Salvia Novita,S.Pd

Lahir Suliki, 25 November 1977. Menjadi guru Matematika di MTsN 5 Pesisir Selatan. ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Gerakan Literasi oleh Orang Tua Selama Menjalani Masa Stay At Home

Program gerakan literasi sekolah yang dicanangkan pemerintah hendaknya juga bisa diterapkan oleh orang tua selama anak-anak menjalani masa stay at home. Bentuk gerakan literasi tersebut haruslah didahului oleh orang tua sehingga anak dapat mengikutinya. Bagaimana bentuk gerakan literasi orang tua terhadap anak-anak selama masa stay at home?

Secara umum gerakan literasi bertujuan untuk membudayakan membaca dan menulis. Namun dalam pelaksanaannya lebih dari sekedar membaca dan menulis. Literasi dapat diawali dengan kegiatan mendengar sesuatu, kemudian seseorang dilatih untuk membicarakan apa yang telah didengar tersebut. Setelah dibicarakan kemudian cari sumber-sumber yang relevan untuk dibaca secara cermat kemudian bisa ditulis menjadi sebuah tulisan. Jangan lupa orang tua tetap memberikan reward pada anak-anak sehingga mereka bisa tetap semangat dalam berliterasi.

Orang tua bisa mencarikan atau menceritakan suatu topik, anak-anak mendengarkannya. Kemudian melalui sumber-sumber yang ada anak-anak bisa membacanya untuk kemudian menceritakan kembali atau dapat memberikan ide, gagasan, pendapat, atau komentar dari topik tersebut. Tak perlu harus dalam situasi formal, orang tua bisa melakukan semua ini ketika sedang makan di meja makan, saat gotong royong di halaman rumah, saat memasak di dapur atau sedang berkumpul bersama-sama keluarga.

Orang tua juga bisa menyediakan buku-buku fiksi atau non fiksi sebagai bacaan anak-anak dalam mengisi suasana selama di rumah. Ajak anak-anak untuk gemar membaca. Tanamkan kepada mereka bahwa dengan membaca kita akan memperoleh wawasan yang luas.

Berdasarkan data UNESCO minat baca di Indonesia 0,001 (sumber: https://kompas.id/baca/utama/2019/02/23/minat-baca-warga-indonesia-rendah/ ). Artinya dalam 1000 orang, hanya 1 orang yang mempunyai minat baca. Begitu rendahnya minat baca bangsa kita.

Selain menyediakan buku-buku di rumah, orang tua juga perlu memperkenalkan kepada anak-anak tentang berbagai media untuk kebutuhan berliterasi. Media itu adalah media cetak, elektronik dan digital. Orang tua harus bisa menyampaikan kepada anak-anak bahwa dalam penggunaan berbagai media mempunyai dampak possitif dan negatif. Dampak positifnya kita dapat mengakses dan menyebarkan segala informasi dengan mudah dan cepat. Dampak negatifnya adalah akan ada informasi yang belum atau tidak sesuai dengan umur anak-anak. Untuk penggunaan media bagi anak-anak harus mendapat pengawasan penuh dari orang tua. Orang tua harus memberi pemahaman positif dalam penggunaan teknologi yang beretika.

Anak-anak juga harus mendapatkan pengetahuan dari orang tua tentang penggunaan teknologi. Kalau orang tua tidak atau belum paham tentang itu, bisa meminta bantuan pada orang lain seperti kakaknya, tetangga, dal lain-lain.

Hal ini tidak akan terwujud jika orang tua awam dengan masalah literasi. Tidak semua orang tua berpendidikan sarjana, bahkan ada hanya tamatan SD atau SMP. Disinilah dituntut peran organisasi masyarakat, relawan-relawan kemanusiaan untuk bisa memberikan penyuluhan kepada orang tua terutama masalah pendidikan anak-anak bangsa. (10/04/2020)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post