Karakteristik Hots
Tantangan hari ke 32
#tantangangurusiana
Sedikit mengingat kembali ketika saya di tugasi mengikuti kegiatan pembekalan guru inti di Kota Surabaya yang mempelajari beberapa hal yang terkait dengan penyusunan RPP, penyusunan soal atau penilaian yang berbasis higher order thinking skills yang disingkat HOTS. Kegiatan kami bersama guru matematika dan juga guru produktif se Indonesia yang diwakili dari beberapa daerah selama 8 hari di bekali dengan bermaccam maccam ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan pembelajaran dan penilaian HOTS.
Materi yang akan saya tulis disini adalah mengenai karakteristik HOTS. Kutipan dari materi buku pegangan adalah pengertian berpikir, Pengertian berpikir ini menurut kesepakatan para ahli para tokoh pemikir bersepakat bahwa berpikir merupakan suatu kegiatan mental yang dialami seseorang ketika orang tersebut dihadapkan pada situasi atau suatu permasalahan yang harus dipecahkan. Berpikir selalu berkaitan dengan proses mengeksplorasi gagasan, membentuk berbagai kemungkinan atau alternatif-alternatif yang bervariasi, dan dapat menemukan solusi.
Proses berpikir secara luas diambil dari Taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh Anderson & Krathwohl (2001). Yang dirumuskan pada enam level berpikir yaitu: Mengingat (remembering), Memahami (understanding), mnerapkan (applying), Menganalisis (analyzing), mengevaluasi (evaluating), mengkreasi (creating). Enam proses berpikir ini jika di berikan kode dimulai dari C1, C2, C3, C4, C5, dan C6. Keenam proses berpikir ini telah diurutkan dari yang berpikir tingkat rendah samapi dengan berpikir tingkat tinggi.
Mengingat (remembering) merupakan level proses berpikir paling rendah. Karena mengingat adalah memanggil kembali kognisi yang sudah ada dalam memori otak kita. Memahami (understanding) satu level lebih tinggi dibandingkan dengan mengingat. Dengan memahami sesuatu akan mampu menggunakan ingatannya untuk membuat deskripsi, menjelaskan, atau memberikan suatu contoh dari apa yang telah diingatnya. Juga dengan memahami sesuatu maka akan mampu melakukan kembali hal-hal yang dipahaminya pada situasi yang baru atau situasi yang berbeda, sehingga dia akan bisa mencapai level berpikir aplikasi (applying) penerapan. Jika sudah mampu melakukan belum bisa dikatakan bisa menyelesaikan masalah yan timbul. Kecenderunganya adalah mengulang ulang proses yang pernah dilakukan. Untuk mampu menyelesaikan masalah perlu konsep berpikir tingkat tinggi seperti di urutan mengingat, memahami dan menerapkan, hal ini yang termasuk dalam berpikir tingkat tinggi, dilanjutkan dengan menganalisis, mengevaluasi dan mengreasi. Klau sudah sampai mengkreasi ini cara berikir sudah tingkat tinggi.
Karakter soal yang sudah mengacu pada berpikir tingkat tinggi adalah: sudah menunjukan transfer satu konsep ke konsep lainya; Sudah mampu memproses dan menerapkan informasi; bisa mencari kaitan dari berbagai informasi yang berbeda-beda (mengkaitkan beberapa maslah); Mampu menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah;terakhir sudah bisa menelaah ide dan informasi secara kritis.
Apabila peserta didik sudah mampu berkreativitas dalam permasalahan HOTS jika sudah mampu menyelesaikan permasalahan yang tidak familiar atau soal nyata di kehidupan sehari hari, mempunyai kemampuan menyelesaikan masalah dari berbagai sudut pandang yang berbeda juga mengevaluasi strategi yang digunakan; mampu menemukan model-model penyelesaian baru yang mestinya mengginakan cara yang berbeda dengan cara – cara biasanya. Sehingga siswa mempunyai jawaban yang bermacam macam cara beda. Siswa dituntut untuk berpikir yang keras dalam menemukan cara penyelesaian masing masing ( tidak harus cara sama).
Pada pembelajaran ini kalau benar diterapkan dilapangan memang benar hebat. Siswa dalam berpikir tidak selalu hanya di tingkat level C1, C2 saja. Keberhasilan ini memang harus didukung dengan kesamaan visi dan tujuan dalam pembelajaran, sekaligus pemberian stimulus bagi tenaga pengajar dan semua pihak yang terkait. Pembekalan guru mata pelajran selalu diadakan secara terus menerus. Datngkan Tim ahli di bidang itu dan lakukan bebrapa percontohan di sekolah sekolah yang dirasa bisa sebagi contoh.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar