Samsul Azwar

Guru IPA di SMPN 1 Muara Bungo, Kabupaten Bungo Provinsi Jambi.Jebolan Pendidikan Biologi FKIP Universitas Sriwijaya. SD sampai SMP di Selesaiksn di Metro Lampu...

Selengkapnya
Navigasi Web
GURU BUKAN ORANG HEBAT?
Gambar didownload dari Salah satu Aplikasi belanja daring.

GURU BUKAN ORANG HEBAT?

Mari kita bahas ini. Sepertinya banyak yang setuju, karena banyak yang membagikan gambar diatas (termasuk diantaranya guru) melalui media sosial bahkan ke produk. Itu gambar iklan kaos yang dijajakan di aplikasi penjualan daring, bunyi tulisannya **Guru memang bukan orang hebat** Tetapi semua orang hebat adalah berkat jasa seorang guru.

Kelihatannya bagus , indah sekali. Begitu berjasanya seorang guru. Tetapi kalau kita baca lagi, ternyata pujian dikalimat kedua membuat pembaca terlena pada kalimat awal “Guru memang bukan orang hebat”, what? Berarti kalimat ini kalau ditafsirkan semua guru bukan orang hebat!

Percayakah kita dengan kalimat yang banyak tersebar dan dibagi-bagikan ini? Mari kita lihat fakta , maka guru adalah orang hebat dan orang hebat adalah guru. Bagaimana bisa memisahkan keduanya. Banyak tokoh yang ternyata guru dan melahirkan banyak orang hebat. Ki Hajar Dewantara, R.A Kartini, H.O.S Tjokroaminoto, Dewi Sartika, K. H. Ahmad Dahlan , K.H. Hasyim Asa’ari, Jenderal Besar Soedirman K.H Abdurrahman Wahid dan lainnya yang sebagian besar adalah mereka yang berperan dalam kemerdekaan dan mengisi kemerdekaan. Nama terakhir bahkan disebut Guru Bangsa. Bagaimana kita bisa menafikkan bahwa mereka orang hebat?

Untuk sedikit mengajak kita berfikir, berikut ini kita bahas salah satu tokoh hebat yang dalam biografinya pernah mengakui dirinya sebgai seorang guru : Dr (HC) Ir. Soekarno.

Dr (HC) Ir. Soekarno , Proklamator , presiden pertama Republik Indonesia siapa yang tidak mengakui kehebatannya. Beliau mengaku seorang guru. Apa iya? Seperti dikisahkan dalam buku “Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, Biography as Told to Cindy Adams, Sukarno memiliki murid dan kelas.

“ … dikisahkannya tentang Dr.Setiabudi yang datang sendiri kepada beliau sembari bertanya, "Bagaimana pendapatmu sesungguhnya, bisakah engkau mengajar? "Dan kuulangi dengan suara yang tergoncang dan tersinggung, "Apakah saya bisa mengajar? Tentu saya bisa mengajar. Tentu saja saya bisa. Sudah pasti. "Ilmu pasti juga?" Ya, ilmu pasti juga. "Aneh, kenyataannya aku menghadapi kesukaran justru dalam pelajaran sejarah. Kelasku berjumlah 30 orang murid, termasuk Anwar Tjokroaminoto.”

Dr (HC) Ir. Soekarno juga seorang guru innovator yang out of the box masih dari buku biografinya seperti cuplikan berikut :

“Tak seorangpun memberiku petunjuk dalam cara mengajar. Jadi aku mencobakan caraku sendiri. Sayang, aku tidak berhasil mendekati metode yang resmi. Dalam pelajaran sejarah aku mempunyai gayaku sendiri. Aku tidak menyesuaikan sama sekali teori bahwa anak‐anak harus diajar secara kenyataan. Angan‐anganku ialah hendak menggerakkan mereka supaya bersemangat. Aku lebih berpegang pada pengertian sejarah daripada mengajarkan nama‐nama, tahun dan tempat. Aku tak pernah memusingkan kepala tentang tahun berapa Columbus menemukan Amerika, atau tahun berapa Napoleon gagal di Waterloo atau hal‐hal lain yang sama remehnya seperti apa yang biasanya mereka ajarkan di sekolah. Kalau seharusnya aku memperlakukan murid‐muridku sebagai anak‐anak yang masih kecil, yang kemampuannya dalam mata pelajaran ini terpusat pada mengingat fakta‐fakta, maka aku berfalsafah dengan mereka. Aku memberikan alasan mengapa ini dan itu terdjadi. Aku memperlihatkan peristiwa‐peristiwa sejarah secara sandiwara. Aku tidak memberikan pengetahuan secara dingin dan kronologis. Ooo tidak, Sukarno tidak memberikan hal semacam itu. Itu tidak bisa diharapkan dari seorang orator yang berbakat dari lahirnya.”

Walaupun pemerintah Hindia Belanda melalui penilik sekolah tidak mengakui Sukarno sebagai guru, beliau menyatakan sendiri bahwa ia seorang guru, baca cuplikan berikut masih dari buku yang sama.

“ … Ia berkata kepadaku, "Raden Sukarno, tuan bukan guru, tuan seorang pembicara! "Dan inilah akhir daripada karierku yang singkat sebagai guru.”

DR(HC).Ir. Sukarno adalah guru, dan ia orang hebat!

Kembali ke awal, kaalimat “Guru memang bukan orang hebat” adalah sama tidak benarnya dengan “Petani memang bukan orang hebat”, “Sopir Memang bukan orang hebat”. Profesi disandangkan ke banyak personal. Personal itu (dengan berbagai penafsirran dan siapa penafsirnya) bisa jadi orang hebat dan bisa jadi orang tidak hebat. Tetapi profesi itu sendiri adalah hebat sejauh profesi itu positif. Jadi bagi kita (kalau ada yang bersedia ikut) kalimat yang layak adaah “ Guru Hebat menghasikan Banyak Orang Hebat”.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Setuju !

28 Nov
Balas

Sangat setuju, lalu bagaimana menjadi Guru hebat, ya, menghasilkan murid berkarakter

26 Nov
Balas

Kita semua hebat

18 Feb
Balas

Keren pak ulasannya. Izin follow dan folback pak.

18 Feb
Balas

Setuju. "Guru adalah orang hebat dan semua orang hebat berkat jasa dari guru".

16 Feb
Balas



search

New Post