Pada awalnya, ketika saya ditunjuk oleh Bapak Kepala Sekolah untuk ikut acara ini, saya tidak paham. Writing camp? Menulis? Apa saya bisa? Apa yang harus saya tulis? Apalagi dalam waktu tiga hari dua malam. Saya sempat ragu, namun Kepala Sekolah meyakinkan saya bahwa saya bisa dan coba saja dahulu.

Tiga hari dua malam, hotel Pusako Bukittinggi 19 Nov s/d 21 Nov 2018. Alhamdulillah sangat bersyukur bisa ikut dalam acara ini. Kemping menulis atau kerennya dibaca writing camp, untung di hotel yaaa, nggak di tenda. Hehehe..

Acara yang diangkat dalam rangka HUT PGRI ke 73 ini di buka langsung oleh Bapak Bupati Agam pada Senin sore (19/11). Dihadiri oleh 180 guru-guru hebat dari kabupaten Agam dan kabupaten lain seperti Solok, Sawahlunto, Sijunjung, Pasaman, dan lain-lain.

Materi pertama di awali oleh Bapak Ihsan. Beliau memotivasi kami dengan menampilkan karya-karya para guru berupa bukunya. Yang terpikir dalam benak saya, mereka kok bisa? Mendengar motivasi tersebut saya pun terpacu untuk mulai serius. Mereka bisa, kenapa saya tidak.

Kemudian materi dilanjutkan oleh Bapak Murman. Tidak sekedar materi, kali ini langsung di praktekkan. Sebanyak 27 tugas harus selesai pada hari ini. Sangat menuntut memang dan saya pun tak ingat lagi yang saya tulis ini tugas keberapa. Dari tugas satu, loncat tugas dua, tugas tiga, tugas emapt, lagi, lagi, dan berlanjut terus. Namun disela kekeritingan kepala, beliau kembali membangkitkan semangat kami.

Tepuk satu, prok (Yes)

Tepuk dua, pro prok (Oke)

Tepuk tiga, prok prok prok (Semangat)

Tepuk empat, prok prok prok prok (Saya Bisa)

Begitu lah kira-kira suntikan semangat kami tadi. Meskipun di gasak dengan tugas-tugas yang banyak. Namun pengalamannya luar biasa. Bertemu pakar-pakar nan hebat, bapak Ihsan dan bapak Murman. Penulis-penulis hebat IGPPL, serta rekan-rekan guru yang sama-sama berjuang dalam writing camp ini, terutama rekan se camp saya bu Irmayanti, S.Pd. dan bu Suarni, S.Pd.

Terima kasih,