Menyikapi Anak Sebagai 'Uduwwun atau Musuh Part II
Bismillahirohmannirohim.
Ayah bunda, bersyukurlah jika hari ini ayah bunda memiliki anak yang bisa menjadi Qurrota 'ayyun penyejuk hati, dan bersabarlah jika ayah bunda yang hari ini memiliki anak yang menjadi ujian karena di luar sana ternyata ada anak yang menjadi musuh bagi kedua orang tuanya. Bahkan kita mendengar berita ada anak yang karena marah dengan orang tuanya anak itu sampai dendam kepada orang tuanya.
Anak sebagai musuh bisa juga dalam hal ibadah misal ketika kita akan beribadah anak menjadi rewel dan menguji kesabaran kita. Nabi Nuh sendiri mendapati anaknya menjadi musuh dalam dakwahnya. Nabi Nuh adalah orang yang soleh, kurang apa beliau mendidik anak. Di kalangan masyarakat mungkin juga banyak terjadi kita sebagai guru, sebagai tokoh masyarakat sudah maksimal dalam mendidik anak, tapi kenapa anak kita menjadi musuh bagi kita. Jika ini terjadi, jangan berprangka buruk dulu kepada Allah, boleh jadi ini adalah ujian dan cobaan.
Di sinilah kita belajar bahwa hidayah adalah pemberian dari Allah SWT, kita hanya berusaha dan ikhtiar memberikan yang terbaik, mendidik yang baik, mendoakan yang terbaik selanjutnya adalah hidayah dari Allah. Untuk itu kita berusaha menggabungkan antara ikhtiar dan doa agar anak kita menjadi anak yang soleh.
Sebab kedua mengapa anak menjadi musuh bagi kita adalah jika yang pertama karena memang ujian dari Allah kepada orang tersebut, sebab yang kedua adalah karena memang kesalahan orang tua dalam mendidik anak-anaknya. dari kecil anak sudah diajarkan anak mendendam, bagaimana anak membalas dengan yang lebih kejam, mungkin orang tuanya juga cara mendidiknya dengan cara yang tudak sebaiknya diajarakan.
Mungkin juga karena pergaulan yang tidak diperhatikan, mungkin juga memberi makan yang haram,kalau seperti ini anak menjadi musuh bagi kita itu karena kesalahan kita, kesalahan orang tuanya dalam mendidik. Jika ada anak yang ternyata menjadi musuh bagi kita, jangan langsung menyalahkan anak, koreksi pada diri kita apakah kita sudah benar-benar dalam mendidiknya, atau mungkin justru kitalah yang menyebabkan anak kita menjadi musuh bagi kita sendiri.
Bagaimana kita menyikapinya jika memang anak kita ternyata menjadi musuh bagi kita sendiri, yang pertama adalah tetap berbuat baik kepada anak. Siapa orangnya yang tidak sedih, anak kita sendiri, darah daging kita sendiri yang dibesarkan dengan penuh kasih sayang ternyata besar menjadi musuh kita, menguji kesabaran kita. kalau anak melawan kita lawan apa untungnya, kalau anak membantah kita bantah apa kebaikannya, apa kita harus berlepas diri dari mendidiknya, jangan ayah bunda, tetap berbuat baik padanya, tetap menasehatinya, tetap mendoaknnya.
Siapa tahu di kemudian hari anak-anak itu akan berubah menjadi baik dengan hidayah dari Allah, karena hidayah hanya milik Allah. Sebesar apapun kesalahan anak, tetap kita mendoakannya, tugas kita berusaha dengan sebaik-baiknya dan semampu sekuat tenaga kita.
Yang kedua adalah memaafkannya. sebesar apapun kesalahan anak kita, kita harus bisa memaafkanya, terus merangkulnya, jangan berhenti menasehatinya dan sekali lagi terus mendoakannya. Boleh jadi anak-anak kita sekarang yang memusuhi kita, dengan perantara kesabaran dan doa kita dan hidaya dari Alloh, merekalah yang kelak akan memandikan jenazah kita, menguburkan kita, bahkan mendoakan kita selepas kita tiada. Semoga bermanfaat
@Sumber kuliah parenting bersama Bapak Ustadz Didik Eli Agus Landik.@
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren. Setuju pendapat IBu
Terimakasih ibu...