UCAPAN TAHUN BARU DARI MURID (Tantangan Baru 2)
Adalah muridku yang hanya kubimbing sekitar sebulan dalam menghadapi seleksi Olimpiade Sains Nasional mata pelajaran Matematika. Dulu OSN, sekarang bernama Kompetisi Sains Nasional (KSN). Mereka secara langsung adalah bukan murid-muridku di sekolah tempatku mengajar. Namun perhatiannya sangat luar biasa kepada saya sebagai fasilitatornya dan pendampingnya.
Mereka itu adalah anak-anak pilihan, yang otaknya luar biasa cemerlang. Soal-soal sesulit apapun di KSN ini dapat mereka jawab. Saya salut akan kemampuannya. Tak semua guru matematika bisa menjawab soal-soal tersebut. Khusus murid-murid yang mendapatkan medali (baik perunggu, perak, atau emas), kebanyakan pada mereka ada kesamaan karakter. Karakter baik yang mereka miliki, antara lain: ramah, sopan, tidak sombong, rendah hati, santun, mau berbagi ilmu, dan gemar menolong.
Sebaliknya, murid yang memiliki karakter sombong, tak peduli, angkuh, tak mau berbagi… umumnya banyak memiliki kegagalan dan tak mendapat medali apapun.
Beberapa tahun ini saya mengamati, ternyata karakter anak-anak hebat itu memiliki sifat rendah hati, tidak sombong, dan mau berbagi serta tidak melupakan jasa para pembimbingnya. Meski mereka sudah ada yang bersekolah di luar negeri maupun dalam negeri, seperti di NTU, MIT, NUS, UI, ITB, dan sebagainya . Setiap even hari besar nasional selalu mengirimkan ucapan. “Selamat Tahun Baru yaa Buu..”; “Selamat Idul Fitri yaa Buu, Maaf Lahir dan Batin..”; “Selamat hari Ibu, Semoga selalu menjadi Ibu yang sabar dan meng-inspirasi..”; “Selamat Hari Guru yaa Buu, semoga sehat selalu..”; dan sebagainya.
Tak hanya tahun baru. Kadang saat Idul Fitri, Idul Adha, Hari Ibu, Hari Guru, Hari Kemerdekaan, dan sebagainya. Murid-murid hebat itu senantiasa mengucapkan meski hanya lewat whatsapp. Orangtua muridnya pun begitu. Sampai sekarang masih ada yang selalu ingat. Setiap lebaran Idul Fitri selalu kirim bingkisan lebaran. Memang tidak semua orangtua melakukan itu. Namun, perhatian mereka itu memberikan penghargaan yang sangat berarti.
Yang dapat saya simpulkan adalah kebaikan itu pasti akan meninggalkan jejak. Jadi, jangan pernah berhenti berbuat baik. In-syaa Allah, perbuatan baik itu akan kembali kepada diri kita. Percayalah… Wallahu a’lam. Tabik.
Depok, 2 Januari 2022.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Thanks yaa Russel... Filbert... Stephen... Erin... Andrew... dan yang lainnya yang tak tersebut.. Kalian luar biasa... Masih mau berbagi... dan tak melupakan kami...
Thanks yaa Russel... Filbert... Stephen... Erin... Andrew... dan yang lainnya yang tak tersebut.. Kalian luar biasa... Masih mau berbagi... dan tak melupakan kami...
Betul bu, tak ada kebaikan yang sia-sia
hehehe..... trims yaa komennya... Salam literasi....