Pagi itu, disebuah SMA favorit dan ternama, suasana sekolah sudah terlihat ramai. Padahal jam pelajaran masih jauh untuk dimulai. Sementara waktu menunjukkan pukul 06.00 wib. Di lapangan parkir sekolah juga sudah dipenuhi oleh kendaraan pribadi. Pemandangan seperti ini memang selalu terlihat setiap tahunnya. Tepatnya disetiap tahun pelajaran baru.

Karena hari itu merupakan hari pertama masuk sekolah maka, rata – rata yang datang lebih awal adalah para siswa baru dan beberapa orang tua yang sengaja mendapingi anaknya yang baru masuk dikelas X (Sepuluh). Bagi kelas X, merupakan suasana yang sangat asing, sebab hal tersebut merupaka suasana baru dan seragam baru serta guru guru yang baru.

Bagi Fairuz dan teman - temannya, lingkungan tersebut merupakan hal biasa bagi mereka. Sebab Fairuz merupakan anak dari penjaga sekolah tersebut. Sehingga bagi Fairuz dan teman – temannya lingkungan sekolah itu merupakan tempat keseharian mereka bermain disaat tidak ada kegiatan belajar disekolah tersebut.

Disaat suasana sekolah sudah ramai, Fairuz pun masih terlihat santai dirumah, sebab Fairuz merupakan salah satu anak yang tergolong pemalu. Tetapi ia memiliki kecerdasan yang sangat bagus sekali. Bahkan ketika di SMP ia selalu mendapat juara kelas serta pernah menjuarai olimpide sains. Para sahabatnya yang sudah datang lebih awal pun menyambagi Fairuz yang masih berada dirumah.

“Assalamu’alaikum”.

“Wa’alaikum salam, eh ada nak Fadhil dan teman – temannya, mari masuk nak”.

Ucapan salam dari teman – temannya pun dijawab oleh Pak Maman yang merupakan ayah dari fairuz. Bahkan pak Maman dengan sangat ramahnya mempersilahkan Fadhil dan teman – temannya untuk masuk kedalam rumah.

“Iya pak terimakasih, kami cuma menunggu Fairuz saja”.

Jawab dari Habib yang sedang melihat arah belakang sambil memegang perutnya.

“Oh rupanya kalian semua juga sekolah disini”.

“Iya pak , Aduuh”.

Habib semakin kesakitan dengan memegang perutnya.

“Kamu kenapa nak Habib, apakamu lagi sakit ?”.

“Anu pak, saya lagi sesak”.

“Uuuu, kamu Habib, kebiasaan”.

Ucap dari Alif sambil memukul bokongnya Habib yang semakin terasa sesak untuk BAB. Melihat candaan teman – teman Fairuz pun, pak Maman hanya bisa tersenyum seraya mengajak Habib untuk menuju kebelakang.

“Ayo nak Habib, lagian Fairuz sudah selesai mandi tuh”.

“Iya pak Terimakasih”.

“Pak Maman, habis itu, si Habib suruh cuci kamar mandinya, dia habis makan rendang jengkol pak”.

Lagi – dan lagi ucap Fadil untuk negbully Habib yang sedang berlari. Sambil menunggu Fairuz dan Habib, Fadil dan Alif pun hanya duduk di teras depan sambil mengamati suasana hiruk pikuk sekolah yang ramai sekali. Tiba – tiba mereka pun melihat mobil mewah berwarna merah yang melaju dengan cepat dan berhenti mendadak.

“Siapa mereka Lif”.

Tanya Fadil kepada Alif yang melihat anak – anak yang keluar dari mobil tersebut dengan gaya yang seperti anak orang kaya.

“Aku tidak tahu Dil, nanti kita tanyakan ke Fairuz”.

“Fairuz.. Habib..., kenapa lama sekali”.

Tak lama setelah panggilan Fadhil dan Alif, akhirnya Fairuz keluar dengan lugunya.

“Maaf, aku baru selesai”.

“Hadeeeh kalau kamu Rus, kebiasaan dari SMP kagak perbah berubah, ingat bro, kita uda SMA, jangan terlalu lugu kali”.

“Iya, maaf”.

“Ah sudahlah, eh Fairuz, kamu kenal tidak, dengan anak – anak yang pakai mobil merah itu”.

“Maaf, mereka juga siswa baru”.

“Ohhh...., baiklah ayo kita berangkat”.

### Bersambung ###

###

Asahan, 13 Oktober 2020