Perjuangan Hidup Seorang Perantau
Tahun ketiga di Kresida ASRI banyak beban, ujian yang ku hadapi. Bulan Februari tahun 2017 Kepala Sekolah wajib mengikuti test kembali untuk evaluasi kinerja selama bertugas. Evaluasi yang dilaksanakan seperti halnya test awal Calon Kepala Sekolah, test tertulis, wawancara, Presentasi serta diakhiri Test mengaji implementasi Visi Cianjur sebagai Kota Santri. Pada awalnya aku tidak mau ikut test karena orang tuaku sakit keluar masuk rumah sakit. Dengan dukungan saran Pengawas akhirnya aku harus ikut test.
Pikiranku antara orang tua dan test, hingga deadline waktu pendaftaran peserta test, aku baru bisa mendaftarkan untuk menjadi salah satu peserta walau hanya formalitas saja karena pikiranku hanya ke orang tua yang sakit. Aku bisa seperti begini syariatnya dari orang tua, ini yang menguatkanku untuk aku harus bisa merawat orang tua tinggal satu-satunya(Simbok). Aku trauma yang sudah berlalu, Almarhum Bapak meninggal, aku tidak bisa melihat apalagi merawat saat sakit. "Berderai air mataku ini, saat kutulis cerita ini"
Dimulai test kesehatan, terus test tertulis terlewati dengan lancar. Pada waktu test wawancara, presntasi aku terlambat datang karena kabar dati Jogja bahwa simbok semakin drop. Test tetap aku ikuti. Selesai test segera aku pulang untuk istirahat. Kurebahkan badan ini di kursi ruang tengah, kala itu bunyi berdering dari HP. Secepatnya aku lihat, ternyata adikku video call. Aku lihat simbok yang lahi di rumah sakit, tidak bicara hanya lambaian tangan saja. "Lik...yang kuat ya, nitip simbok, nanti juga sehat, aku belum bisa nengok karena belum beres test" saya bicara di video call tersebut ke adikku
Hati dan pikiranku tidak karuan perasaannya melihat simbok seperti itu, air mata tidak terbendung lagi, doa yang kupanjatkan "Sehatkan simbokku, dan berikan kesempatan aku untuk menengok dan merawat" Hampir setiap waktu adikku tlp bagaiamana perkembangan simbok hingga larut malampun aku tidak bisa memejamkan mata bagaimana anttara test belum selesai dan orang tua yang semakin drop. Semalam diskusi dengan suami dan anak-anak jika test aku tinggalkan dan jika tidak menjadi kepala sekolahpun tidak apa-apa. Kuputuskan pulang ke Kulon Progro lihat simbok di Rumah Sakit Nyi Ageng Serang. Pagi-pagi aku berangkat ke Jogja dan sudah bulat tidak ikut test terakhir yaitu test mengaji seperti ini keadaannya. Semoga ini juga jalan yang terbaik yang Alloh tuliskan buat aku. Alhamdulillah aku bisa ketemu dengan simbok walau kondisinya belum membaik. Selama 3 hari aku tunggu simbok di Rumah Sakit tetapi selama waktu itu hpku terus berdering, pesan di WA menyebutkan harus cepet pulang ke Cianjur ikut test mengaji, aku abaikan pesan tersebut. Pejabat Dinas tlp menyebutkan " harus mengikuti tst susulan mengaji secepatnya" walau sudah aku berserah diri apapun hasilnya aku terima iklhas tetapi nada nasehatnya yang membuatku semakin lemah. Ujian paling hebat saat itu.
Disamping simbok saya bicara" mbok, aku ditlp dari Cianjur, kon nyusul test secepete" Simbok bicara" rapopo bali Cianjur disik aku sisuk yo mari" netes air mataku saat itu. Pulang ke Cianjur dihari ke empat malam hari. Sepanjang perjalanan ke Ciwnjur terus komunikasi dengan adik kontrol kondisi simbok. Sampai di Purwokerto adikku bicara" mbak,,...simbok drop arep dipindah ke Rumah Sakit Wates" antara balik lagi atau lanjut Cianjur?? Test menunggu dan harapanku semoga simbok pindah le Rumah Sakit Wates secepatnya sehat.
Singkat cerita sampai di Cianjur, hari minggu malem dan Senin harus mengikuti test susulan mengaji. Sementara simbok di rumah sakit Wates dirawat di sana selama 10 hari. Tepat tanggal 9 April 2017 pukul 14.00 WIB adiku tlp menyebutkan simbok semakin kritis fan tepat pukul 16.30 WIB simbok dipanggil Alloh selamanya aku ga bisa menyaksikan, tangisanku tidak terkendalikan, traumaku terulang kedua orang tua meninggal, aku tidak ada disamping mereka. Selamat jalan simbokku....Al Fatihah..
Bersambung
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Haru biru ... Be tough.
Ikut menangis
Tulisan sampai di episode itu berarkhirnya berderai wae pak
Aamiin...Yaa Robbal'alaamiin...Ujian terberat yang kujalani tpi yakin semua ini sudah tertulis dilaumahfud...Terima kasih ibu...ibu yang sudah mendoakan. Semoga jadi amal ibadah. Aamiin
Ya Allah Bu. Sabar Bu semuanya rahasia Allah. Semoga alm husnul khotimah dan diterima di sisi Allah.
Alfatihah