Surabaya-Menjadi guru di zaman sekarang tidaklah mudah. Selain mengajar dan mendidik, guru juga mempunyai tugas-tugas administratif yang cukup menyita waktu, tenaga, dan pikiran. Belum lagi tuntutan pengembangan diri agar menjadi guru yang berkualitas dan mengikuti zaman. Lalu, apakah mungkin guru bisa berkarya? Tentu saja, nothing is impossible! Jika ada niat dan usaha maka karya-karya tersebut bisa tercipta di sela-sela kesibukan mengajar dan mendidik murid di sekolah.

Lima guru SMAN 15 Surabaya bisa membuktikan bahwa menulis buku bukan hal yang tidak mungkin. Mereka saling support saat proses penulisan demi menyukseskan Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Sebagaimana dikatakan oleh Johanes Mardijono, S.Pd., M.M. selaku Kepala Sekolah,"Saya sangat mendukung usaha guru-guru untuk berkarya dan bisa menjadi contoh yang baik untuk murid. Saya yakin, dengan contoh yang nyata murid akan mudah terinspirasi dan bersemangat untuk berkarya tentunya dengan bimbingan dan arahan guru-guru penulis." Untuk itu, dia mengadakan apel pagi khusus untuk mengapresiasi karya-karya mereka dan prestasi murid-murid. Berikut ini adalah daftar nama dan karya masing-masing:

1. Dwi Arianti, M.Pd.: KARENA JARAN GOYANG dan 3 ALINEA CINTA: KISAH PENGALAMAN

2. Yuniati Lusasi, S.Pd.: KIMIA, SIAPA TAKUT?

3. Nurmalahayati, S.Pd.: GURU (HARUS) KE LUAR NEGERI!

4. Ulin Yudhawati M.Pd.: MEMBUMIKAN RUH BATIK WUJUD CINTA TANAH AIR INDONESIA dan MATEMATIKA MEA

5. Dewi Nurmalasari, M.Pd.:CARA MUDAH MEMBUAT SISWA MOVE ON BELAJAR KIMIA dan MENCARI IDE BARU MELALUI PROYEK KIMIA

Apel pagi yang diadakan di lapangan basket sekolah kali ini terasa istimewa karena Kepala Sekolah memberikan apresiasi tidak hanya kepada para murid yang berprestasi yang telah mengharumkan nama baik sekolah tapi juga kepada guru-guru penulis. Setelah menyerahkan hadiah, tropi, tropi, sertifikat, dan bendera kepada murid-murid, Yohanes membubuhkan tanda tangan ke setiap pigora besar yang berisi kover buku karya para guru penulis serta memberikan penghargaan yang sangat berguna untuk peningkatan kualitas diri sebagai seorang penulis.

Prestasi -prestasi para murid adalah sebagai berikut:

1. Juara 2 se-Gerbangkertosusila Kejuaraan DALLAS Cup Tim Bola Voli Putera.

2. Juara harapan 3 Speech Contest Erlangga Tingkat Jawa Timur atas nama Abraham Natael (XI MIA-2).

3. Juara kelas terbersih 1 (XI MIA-6) dan terbersih 2 (XI MIA-5).

Selain itu ada pemberian bendera hitam untuk kelas terkotor (X MIA-2). Hal ini ditujukan agar setiap kelas bersaing dalam membersihkan dan menjaga lingkungannya.

Sebelum apel pagi berakhir, salah satu guru penulis yang biasa disapa Ryanti memberikan buku kepada pihak perpustakaan sekolah dan lima murid; Marshanda (XI MIA-1), Dewi Muthi'ah (XI MIA-5), Nadya (XII IIS-2), Hardito (XII IIS-1), dan Arina Haqqi (XII MIA-6). Tujuan pemberian ini adalah sebagai upaya untuk membangkitkan minat baca murid dan menginspirasi untuk bisa berkarya juga. (ryn)