Kerja Sama Membuat Bakiak
23 November 2022 @Cernak
#Tagur hari ke-147 menuju 365 tahun ke-2
Karya: Joy Feyderika Kelas 4
Membuat Bakiak
Hari Senin saat pelajaran telah selesai Pa Guru memberi tugas kepada siswa kelas 4 membuat bakiak secara berkelompok.
“Anak-anak, ada tugas membuat bakiak ya!” membuat bakiak secara berkelompok,” pesan Pak Guru.
“Baik Pak,” kami menjawab serentak
Pulang seklah setelah bel pulang berbunyi, aku dan teman-teman berkumpul untuk membuat kelompok.
Pada hari Rabu, aku dan teman-teman berkumpul di lapangan sekolah. Sekitar pukul 07. 00 pagi. Ternyata ada sebagian teman-teman kami yang berbeda agama. Namun, itu tidak menjadi masalah, kami semua saling menghormati dan menghargai perbedaan yang ada.
“Ayo, Anindita, ikut kelompok kami saja, kami masih kurang satu,” ajakku sambil meraih tangannya.
Anindita sangat senang, dia sempat bingung mau masuk kelompok siapa.
“Terima kasih Joy, kamu baik sekali,” balasnya sambil tersenyum
Kami pun bekerja sama dalam membuat bakiaknya. Ternyata Pak Guru mengumumkan aka nada lomba bakiak.
Kami bersorak kegirangan.
“Ayo, teman-teman bakiak kita harus selesai, semoga kelompok kita yang menang,” ujarku menyemangati.
Dengan bekerja keras dan bersama-sama bakiak pun selesai. Rabu yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba, kelompok kami sudah siap semua.
Pak Guru mengundi kelompok yang akan bermain lebih dahulu.
“Ayo anak-anak tulis nama kelompok masing masing,” perintah Pak Kurni.
Semua kelompok menulis nama kelompoknya. Pak guru memasukkan nama-nama kelompok ke dalam gelas aqua. Pak Guru mengocok nama kelompok yang sudah masuk ke dalam gelas aqua. Semua kelompok menyaksikan dengan serius.
Pak guru membuka kerta yang digulung yang keluar pertama dan kedua.
“Kelompok yang main pertama adalah kelopok Mawar dan Melati,” ungkap Pak guru setelah membuka kertas yang tergulung.
Kami bersorak kegirangan, kelompok kami main melawan kelompok melati.
“Teman-teman kita harus kerja sama ya, jangan sampai ada yang jatuh, keseimbangan harus dijaga,” pintaku seirus
Teman-teman setuju yang aku katakana.
Kelompok yang akan berlomba berdiri di depan. Semua mengatur posisinya.
Hitungan ketiga kami melangkah sambil tertawa.
“Hayo, teman-teman kita harus kompak,” seruku.
Lawan kami sudah berjatuhan, kami tetap bertahan.
“Hayo-hayo,” teriak penonton sambil bertepuk tangan.
Garis finis sudah dekat, akhirnya kelompok kami menang. Tepuk tangan terdengar meriah menguasai lapangan sekolah.
Pak Guru pun mengumumkan pemenangnya.
“Selamat kepada kelompok Mawar,” kata Pak Guru sambil bertempuk tangan.
Kami pun berhamburan ke lapangan.
Aku menyadari ini semua karena kerja sama yang baik.
“Walau berbeda agama kami harus saling menghormati,” gumamku di hati
Jakarta, 23 November 2022
Salam literasi
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen.... Perbedaan itu kekayaan kita. Mantap, Bun
Terima kasih Bund hadirnya, sehat selalu
Bhinneka tunggal ika.
Terima kasih Pak Isak atas kunjungannya. Sehat selalu
Terimakasih admin tulisanku sudah tayang
Keren ceritanya. Semoga sehat selalu Bunda Seir.
Amin terima kasih Bund say. Sehat selalu