Dunia pendidikan sedang dalam ujian. Masa Pandemi Copid-19 tidak pernah diprediksi atau pun terpikirkan sebelumnya. Situasi dunia pendidikan saat sebelum pandemi copid-19 dan sesudah pandemic sungguh sangat bebeda. Di saat-saat Pak Menteri dengan gebrakan “ Merdeka Belajar” semua menyambut dengan penuh harapan. Sebuah gebrakan yang kedengarannya bombastis sehingga kalangan pendidik menaruh harapan besar akan ada perubahan yang bukan indah di atas kertas tetapi betul-betul indah dan solutif terhadap masalah dunia pendidikan hari ini.

Bukankah diawal periode pertama pemerintahan Jokowi dan Yusuf Kalla, ada istilah Revolusi mental? Sebuah gebrakan yang juga sangat menantang Sehingga semua menunggu wujud nyata Revolusi Mental meski saat ini ada suara tidak ada gambar alias hanya tinggal program!

Merdeka belajar adalah sebuah harapan besar. Karena di saat-saat dunia pendidikan menghadapai masalah besar hususnya krisis moral generasi muda kita, muncul menteri penomenal dengan usia yang sangat belia, dengan latar belakang dari non kependidikan dengan gebrakan “ Merdeka Belajar”. Merdeka belajar adalah sebuah gagasan yang yang mengagetkan kalangan pendidik. Membuat penasaran sosoknya yang sesungguhnya.

Apakah “ Merdeka belajar” yang dicanangkan menteri pendidikan akan berbuah manis yang akan dicicipi segera dalam waktu singkat oleh siswa – siswi kita?

Atau “Merdeka belajar” hanyalah program yang masih tahap coba-coba?

Ataukah memang Merdeka belajar akan berlari kencang andai Dunia pendidikan tidak dalam masa sulit atau justru kedua-duanya. Sehingga muncul istila "Gebrakan Merdeka belajar ditunggu atau diharap"

#Tantangan menulis 90 hari

#Tantangan menulis hari ke 85