Saiful Rokib,S.Pd.I

Saiful Rokib adalah seorang pria sederhana yang dilahirkan sepasang petani yang tinggal di sebuah desa pinggir pantai. Pendidikan SD hingga SMA ia tempuh di Kab...

Selengkapnya
Navigasi Web
KERUNTUHAN DINASTI UMAYYAH Tagur ke-11

KERUNTUHAN DINASTI UMAYYAH Tagur ke-11

Dinasti Umayyah telah memerintah dunia Islam selama 90 tahun dengan wilayah kekuasaan yang luas meliputi Timur Tengah, Persia, Kirgistan, Uzbekistan, Turkmenistan, Pakistan, Afghanistan, Persia, Asia Kecil, dan Irak di Timur, Aljazair, Maroko, Portugal dan Spanyol. Pada masa-masa akhir Dinasti Umayyah empat khalifah hanya mampu memerintah selama tujuh tahun, yakni Al-Walid II, Yazid III, Ibrahim dan Marwan II. Khalifah terakhir Dinasti Umayyah adalah Marwan II. Pada tahun 750, pasukan dari khalifah Marwan II (Dinasti Umayyah) bertempur dengan pasukan gabungan dari Persia, Syiah dan Bani Abbas yang dipimpin oleh Abu Muslim Al-Khurasani dan Abul Abbas As-Safah di sekitar Sungai Zab. Di atas kertas kekuatan pasukan Marwan II ada di atas lawannya, karena mereka sangat berpengalaman dalam pertempuran melawan Kerajaan Bizantium, tetapi kenyataannya moral pasukan ini sangat lemah, dilain pihak moral dari pasukan lawan meningkat seiring dengan kemenangan dari satu pemberontakan ke pemberontakan yang lain terhadap khalifah. Hingga akhirnya pertempuran dimenangkan oleh para pemberontak. Khalifah Marwan melarikan diri ke arah Mesir dan akhirnya terbunuh beberapa bulan kemudian di Abusir, kota kecil dipinggir Sungai Nil.[1]

Abul Abbas al-Saffah pada mulanya memberikan ampunan umum (amnesti) terhadap keluarga Umayyah hingga mereka bebas bergerak di mana saja, terutama di Syiria dan Palestina serta lembah Irak. Bahkan pada balai penghadapan khalifah sering hadir seorang tokoh Umayyah,yakni Sulaeman, putra khalifah Hisyam bin Abdul Malik. Akan tetapi berbagai pengaruh terhadap khalifah, sehingga menghawatirkan akan bencana menimpa daulahnya. Sulaeman bin Hisyam ditangkap kemudian dijatuhi hukum mati dari sinilah bermula kebencian kembali terhadap turunan Umayyah, mereka dikejar dan dibantai. Bahkan suatu ketika mereka mendapat undangan jamuan di kediaman Emir Abdullah, sebuah kastel megah peninggalan kekuasaan Roma, termasuk bekas kediaman Umayyah pada masasilam. Sejumlah 90 orang tamu hadir pada umumnya pembesar-pembesar Umayyah. Setiap yang datang disambut dengan upacara penghormatan, kemudian dibawa melalui jalan yang berlilit, ketika sampai dalam suatu ruangan mereka disuguhi makanan-makanan yang lezat, setelah itu mereka dibantai oleh pasukan pengawal.[2]

Satu-satunya keturunan Bani Abbasiyah yang selamat dari pembantaian tersebut ialah Abdurrahman Ad-Dakhil yang menyelamatkan diri ke daratan Spanyol atau kala itu dikenal sebagai Andalusia. Di sanalah ia mendirikan Dinasti Umayyah II yang berpusat di Cordoba dan merupakan kelanjutan Dinasti Umayyah yang berpusat di Damaskus. Khalifah Abbasiyah kedua, Abu Ja’far al-Manshur memujinya sebagai Shaqr Quraisy atau Elang Quraisy. Elang Quraisy itu, yang dapat menyelamatkan diri dari pembantaian dan akhirnya mendirikan Kekhalifahan di Andalusia, nantinya ia akan meletakkan pondasi kukuh bagi gaung peradaban berkemajuan di Eropa.[3] Untuk mengabadikan kehebatan Abdurrahman Ad-Dakhil, didirikanlah patungnya di daerah Almunecar, Spanyol. Patung tersebut masih bisa kita jumpai hingga kini. Kontribusi yang diberikan olehnya dalam bidang penulisan ilmu menarik orang-orang untuk belajar ke istananya.[1] Selain itu, Ad Dakhil juga mendirikan beberapa universitas, di antaranya Universitas Cordova, Universitas Toledo dan Universitas Sevilla, juga membangun masjid Kordoba yang megah (yang pada tahun 1236 di jadikan gereja yang kini dikenal dengan nama La Mazquita).[4]

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Runtuhnya Dinasti Umayyah

- Pengangakatan lebih dari satu putra mahkota

Sebagian besar khalifah Bani Umayyah mengangkat lebih dari seorang putra mahkota. Biasanya putra tertua diwasiatkan terlebih dahulu untuk menduduki takhta. Setelah itu, wasiat dilanjutkan kepada putra kedua dan ketiga atau salah seorang kerabat khalifah, seperti paman atau saudaranya. Putra mahkota yang lebih dahulu menduduki takhta cenderung mengangkat putranya sendiri. Ketidakjelasan dalam pengangkatan khalifah inilah yang akhirnya menimbulkan perselisihan.

- Timbulnya fanatisme kesukuan

Sejak pertama kali diturunkan ajaran Islam berhasil melenyapkan fanatisme kesukuan antara bangsa Arab Selatan dan Arab Utara, yang telah ada sebelum Islam. Namun, pada masa Bani Umayyah, fanatisme ini muncul kembali terutama setelah kematian Yazid bin Muawiyah (Yazid I).

Bangsa Arab Selatan yang pada masa itu diwakili kabilah Qalb adalah pendukung utama Muawiyah dan putranya, Yaid I. Ibu Yazid I, yang bernama Ma'sum, berasal dari kabilah Qalb. Pengganti Yazid I, Muawiyah II, ditolak oleh bangsa Arab Utara yang diwakili oleh kabilah Qais dan mengakui kekhalifahan Abdullah bin Zubair (Ibnu Zubair). Ketika terjadi bentrokan antara kedua belah pihak, kabilah Qalb dapat mengalahkan kabilah Qais yang mengantarkan Marwan I ke kursi kekhalifahan.

- Kehidupan khalifah yang melampaui batas

Beberapa khalifah Umayyah yang pernah berkuasa diketahui hidup mewah dan berlebih-lebihan. Hal ini menimbulkan rasa antipati rakyat kepada mereka. Kehidupan dalam istana Bizantium agaknya mempengaruhi gaya hidup mereka. Yazid bin Muawiyah (Yazid I), misalnya, dikabarkan suka berhura-hura dengan memukul gendang dan bernyanyi bersama para budak wanita sambil minum minuman keras. Yazid bin Abdul Malik (Yazid II) juga tidak lebih baik dari Yazid I. Ia suka berfoya-foya dengan budak wanita. Putranya, al-Walid II, ternyata tidak berbeda dengan ayahnya.

- Fanatisme kearaban Bani Umayyah

Kekhalifahan Bani Umayyah memiliki watak kearaban yang kuat. Sebagian besar khalifahnya sangat fanatik terhadap kearaban dan bahasa Arab yang mereka gunakan. Mereka memandang rendah kalangan mawali (orang non-Arab). Orang Arab merasa diri mereka sebagai bangsa terbaik dan bahasa Arab sebagai bahasa tertinggi.

Fanatisme ini menimbulkan kebencian penduduk non-Muslim kepada Bani Umayyah. Oleh karena itu, mereka ikut ambil bagian setiap kali timbul pemberontakan untuk menumbangkan Dinasti Umayyah. Keberhasilan Bani Abbas dalam menumbangkan Bani Umayyah disebabkan antara lain oleh dukungan dan bantuan mawali, khususnya Persia yang merasa terhina oleh perlakuan pejabat Bani Umayyah.

- Kebencian golongan Syiah

Bani Umayyah dibenci oleh golongan Syiah karena dipandang telah merampas kekhalifahan dari tangan Ali bin Abi Thalib dan keturunannya. Menurut golongan Syiah, khilafah (kepemimpinan atau kekuasaan politik) atau yang mereka sebut imamah adalah hak Ali dan keturunannya, karena diwasiatkan oleh Nabi Muhammad SAW.[5]

- Kekecewaan Para Ulama

Para ulama menilai para penguasa Dinasti Umayyah sudah melenceng bahkan dianggap tidak memiliki integritas yang sesuai dengan syariat Islam.

- Pemberontakan keturunan Abbas bin Abdul Muthalib.

Gerakan ini disokong pula oleh Bani Hasyim, golongan Syi’ah[6] dan kelompok Mawali[7] yang merasa dianaktirikan oleh Dinasti Umayyah.

[1] https://id.wikipedia.org/wiki/Pertempuran_Zab

[2] https://core.ac.uk/reader/198221856

[3] https://www.qureta.com/post/kekuasaan-dan-kutukan-dalam-sejarah-islam

[4] https://id.wikipedia.org/wiki/Abdurrahman_Ad_Dakhil

[5] https://republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/12/03/03/m0amf8-inilah-penyebab-ambruknya-dinasti-umayyah

[6] Syiah (bahasa Arab: شيعة, translit. syīʿah‎, dari kata Syīʿatu ʿAlī, "pengikut Ali") adalah salah satu sekte pecahan dari Islam (https://id.wikipedia.org/wiki/Syiah)

[7] Kata mawla dan mawali digunakan untuk menyebut golongan Muslim non-Arab, ataupun Arab Muslim yang baru masuk Islam. (https://id.wikipedia.org/wiki/Mawla)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Zuper, sarat informasi. Salam literasi.

22 Jul
Balas

terimakasih bunda..... mudah-mudahan bermanfaat...

22 Jul



search

New Post