Saptina Aryani

Praktisi hewan kecil sekaligus jadi dokter hewan yang kerjanya mantengin sapi, ayam dan domba yang dipotong di sebuah RPH Pemerintah. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Run Mama, Run!
Perlengkapan kerja dokter hewan di abbattoir

Run Mama, Run!

N

"Duuuh.. telat lagi". Netra melirik jam di pergelangan tangan kiri. Tinggal tersisa waktu 5 menit untuk absen GPS. Posisi saya masih sudah dekat dengan kantor tapi masih ada satu lampu lalu lintas yang belum terlewati. Dan lampu lalu lintas yang ini terkenal lama kalau sudah menyentuh warna merah.

Kanto saya menggunakan aplikasi absensi yang bisa diakses melalui ponsel. Praktis sih jadinya. Tidak harus berebut menempelkan jempol di mesin finger print. Tapiiiii...absensi pokemon ini (begitulah kami menyebutnya. Karena berburu titik absen ini membuat kami seperti sedang memainkan game berburu pokemon) menurut saya menyebalkan sekali.

Telat sedetik pun langsung terbaca di sistem, mending kalau tidak berpengaruh apa - apa. Tapi kinerja dan kedisiplinanku alamat dapat raport merah kalau seperti ini terus.

Dulu masih ada toleransi 4 menit, tapi semenjak awal tahun kemarin sistem berubah. Toleransi lenyap. Pokoknya kami harus sudah absen paling telat pukul 7.30 teng. Ga pake nawar. Lewat dr 7.30 selamat gaji anda dipotong

Pulangnya pun begitu. Jam kerja di tempatku dari 7.30 s.d 16.00. Kelupaan absen pulang terlalu cepat alamat dipotong juga gaji.

Jadi tak ada itu yang namanya PNS datang pukul 10.00 pulang jam 14.00. Semua terekam dengan baik oleh sistem.

Dengan posisi rumah yang cukup jauh dari kantor, saya hanya bisa pasrah. Yang penting saya berusaha berangkat awal. Tapi namanya punya bocah batita, tak usah berharap banyak urusan di pagi hari bisa selesai dengan cepat dan sempurna.

Oh no. Sudah lama saya menurunkan standar kebersihan dan kerapian rumah. Yang penting sudah tersedia segala sesuatu yang dibutuhkan anak - anak saat saya pergi. Semua demi satu kata : WARAS.

Yup. Sebagai ibu bekerja full time, tak jarang saya merasa stres dan ingin menyerah saja dengan berhenti dari pekerjaan. Tapi saya tahu, jika saya di rumah saja, saya bisa emosi jiwa. Pasti saya selalu marah - marah dan siapa lagi yang jadi sasaran nantinya kalau bukan anak - anak?

Saya salut dengan ibu rumah tangga yang bisa betah di rumah terus. Menjaga anak yang masih kecil apalagi lebih dari satu membutuhkan kesabaran ekstra. Jika tak pandai -pandai mengelola emosi, sang ibu bisa mengalami depresi akhirnya anak - anak yang jadi pelampiasan.

Karenanya dukungan dari suami sangat penting sekali. Dukungan itu tidak hanya berupa nafkah saja, tapi kesediaan suami menjaga anak - anak di kala istri sibuk membersihkan rumah dan lain - lain sangat menyenangkan sekali. Apalagi jika suami ikut serta membersihkan rumah, duh rasanya seperti dapat durian musang king gratis hahahaha.

Kembali ke posisi tadi...Alhamdulillah tumben sekali lampu merahnya ditiadakan berganti menjadi lampu kuning yang berkedip -kedip centil. Segera saya lajukan motor. akhirnya saya masuk ke parkiran kantor. Bergegas berlari mencari titik absen alhamdulillah tepat pukul 7 lebih 29 menit 59 detik saya berhasil absen.

Yes! Tak jadi potong gaji dong. Horee!!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post