Quality Time with Family
Quality Time with Family
Disinilah kehangatan itu berada, dalam keluarga kecil yang bertempat tinggal di Kota Malang ini, tepatnya di Jl.Ciptomulyo. Terlihat seorang ayah bernama Zaidan Akmal yang mencoba menghidupi keluarganya dengan membanting tulang di sebuah Bengkel bernama Barokah Motor yang letaknya berada tepat di depan rumah. Sedangkan, istrinya bernama Syahira yang berprofesi menjadi seorang guru di SDN Kartika Kota Malang. Mereka dikaruniai 2 buah hati yang sangat mereka cintai, anak pertamanya yang bernama Mahira Nur Afriza yang sekarang ini bersekolah di SMPN 9 Malang, dan anak keduanya bernama Felisha Aulia yang sedang menempuh pendidikan di SDN Ciptomulyo Kota Malang.
Selama ini, mereka melakukan kegiatan masing-masing. Setiap pagi, Bu Syahira memasak dan selalu dibantu oleh suaminya. Tak lama kemudian, nampak Bu Syahira sudah memakai seragam dan bersiap untuk mendidik anak-anak bangsa, beliau berangkat bersama Mahira menuju sekolah, karena tempat kerja beliau searah dengan sekolah anak pertamanya, setiap hari mereka berangkat pukul 05.30 WIB dan kembali ke rumah pk. 16.00 WIB. Sebelum bekerja, Pak Zaidan selalu mengantarkan Felisha ke sekolah. Begitupun dengan hari-hari berikutnya. Saat sudah berada di rumah, terlihat raut muka mereka yang kelelahan karena banyaknya aktivitas yang dilakukan. Hanya di malam harilah, mereka dapat berkumpul bersama, bersenda gurau dan saling bercerita.
Namun, pada bulan Maret tahun 2020, keadaan begitu berubah, saat pandemi Covid-19 yang menyerang seluruh Negara di dunia, termasuk di Indonesia. Virus corona ini awalnya hanya ada di China saja, namun menyebar luas ke negara-negara lain. Dilansir dari blog KOMPAS.com tanggal 1 Mei 2020 terdapat kasus di Indonesia orang terinfeksi corona terbanyak berada di Jawa Timur. Hal ini yang membuat keluarga Pak Zaidan panik, dikarenakan Kota Malang berada di Provinsi Jawa Timur, yang saat ini terdapat kurang lebih 4.241 kasus positif corona di Provinsi Jawa Timur. Saat itu juga, pemerintah langsung sigap membuat Surat Edaran kepada seluruh warga Indonesia untuk tetap berada di rumah saja dan tetap tenang. karena rasa cemas yang berlebih ditakutkan akan menurunkan imun tubuh mereka, sehingga tubuh lebih mudah terserang penyakit. Di tengah wabah Covid-19, Pemerintah Kota Malang mengadakan program Isolasi Kawasan, sedangkan beberapa kota di Indonesia melakukan program PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) untuk menanggulangi penyebaran virus corona. Oleh karena itu, keluarga Pak Zaidan hanya berdiam diri di rumah dan diwajibkan menjaga jarak dengan orang lain.
Walaupun, semua orang sudah diliburkan untuk mengantisipasi penyebaran virus, tapi Bu Syahira tetap melaksanakan piket setiap hari Selasa di SDN Kartika. Setiap akan keluar rumah, tidak lupa beliau memakai masker guna mencegah penularan COVID-19 dan secara rutin mencuci tangan memakai sabun dengan air mengalir. Sedangkan kudua putrinya belajar di rumah secara daring.
Biasanya, di awal Bulan Suci Ramadhan dan di akhir menjelang Hari Raya Idul Fitri, mereka mudik bersilaturrahim ke orang tua dan sanak keluarga, tapi melihat kondisi saat ini sangat tidak memungkinkan untuk melakukan hal tersebut. Oleh karena itu, mereka berusaha menjadikan rumah seperti surga (Baitil Jannah). Setiap kegiatan yang ada di rumah, mereka buat segembira mungkin, agar tidak merasa bosan saat di rumah saja.
Puasa yang mereka laksanakan di tahun 1441 H berbeda dengan puasa di tahun-tahun sebelumnya. Puasa Ramadhan tahun ini berada di tengah-tengah pandemi Covid-19. Di bulan Ramadhan kali ini, karena semua daerah di lock down, maka mereka melaksanakan semua kegiatan di rumah saja. Untuk menjalankan aktivitas atau ibadah di Bulan Suci Ramadhan, seperti sholat berjama’ah, tarawih, dan tadarus yang awalnya dilaksanakan di musholla, sekarang semua kegiatan itu hanya bisa dilaksanakan di rumah bersama keluarga. Semua itu dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19, karena dalam hal ini mencegah lebih baik daripada mengobati.
Dulu, Bu Syahira melaksanakan sholat dhuha setiap tiba di sekolah, langsung bergegas menuju ke musholla, dilanjutkan kegiatan apel pagi di sekolah. dan pembiasaan sholat dhuha itu juga dilakukan oleh siswanya, yang diharapkan dari rumahnya sudah membawa wudhu, sehingga tiba di sekolah langsung dapat melaksanakan sholat dhuha. Waktu tidak dinas, Bu Syahira melaksanakan sholat dhukha di rumah bersama keluarganya.: “ Bun surat apa sih yang disunnahkan setelah Al-Fatihah pada rakaat pertama? Tanya Mahira. “Rokaat pertama setelah membaca surat Al-Fatihah hendaknya membaca surat Ad-Duha.” Sahut Bu Syahira. Felisha pun kemudian menanggapi “Sebenarnya, apa sih Bun, hikmah yang terkandung dalam surat Ad-Duha?”. “Hikmah surat Ad-Duha yakni yang pertama, kita menjadi sadar akan kesalahan kita selama ini, karena musibah yang terjadi merupakan penegur atas kesalahan yang telah diperbuat, yang kedua yakni kita akan diberi kemudahan melalui jalan benar dari Allah karena tidak ada jalan untuk takut tak berdaya atas pergolakan yang terjadi dalam perjuangan, atau meratapi kesedihan atau merasa sakit sampai tak mau bergerak, yang ketiga yakni kemenangan itu pasti datang, kenikmatan akan selalu Allah berikan kepada hambanya yang bersabar, hikmah yang keempat yakni Allah tidak akan meninggalkan hamba-Nya dalam keadaan kebingungan, hikmah yang kelima yakni Allah tidak akan membiarkan hamba-Nya dalam keadaan kelaparan.” Sahut Bu Syahira. Mahira kemudian ikut menyahut “kalau dirakaat kedua, surat apa?. Mahira memandang wajah ibunya dengan penuh semangat. “Dalam rokaat kedua kita disunnahkan setelah membaca surat al-Fatihah membaca surat Asy-Syarh, karena kandungan surat Asy-Syarh ayat ke-5 sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan dan di ayat ke 6 juga diulang kembali sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. luar biasa khan? Artinya yang namanya dosa selalu memberatkan, jika beban tersebut terangkat, sungguh suatu kenikmatan yang besar.” Jawab Bu Syahira.
Sebelum Covid-19 melanda, mereka biasanya melaksanakan sholat Dhuhur dan sholat Ashar di tempat mereka bekerja dan anak-anak di sekolah masing-masing. Dengan adanya COVID-19, dapat dipetik hikmah yang begitu besar yakni terasa indahnya sholat dhuhur bersama keluarga. Tak hanya itu, hikmah dari adanya COVID-19 ini, setiap detik waktu yang ada saat ini terasa begitu berharga, karena kita dapat lebih menghargai waktu, lebih bersyukur kepada Allah akan setiap detik waktu yang masih diberikan.
Kegiatan keluarga Pak Zaidan di rumah selama bulan suci ramadhan 1441 H setelah sholat subuh berjama’ah yakni bertadarus (membaca alqur’an yang dimulai juz 1). Pak Zaidan dan Bu Syahira memulai membaca Al Qur’an. Di sela-sela mengaji, Felisha menarik-narik mukena ibunya. “untuk apa sih.. Mama sering mengaji?” Bu Syahira memandang wajah putrinya, senyum lebar terpancar di wajah Bu Syahira “kaliyan sudah dewasa, seharusnya faham akan amalan mengaji di bulan suci Ramadhan ini, selain manfaat mengaji, kita harus bisa memasang target dalam satu bulan ini, kita bisa khatam sekali atau dua kali di bulan suci Ramadhan ini.” Felisha pun mengangguk dan melanjutkan mengaji.
Setelah melaksanakan sholat berjama’ah subuh, mereka bertadarus Al-qur’an, masing-masing dari pak Zaidan, ibu Syahira, dan kedua anaknya mengaji sesuai lanjutan dari surat-surat yang telah dibaca. Mahira nyeletuk bertanya: “Bunda, mengapa sih kita sekarang tidak sholat di musholla?” Bunda Shahira menjawab dengan lemah lembut, agar anaknya lebih faham: “Anakku, saat ini di luar masih ada virus corona, kita diharapkan untuk menjaga jarak dengan orang lain. Begitu juga dengan sholat berjamaah, jika kita takut untuk bersinggungan dengan orang lain, hendaknya kita sholat di rumah bersama keluarga. Kita cari saja hikmahnya, jarang lho kita seperti ini. Mahira mengangguk faham. Tetapi terlihat raut wajah Felisha yang binggung “Yah, apa sih keutamanan membaca Al-qur’an di bulan suci ramadhan?” Ayah menjawab pertanyaan dengan tegas “Ya Nak …kita sering melihat atau mendengar di musholla atau di masjid-masjid, orang membaca Al Qur’an sepanjang malam atau di waktu senggang dengan tujuan untuk mengkhatamkan. Keutamaan membaca Al-qur'an menurut hadist yakni HR. Tirmidzi yang berkata " Siapa yang membaca satu huruf dari Al Qur'an, maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan, semisalnya dan aku tidak mengatakan "alif lam mim" satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf, dan Miim satu huruf" HR. Tirmidzi dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami' no. 6469)." Maka dari itu, di Bulan Ramadhan saat ini, kita harus menjalankan perintah Allah beserta sunnah-sunnah Rasul. Salah satu pahala yang dapat di raih di bulan Ramadhan kali ini, yakni melalui kebaikan khatam Al Quran, karena setiap huruf yang dibaca akan dilipatgandakan sehingga pahala yang didapatkan akan berlipat ganda.
Suara adzan maghrib berkumandang, terdengar begitu indah dan menyejukkan hati. Keluarga Pak Zaidan selalu menunaikan Sholat magrib berjama’ah di Musholla. Namun untuk saat ini, keluarga Pak Zaidan masih mempertimbangkannya. “Ayo kita ke Mushollah Nak!” Seru Pak Zaidan. “ Tidak mau yah, aku di rumah saja untuk bulan-bulan ini.” Seru Mahira. “Kita tahu, tapi kalau kita pikir-pikir, bahwa sakit tidaknya seseorang itu bukan disebabkan kita di mushola”. (bisik Pak Zaidan dengan suara cukup pelan). Bu Syahira menanggapi “Ya, ibu faham, tetapi kita diharapkan oleh pemerintah, lebih baik sholat di rumah bersama keluarga, untuk mencegah penyebaran Covid-19 ini, semua itu kita lakukan demi keselamatan bersama.” Ayah menjawab: “Ya sudah, jika memang itu yang terbaik ..kalau begitu … ayah sholat di rumah saja, bersama kalian.” Pak Zaidan pun akhirnya setuju dan segera menunaikan sholat bersama keluarga di rumah.
Oleh Satiah
Malang, 4 Mei 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar