Saeful Hadi

PROFILE PENULIS Laki-laki bernama lengkap Saeful Hadi, S.Sos. ini lahir di Tasikmalaya pa...

Selengkapnya
Navigasi Web
SAMPAI KAPAN HANYA JADI PENONTON?
SAMPAI KAPAN HANYA JADI PENONTON?

SAMPAI KAPAN HANYA JADI PENONTON?

SAMPAI KAPAN HANYA JADI PENONTON?

Saeful Hadi

**Writing Forever Pasca 365 Hari**

#Menulis untuk Keabadian

Pekan ini atau sampai beberapa pekan ke depan, para penggemar sepak bola di tanah air dimanjakan dengan event pertandingan kelas dunia. Setelah kualifikasi Piala Dunia Zona Asia yang melibatkan Tim Nasional Indonesia, ada dua pagelaran turnamen sepak bola level wahid yaitu Piala Eropa 2021 (sebetulnya 2020, namun diundur karena Covid-19) yang diselenggarakan di beberapa negara seperti Italia, Belanda, dan Inggris, serta Copa America 2021 (seharusnya 2020 pula) yang akhirnya diselenggarakan di Brazil, setelah tuan rumah yang ditunjuk sebelumnya Kolombia dan Argentina, menyatakan mundur karena situasi pandemi yang melanda kedua negara tersebut termasuk parah.

Bagi saya sebagai penggemar berat sepak bola adalah sebuah anugerah tersendiri ketika dihadapan mata dan tanpa perlu datang ke Eropa atau Amerika Selatan, bisa menyaksikan kiprah para pemain kelas dunia. Dua kiblat sepak bola utama dunia, Eropa dan Amerika Latin, menggelar pesta yang hampir bersamaan, sungguh sebuah kejadian langka. Baru beberapa partai pertandingan, misalnya pada Piala Eropa, drama insiden bintang Inter Milan, Christian Eriksen dari Denmark yang kolaps (bersyukur bisa selamat dan semoga sehat terus!) saat bertanding dengan tim debutan Finlandia, serta menangisnya para pemain Ukraina, karena usaha mereka menyamakan kedudukan setelah tertinggal dua gol, akhirnya kandas oleh tuan rumah Belanda dengan skor 2-3. Atau gol pembuka ternyata bunuh diri pemain Turki, Merih Demiral yang justru bermain di klub terkenal Liga Italia, Juventus saat Italia mengalahkan Turki 3-0.

Namun kebahagiaan saya dan pula teman-teman penggemar fanatik sepak bola bisa tidak bisa sempurna ketika memperoleh fakta hasil yang diraih Tim Garuda Indonesia di kualifikasi Piala Dunia Zona Asia. 8 kali bertanding, Indonesia hanya meraih 1 hasil seri dan 7 kekalahan, dengan kebobolan mencapai 27 gol, sungguh sangat mengkhawatirkan dan memilukan. Tidak bisa sepenuhnya disalahkan pelatih Timnas sekarang yaitu Shin Tae Young, karena dia baru beberapa bulan menangani Timnas Garuda, setelah pelatih sebelumnya Simon McManemy menorehkan kegagalan dengan pencapaian 5 kekalahan berturut-turut.

Lalu sampai kapan kita hanya menyaksikan kesuksesan negara-negara tetangga maupun dunia dalam raihan prestasi sepak bola mereka? Apa yang dilakukan oleh coach ShinTae Young dengan memanggil pemain-pemain muda dengan rata-rata usia 22 tahun adalah sebuah perjudian besar. Kondisi sudah tidak bisa lolos ke babak berikutnya serta ada pagelaran lain yang relevan seperti Sea Games di Vietnam akhir tahun ini menjadi hal yang lebih penting, bukan sekadar menurunkan pemain-pemain senior dengan hasil tetap minor. Perolehan satu poin dengan menahan Thailand 2-2 adalah sebuah progress penting bahwa anak-anak muda harapan bangsa tersebut bisa diandalkan.

Federasi Sepak Bola Dunia atau FIFA telah berbaik hati akhirnya memutuskan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia Junior 2021, walaupun akhirnya harus diundur karena Covid-19. Setidaknya kesempatan Indonesia ada atau tampil di putaran final sebuah perlehatan besar sepak bola dunia harus dimanfaatkan semaksimal mungkin, karena tanpa menjadi tuan rumah kita belum tentu lolos ke putaran final sepak bola selevel Piala Dunia, walaupun untuk tingkat junior. Kita hanya akan menjadi “penonton” terus, jika tidak menjadi tuan rumah.

Indonesia jangan lagi hanya sebagai “penggembira” atau “numpang lewat” dengan beberapa pertandingan kualifikasi dan akhirnya kandas, selanjutnya menjadi penonton. Harapannya tentu gabungan dua generasi Evan Dimas dan kawan-kawan serta Eggy Maulana Vikri dan kawan-kawan bisa meraih medali emas di Sea Games nanti setelah terakhir meraihnya tahun 1991 di era Eddy Harto dan kawan-kawan. Sementara itu beban di pundak anak-anak muda hebat Indonesia jebolan Garuda Select asuhan mantan kapten Chelsea, Dennis Wise, akan mencoba berjuang mempertaruhkan harga diri di Piala Dunia Junior 2022 nanti. Bagas Kaffa, Bagus Kahfi, Sutan Zico, David Maulana, Muhammad Supriadi, Erinando Eri Sutaryadi, dan kawan-kawan diplot meraih prestasi semaksimal mungkin saat Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia Junior nanti.

Kita pun harus realistis untuk perlehatan dua kejuaran besar sepak bola dunia yaitu Piala Eropa dan Copa America hanya menjadi penonton, karena kita ada di Asia (hehe…). Hanya jadi penikmat dengan sajian kopi dan cemilan. Namun pada event-event selanjutnya kita harus menjadi aktor dan meraih prestasi yang gemilang. Suporter Indonesia yang terkenal sangat fanatik dan militan, bisa menjadi modal besar, tentu dengan sikap santun dan sportif, bahwa suatu saat kita meraih kejayaan dalam sepak bola. Dukungan dan doa dari penggemar bola dan rakyat Indonesia sudah semestinya kita berikan kepada wakil-wakil kita yang berkiprah dalam olahraga dunia.

Tulisan ini adalah sebuah bentuk penyemangat bagi saudara-saudara kita yang sudah berkorban waktu dan juga masa mudanya demi harkat dan martabat bangsa. Para Garuda Muda itu adalah sebuah gambaran masa depan gemilang Indonesia, bukan saja berkaitan dengan olahraga atau sepak bola, juga Sumber Daya Manusia Indonesia yang sehat, cerdas, dan berkualitas. Ayo Indonesia! Bangkit dan taklukan dunia!

Salam sepak bola!

Salam literasi!

Langensari, Kota Banjar, 14 Juni 2021

Rehat ngolah nilai

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ulasan keren pak

14 Jun
Balas

Terima kasih Bu Sofi.. Salam hangat.

15 Jun



search

New Post