Es Batu Balok
Pada tahun 80-an belum banyak rumah yang memiliki kulkas. Rumah yang ada kulkasnya waktu itu dianggap penghuninya sebagai orang berada (kaya). Bagi orang-orang yang hidupnya serba berkecukupan dan belum mempunyai kulkas terpaksa harus membeli es batu untuk membuat minuman dingin. Apalagi saat bualan Ramadhan tiba.
Es batu yang dijual pada zaman itu bukanlah yang dibungkus plastik, tetapi es batu balok (batangan) yang dilumuri dengan sekam. Sekam adalah kulit bulir padi yang telah ditumbuk. Tujuan dilumuri sekan adalah agar es tidak terlalu cepat mencair.
Di zaman itu saya menduduki bangku SD. Ketika hari telah mulai pukul 5 sore, saya dan kawan-kawan sama-sama berjalan kaki mendatangi kedai yang ada menjual es balok batangan. Jarak kedai dari rumah kira-kira satu kilometer. Wuuuih serunya bukan main, jalan kaki bersama-sama sambil bercerita tentang kegiatan untuk tarawih malam nantinya. Pakai antri, sebab tak banyak kedai yang menjualnya. Asyiknya lagi, melihat es yang ukuran besar tersebut dipotong dengan menggunakan gergaji, layaknya memotong kayu.
Sesampai di rumah teh sudah disediakan ibu dalam teko. Es batu tadi di cuci dulu sampai bersih, kemudian baru diisikan ke dalam teko yang berisi teh. Ketika beduk di mesjid berbunyi, menandakan waktu berbuka telah dibolehkan akhirnya kami sekeluarga dengan segera menikmati teh es tadi. Itu merupakan pengalaman waktu kecil yang menyenangkan selama bulan Ramadhan.
Saat ini, anak-anak tak kenal lagi dengan es balok batangan. Mereka taunya es batu yang ada dalam kulkas. Alhamdulillah, sekarang ini sudah hampir setiap rumah memiliki kulkas.
Untuk saat ini mengkomsumsi es balok batangan tidak dibolehkan lagi. BPOM melarang keras untuk memngkomsumsi es balok batangan karena dikhawatirkan sumber air yang digunakan untuk membuat es batu tersebut tidaklah air yang bersih dan sehat. Es balok batangan banyak mengandung kuman dan bakhteri yang dapat membahayakan pencernaan manusia (Sumber: Liputan6.com-Awas bahaya mengkomsumsi es balok)
Saat ini es balok lebih banyak digunakan sebagai pendingin ikan setelah ditangkap dari laut dan kemudian disimpan di tempat penyimpanan (gudang ikan laut) dengan tujuan agar ikan tetap awet dan segar. (26/04/2020)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar