kinan tersipu mendengar gurauan Rafa.

“Nggak lah! aku cuma bergurau aja kok, jodoh Allah yang atur, jadi aku nggak perlu pusing mikirin itu,” Kinan mencoba berdamai dengan hatinya yang tengah menahan gejolak. Entahlah, saat ini perasaannya benar-benar tak menentu.

“Keren! Berarti nggak papa dong, kalau aku pingin jalan-jalan, terus ajak kamu? kan kita sama-sama jomlo,”

“Oke, siap! kalau urusan jalan-jalan ,aku sih selalu oke,”sahut Kinan pasti, tak lupa menyunggingkan senyum manisnya.

“Alhamdulillah, akhirnya, aku punya temen jalan-jalan disini,”tampak binar bahagia di mata Rafa. Kinan tersenyum tipis, meski hanya jadi temanmu, aku udah bahagia, Fa.

“Ngelamun lagi!” Rafa menggerakkan telapak tangannya di depan muka Kinan, hingga Kinan pun tersentak.

“Eh iya! maaf, pulang sekarang?”

“Iya dong, yuk!”

“Salat duhur dulu ya, ntar keburu telat, kalau nunggu sampai kos,”

“Oke, tuh musholla di depan, kamu kesana dulu ya, aku mau ke kasir dulu,” titah Rafa yang kemudian melangkahkan kakinya menuju kasir, diikuti Kinan yang berjalan menuju musholla yang terletak disebelah tempat parkir.

Setelah menunaikan salat duhur, mereka bergegas meninggalkan tempat itu, siang yang cukup menyengat , tak menyurutkan semangat pasangan itu. Meski keduanya tak terikat hubungan, rona bahagia tampak terpancar di kedua wajah itu. Rafa merasa bahagia, telah menemukan teman yang cocok. Dia benar-benar terkejut dengan Kinan yang sekarang. Kinan yang dulu dikenalnya adalah anak yang acuh, agak pendiam dan jarang tersenyum. Namun kini setelah beberapa kali bertemu dengannya, ternyata Kinan adalah gadis yang menyenangkan, ramah dan murah senyum. Entah kenapa dia merasa nyaman didekatnya.

Sedangkan Kinan, yang saat ini senyumnya tengah mengembang sempurna, hatinya benar-benar diliputi kebahagiaan. Rafa , laki-laki yang sejak dulu dikaguminya, saat ini tengah bersamanya. Kinan dulu begitu mendambanya, meski dilubuk hatinya mengatakan mustahil bisa mengenal lebih jauh,laki-laki tampan itu. Namun dia tak menyerah, meski laki-laki itu tak pernah menyapanya dan Kinan pun juga tak pernah berusaha mendekatinya, karena dia tahu diri, siapa dia. Sementara sisi lain hatinya, membenci Rafa, yang saat itu begitu sombong, jangankan menyapa, meliriknya saja nggak pernah. Namun entah mengapa, rasa kagumnya semakin menggila, meski tau Rafa sudah punya pacar. Kinan hanya bisa menatapnya dari jauh, mengaguminya dalam hati, tanpa ada seorang pun yang tahu.

“Kinan, kamu ngantuk ya,” tangan kiri Rafa menepuk lengan Kinan, sementara tangan kanannya memegang kemudi.

“Eh! nggak kok,” Kinan tersentak, tersadar dari lamunannya.

“Kok diam aja dari tadi, tuh! bentar lagi nyampe,” Kinan menjulurkan lehernya ke depan, kemudian tersenyum, membenarkan ucapan laki-laki yang berada didepannya.

“ Oh iya,’

“Mmm, Kinan…,”Rafa menjeda ucapannya.

“Iya, ada apa?”

“Boleh nggak, aku mampir ke kos kamu?”tanya Rafa dengan hati-hati. Kinan yang berada di bocengan, merasakan wajahnya menghangat, dadanya kembali berdesir, sungguh, saat ini dia benar-benar bahagia

“Boleh banget, tapi… ada apa ya?”

“Masih mau ngobrol sama kamu, boleh nggak?”

“Emang masih kurang ya? ngobrolnya,” Kinan terkekeh menggoda laki-laki didepannya.

“Hehe, iya, nggak papa kan?”

“Nggak papa kok, lagian ini kan hari sabtu, besok kan libur, jadi bisa nyantai sejenak dong,” tak lama kemudian Rafa menghentikan motornya didepan kos Kinan.

“Mau duduk di teras apa di ruang tamu? Kebetulan banyak yang mudik, jadi ruang tamu dan teras nggak ada yang pakai,” Kinan menawarkan dua ruangan yang biasanya selalu penuh dengan tamu teman satu kos nya, bahkan Kinan sering tak mendapatkan tempat duduk ketika ada tamu, sehingga lebih nyaman mengajak tamunya keluar.

“Di teras aja deh, sepertinya lebih enak,” sahut Rafa sembari menghempaskan tubuhnya di kursi teras. Kinan pun mengambil tempat duduk disebelahnya yang terhalang oleh meja.

“Mau ngobrol apa lagi Fa?”

“Hmm, apa yaa,” mata Rafa menerawang, sejurus kemudian menatap Kinan yang tengah mentapanya, hingga tatapan mereka bertemu, keduanya kemudian tertawa bersama. Rafa tidak tahu betapa gugupnya Kinan, ketika mata mereka bertemu.

“Kinan, aku mau tanya,”

“Tanya apa lagi? Perasaan dari kemarin kamu tanya terus deh,” sahut Kinan dengan wajah pura-pura cemberut, padahal hatinya merasa bahagia sekali bisa sedekat ini dengan laki-laki pujaannya.

*SA*

Bersambung

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post