Jangan Khawatir Dengan Rezekimu. Rezekimu Tahu Persis Alamatmu.
Setiap kali melihat handpone di layar utama terdapat ucapan " Jangan Khawatir Dengan Rezekimu. Rezekimu Tahu Persis Alamatmu". Ucapan tersebut disampaikan oleh ulama kharismatik juga seorang budayawan yakni KH. A. Mustofa Bisri. Kalimat yang sederhana tersebut sarat dengan makna dan mencoba memberikan solusi kepada manusia pada zaman sekarang. Karena manusia terkadang melupakan hakikatnya rezeki, padahal mereka sudah mengerti bahwa rezeki manusia oleh Sang Pencipta sudah di gariskan sebelumnya dunia ini tercipta. Ketika belum ada waktu dan ruang, Sang Pencipta sudah menulis satu persatu seperti kehidupan seorang di dunia ini.
Makna yang tersirat dalam kalimat tersebut menggambarkan pola kehidupan manusia zaman sekarang. Mereka sering kali melupakan esensi dan hakikat rezeki. Sehingga dalam hal ini muncul berbagai masalah yang berkaitan dengan rezeki.
Meski seluruh makhluk di bumi ini berusaha untuk menghalangi rezeki seorang, akan tetapi Sang Pencipta mencatatnya sebagai rezeki seseorang tersebut. Maka rezeki itu akan sampai kepada orang yang dikehendaki Sang Pencipta. Begitu pula meski seseorang mengerahkan seluruh makhluk untuk mendapatkan rezeki tersebut, akan tetapi bukan rezekinya. Maka rezeki tersebut tidak akan didapatkan.
Ucapan Mustasyar PBNU tersebut mengisyaratkan kepada manusia, supaya berkeyakinan yang kuat bahwa rezeki adalah hak preogratif Sang Pencipta semata. Manusia tugasnya hanya berikhtiar dalam mencarinya, bukan penentu rezeki tersebut. Ada kepasrahan yang mendalam kepada Sang Pencipta, ketika kita mempunyai masalah dengan rezeki.
Selain itu pula, manusia tidak perlu hasad atau iri hati kepada rezeki manusia yang lain, karena sesungguhnya sikap tersebut akan membuat kehidupan manusia itu tidak nyaman, dan menyakiti diri sendiri. Dengan iman yang kuat bahwa rezeki adalah kuasanya Sang Pencipta, maka kita akan menjadi manusia yang tenang dan bahagia. Bahkan keyakinan itu akan menjadikan pribadi kita yang bijaksana, penuh dengan persaingan yang sehat dan bermartabat.
Rezeki dalam bahasa agama ada dua macam yakni rezeki dhohir yang terlihat oleh kasat mata manusia dan rezeki batin yang hanya dirasakan oleh manusianya sendiri. Terkadang rezeki dhohir diberikan oleh Sang Pencipta melimpahruah, namun tidak diberi rezeki batin. Hartanya melimpah ruah, namun hatinya selalu gelisah dan takut. Ada pula tidak diberi rezeki dhohir akan tetapi Sang Pencipta memberinya rezeki batin, sehingga manusia itu merasa cukup dan bahagia. Kehidupannya tentram dan tenang.
Sebenarnya Mana yang kita pilih diantara gambaran rezeki diatas ?. Pastinya rezeki yang membuat kita tenang dan bahagia. Namun di zaman sekarang bnayak manusia yang berusaha keras untuk mendapatkan rezeki dhohir akan tetapi mereka lupa dengan rezeki batin. rezeki yang bisa membuat manusia bahagia lahir dan batin.
Semoga tulisan ini menginspirasi kita sebagai makhluk yang lemah supaya berbenah baik dhohir maupun batin terkait rezeki. Mudah-mudahan Sang Pencipta menjadi kita manusia yang dianugerahi rezeki batin dan dhohir..aamiin
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Iya pak...harus pola husnudhon kita kepada Allah SWT... aamiin..
Mantap pak saeful Amri, semakin yakin akan kebaikan yang Allah berikan kepada kita. Barakallah