Saifi Yunianto

Pengabdi di SMPN 2 Rembang Kab. Pasuruan dan pencari Cahaya di atas cahaya-cahaya ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Anak Bodoh atau Bejo?
Foto: noname

Anak Bodoh atau Bejo?

Anak Bodoh atau Bejo?

Saifi

#TantanganGurusiana

Tantangan Hari Ke-343

Tidak ada murid yang bodoh, yang ada dia belum menemukan guru yang tepat. Pernyataan yang kurang lebih sama maknanya kerapkali berseliweran di keseharian. Seperti kutipan yang dicatat Bloger, Guru, dan Penulis, Wijaya Kusumah (2021:137) di atas. Memang, kecerdasan jamak seorang murid bisa menafikan label tidak pandai tersebut.

Sepakat dengan pernyataan tersebut? Terlepas dari jawaban itu, setiap anak termasuk murid memiliki keunikan masing-masing. Dia bahkan mempunyai potensi yang terkadang muncul di luar radar orang dewasa di sekitarnya. Baik orang tua dan gurunya. Tetiba, misalnya, Har, murid kelas lima yang memiliki kanal. Isinya, permainan karya sendiri.

Lalu, mengunggah game tersebut dengan menawarkan aksesoris yang dibutuhkan. Menyediakan pasukan, senjata, dan pelengkap lainnya. Siapa saja yang ingin bermain, bisa memilih keperluan yang dibutuhkan. Pakaian, senjata, atau amunisi yang disiapkan. Meski tampilan sederhana, toh ternyata tidak kurang seribu lebih viewer yang berkunjung selama sepekan dirilis. Tentu juga, mencoba dan memainkannya.

Apalagi, mendapat penghargaan dari kanal tersebut sebagai pembuat konten. Kendati kegiatan akademiknya tidak terlalu menonjol. Lantas, kata yang tepat untuknya? Di lain cerita, saat seorang murid kelas sembilan putus asa, Ahul, nama samarannya yang tidak mau belajar. Lantaran dia mengaku sulit memahami pelajaran dan tidak dapat mengikutinya.

Kabar patah semangat tersebut beredar di tengah pembelajaran daring. Telusur punya telusur, BdR memang kerapkali membuat keterkejutan bagi tidak sedikit pemelajar dan pembelajar. Termasuk dirinya. Seolah tidak ada yang merasakan hal serupa, dia tidak mau belajar lagi. 'Doktrin' yang diperoleh dari sumber yang mengitarinya barangkali salah satu penurun motivasi belajarnya. Dengan kalimat tanya yang tersampaikan, untuk apa ijazah (baca:sekolah)?

Pertanyaan tersebut yang diandalkan kepada siapapun yang membujuknya. Mengajaknya untuk kembali meneruskan sisa masa studinya. Yang tinggal seumur jagung, bahkan lebih pendek lagi. Sementara wali muridnya seakan-akan melepas tangan kala dikonfirmasi. Anandanya pergi ke luar kota untuk bekerja. Ikut saudaranya. Namun, ada satu asa yang dapat dititipkan sang guru. Ditegaskan bahwa BdR masih memungkinkan baginya untuk meneruskan waktu yang tidak lama lagi.

Lantas, kata yang tepat untuknya? Yang jelas, dia punya kecerdasan lain. Meski kali ini mengalami turbulensi, karena memasuki awan kumulonimbus. Tinggi, hitam, dan pekat. Hal tersebut tetap menguatkan gurunya berpikir positif. Walaupun pertanyaan yang tidak mengenakkan diarahkan padanya. Untuk apa ijazah?

Pertanyaan tersebut sejatinya sempat dijawab Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Dr. Susi Pudjiastuti. Ketika talkshow di satu stasiun TV, pemilik maskapai Susi Air itu menyampaikan pengalamannya. Orang sekolah memperoleh ijazah, begitu sebaliknya. Lalu, masing-masing mempunyai kesempatan sama untuk berhasil.

Namun, satu hal yang perlu dipertimbangkan. Gegara tidak memiliki ijazah, orang tersebut mau tidak mau harus berusaha dua kali lipat dibanding yang punya. Bekerja dua kali lebih keras dan cerdas. Maka, pernyataan bahwa tidak ada murid yang bodoh, yang ada dia belum menemukan guru yang tepat jelas menemukan muaranya. Bukan bodoh atau tidak, tapi lebih pas bila bejo (beruntung) atau tidak. Sepakat?

Latar Pejagalan, 14-04-2021

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Tulisan yang sangat menarik. Benar, Pak, setiap anak membawa keunikan masing-masing. Sehat dan sukses selalu, Pak Saifi.

15 Apr
Balas

Sukses dan sehat juga pak Edi, terima kasih apresiasi dan semangatnya, semoga berkah

16 Apr

Menarik ulasannya Pak. Salam sehat dan sukses Pak.

14 Apr
Balas

Terima kasih Bu Yessy, sehat dan sukses selalu

16 Apr

Sepakat, Pak. Kalau bejo bisa ketemu guru yg tepat. Gitu nggih. Mantep ulasannya..Salam sukses, Pak.

14 Apr
Balas

Sukses juga Bu cicik, terima kasih apresiasi dan doanya, sehat selalu dan salam literasi

16 Apr

Bagus ulasannya Pak, salam sukses selalu

15 Apr
Balas

Sukses juga pak Pur, terima kasih apresiasinya, sehat selalu dan salam literasi

16 Apr

MaasyaAllah. Keren informasi. Salam sukses selalu dalam berkarya

15 Apr
Balas

Sukses selalu, Bu mihrawati, terima kasih apresiasinya, sehat selalu dan salam literasi

16 Apr

Ulasannya mantab keren pak. Semoga sehat dan sukses selalu

15 Apr
Balas

Aamiin, terima kasih doa dan apresiasinya ust. Roni, semoga makin berkah

16 Apr

ulasan yang menarik pak

14 Apr
Balas

Terima kasih apresiasinya, sehat dan sukses selalu

16 Apr

Inspiratif banget pak ulasannya salam literasi

18 Apr
Balas



search

New Post