Saiful Rokib,S.Pd.I

Saiful Rokib adalah seorang pria sederhana yang dilahirkan sepasang petani yang tinggal di sebuah desa pinggir pantai. Pendidikan SD hingga SMA ia tempuh di Kab...

Selengkapnya
Navigasi Web
WALI SANGA BAGIAN 4 SUNAN MURIA, SUNAN KUDUS DAN SUNAN GUNUNG JATI Tagur ke-215

WALI SANGA BAGIAN 4 SUNAN MURIA, SUNAN KUDUS DAN SUNAN GUNUNG JATI Tagur ke-215

A. SUNAN MURIA

Sunan Muria merupakan putra dari Sunan Kalijaga dan Dewi Sarah binti Maulana Ishaq. Jadi Sunan Muria masih terhitung sebagai keponakan dari Sunan Giri. Nama asli Sunan Muria adalah Raden Prawoto atau Raden Said atau Raden Umar Said. Dalam berdakwah, Sunan Muria mengadopsi cara yang dilakukan ayah beliau, Sunan Kalijaga yakni dengan pendekatan kesenian. Beliau menciptakan tembang Sinom dan Kinanti. Gelar Muria sendiri disematkan kepada beliau karena beliau berdakwah di sebuah gunung bernama Muria.

Sunan Muria berdakwah kepada para petani, pedagang, nelayan dan para pelaut. Beliau mengajarkan cara bercocok tanam dan berdagang yang sesuai dengan ajaran Islam. Selain mengajarkan berbagai keterampilan, Sunan Muria mengajarkan agar bersifat arif kepada alam. Beliau menekankan bahwa fungsi manusia di bumi bukan hanya sebagai abdullah (hamba Allah) yang selalu taat dalam beribadah sebagai seorang hamba Allah, manusia juga berperan sebagai khalifah (wakil) Allah di muka bumi yang bertugas untuk mengelola bumi agar tetap seimbang.

Sunan Muria diperkirakan wafat pada tahun 1551 M. Sunan Muria memiliki beberapa anak antara lain Sunan Nyamplungan, Pangeran Santri dan Raden Ayu Nasiki.

B. SUNAN KUDUS

Nama asli Sunan Kudus adalah Raden Ja’far Shadiq putra Sunan Ngudung atau Raden Usman Haji dan Syarifah Ruhil atau Dewi Ruhil yang bergelar Nyai Anom Manyuran. Syarifah Ruhil adalah cucu Sunan Ampel. Sunan Kudus dipanggil juga Raden Undung, Raden Untung dan Raden Amor Haji. Beberapa sumber menyebutkan bahwa Raden Ja’far Shadiq sebenarnya berasal dari Al-Quds, Palestina. Beliau merantau mengikuti keluarga dan kakek beliau untuk menetap di Tajug (nama lama Kudus). Beberapa sumber juga menyebutkan bahwa Sunan Kudus adalah keturunan Nabi Muhammad SAW.

Dalam berdakwah, Sunan Kudus mengedepankan sikap toleransi kepada masyarakat sekitar yang masih menganut agama Hindu dan Budha. Sebagai bentuk toleransi, beliau melarang umat Islam di Kudus menyembelih sapi saat Idul Adha karena dikhawatirkan dapat menyinggung perasaan umat Hindu yang menganggap sapi sebagai hewan suci dan sebagai gantinya, kaum muslim di Kudus menyembelih kerbau. Tradisi itu masih berlangsung hingga kini pada sebagian masyarakat Kudus meskipun kini hampir semua penduduk Kudus adalah kaum muslimin.

Peninggalan Sunan Kudus adalah Menara Masjid Kudus yang unik seperti candi, Tembang Maskumambang dan Tembang Mijil. Sunan Kudus sendiri diperkirakan wafat pada tahun 1550 M dan dimakamkan di sebelah barat Masjid Kudus.

C. SUNAN GUNUNG JATI

Nama asli Sunan Gunung Jati adalah Syarif Hidayatullah. Beliau diperkirakan lahir pada tahun 1448 M. Ayah beliau bernama Syarif Abdullah Umdatuddin bin Ali Nurul Alam sedangkan ibu beliau bernama Nyai Rara Santang (setelah memeluk Islam berganti nama menjadi Syarifah Mudaim) putri Prabu Siliwangi, Raja Pajajaran.

Sunan Gunung Jati terkenal akan keluasan ilmu dan pengaruh beliau yang besar karena hubungan kekerabatan beliau dengan Prabu Siliwangi. Sunan Gunung Jati mendirikan Kerajaan Cirebon yang memiliki wilayah kekuasaan dari pesisir Cirebon hingga pedalaman Pasundan atau Priangan. Beliau berkuasa pada tahun 1479 – 1568 M. Beliau wafat pada usia 120 tahun dan dimakamkan di Kompleks Makam Gunung Sembung, Gunung Jati Kabupaten Cirebon. Gelar Sunan Gunung Jati diberikan kepada beliau karena makam beliau yang terletak di Gunung Jati. Peninggalan beliau yang masih ada hingga sekarang adalah Masjid Merah Panjunan, Kumandang Adzan Pitu dan Kereta Kencana Singa Barong, kendaraan yang dulu beliau gunakan untuk berdakwah.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post