AMBYAR
#TantanganGurusiana
#TantanganMenulisHariKeduaBelas
AMBYAR (Genre Lagu Didi Kempot yang lagi Viral)
Kata Ambyar akhir-akhir ini menjadi viral, di iringi kata-kata cendol dawet, asli sempat browsing berulang kali, nanya mbah google. Apalagi ada video anak SD yang fasih banget menyanyikan lagu cendol dawet, jane opo kuwi (sebenarnya lagu itu maksudnya apa sih ? Belum paham juga, apa jualan atau memang ejekan ? Ada yang bisa menjelaskan ?)
“Cendol dawet, cendol dawet seger, lim ratusan, gak pake ketan.
Ji, Ro, Lu, Pat, Limo, Enem, Pitu, Wolu
Tak kintang-kintang, tak kintang-kintang, tak kintang-kintang
Lololo, ngono lho”
Laen cendol dawet”
Belum siap cendol dawet, keluar lagi Lagu Ambyar dari Didi Kempot, seakan mewakili para single, dan kalau ini memang agak sedikit tahu dari liriknya sekaligus sudah diartikan ya :
Wis kebacut ambyar remuk sing ning ati [Sudah terlanjur hancur lebur yang ada di hati]
Apa ngene iki sing jenenge korban janji? [Apa begini yang namanya korban janji?]
Wis ambyar aku kudu kepiye? [Sudah hancur ku harus bagaimana?]
Metu ngendi supaya ketemu kowe? [Lewat mana agar ku bertemu denganmu?]
Wis kebacut ambyar tresnaku kesasar [Sudah terlanjur hancur cintaku tersesat]
Seneng karo kowe selak nggonku milih pacar [Suka sama kamu aku keburu memilih pacar]
Wis ambyar loro sing tak rasakke [Sudah hancur sakit yang ku rasakan]
Kowe lunga ninggalke aku ning kene [Engkau pergi meninggalkanku di sini]
Wis kebacut ambyar, ambyar kaya ngene [Sudah terlanjur hancur, hancur seperti ini]
Manise janjimu jebule mung ana lambe [Manisnya janjimu ternyata di bibir saja]
Wis kebacut ambyar, ambyar koyo ngene [Sudah terlanjur hancur, hancur begini]
Ning apa kowe tega nyiksa aku kaya ngene [Tapi apa kau tega menyiksaku seperti ini]
Sapa sing ra gela [Siapa yang tak kecewa]
Yen digawe kuciwa [Jika dibikin kecewa]
Ambyar [Hancur]
Suka liriknya ? Iya, setelah di terjemahkan dalam bahasa Indonesia. Pantaslah lagu ini viral juga, karena menceritakan kebingungan seorang lelaki setelah janjinya di khianati, sehingga karena cinta sempat tersesat ke hati yang lain dan hidupnya hancur serta kecewa. Apalagi makan kue yang sudah ambyar, payah menyatukannya, kue Ambyar jadi ga enak
Lagu ini memang cocok dengan kondisi masyarakat, cocok pula dengan kondisi politik di tanah air, semoga saja tidak yaa ? Saya tidak berfokus pada membahas lagu ini. Karena kalau sudah seni, penafsirannya bisa banyak, asal tidak Ambyar saja. Bagaimana kondisi politik tidak Ambyar, kalau dulu kita mengenal GBHN (Garis-garis Besar Haluan Negara), REPELITA (Rencana Pembangunan Lima Tahun), sekarang jangankan Repelita, rencana 100 hari kerja aja sudah ambyar.
Padahal setelah pemerintahan pak Suharto, dilanjutkan pak Habibie, ada target kerja 100 hari, demikian pak SBY masih ada. Lha ini sekarang kok malah Ambyar ? BPJS mau di naikkan, Gas mau di naikkan, padahal belum ada keputusan naik, eh sembako dan bahan makanan sudah mulai merangkak naik. Dari harga telur 500 rupiah per butir, sekarang sudah mencapai 1500 per butirnya.
Kenapa tidak ada target seperti jaman old ya ? Target Swasembada Pangan, target Swasembada Beras, Surplus Hewan, Telur, de el el. Apakah sekarang bukan prioritas pemerintahan lagi ? Apakah fokusnya hanya pada KPK yang lagi sibuk geledah kantor partai pemerintah ? Mana yang dulu menangis ketika telur naik ? Mana katanya Pro Rakyat Kecil ? Lha iki, memang betul-betul ambyar, pantaslah viral betul lagu ini.
Target 100 hari kerja mas Mentri Nadiem pun masih remang-remang, belum nampak dari Medan. Masih wacana saja, jika SD ketahuan ada tes masuk calistung di cabut dana BOS nya, jika TK menerapkan calistung tiap hari dicabut dana BOPnya. Trus SD kelas 1 khusus anak belajar karakter dan Calistung saja. Untuk tingkat pendidikan SD dan SMP belajar mengutamakan peningkatan Skiil, Karakter dan Kognitif. Hehe..itu kalo yang jadi menteri saya lho, mimpi kali yee. Riil di lapangan.
Ah, makin lama, nulisnya makin ngelantur, asal pendidikan kita nggak jadi ambyar aja, tidak ada target pencapaian, musti ada ketegasan dari tingkat atas lalu sosialisasi dan pengawasan di tingkat paling bawah. Karena sungguh, ku tak sanggup.. (kok jadi nyanyi sih), iya..ku tak sanggup jika terus menerus mimpi menjadi seorang menteri pendidikan.
Abi School, at 01 Februari 2020, 04:30 WIB
~ Menulis Sarana Menebar Ilmu ~
#Ambyar
#Bebas
#4121X13
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren
Makasih bu