TUNGKU ITU MASIH MENYALA
TUNGKU ITU MASIH MENYALA
#Menulis Hari Ke-26
#Media Guru Indonesia
#Gurusiana
Kesibukan rutin setiap pagi sehabis sholat subuh yang dilakukan Sibu (begitu Kami biasa memanggil Ibu) adalah menyalakan tungku untuk memasak. Tungku di daerah Kami sering disebut keren. Bertahun-tahun kebiasaan ini tidak pernah membuat Sibu bosen, urip kui sak dremo nglakoni (hidup itu hanya sekedar menjalani) begitu selalu Sibu menasehati Kami. Owh iya, Kami delapan bersaudara tinggal di sebuah desa di pinggir Sungai Bengawan Solo. Pemandangan desa Kami yang asri akan sangat memanjakan mata. Di sebelah barat terlihat dua gunung yaitu Gunung Merapi-yang masih aktif dan Gunung Merbabu-yang sudah mati. Sedangkan di sebelah Timur bertengger indah Gunung Lawu, setiap pagi Kami menanti matahari terbit dari balik Gunung Lawu.
Begitu juga kebiasaan Sibu pagi itu, Sibu sudah siap-siap menyalakan tungku untuk memasak sarapan. Sibu akan mengambil beberapa kayu bakar untuk dimasukkan ke dalam tungku, dibantu korek api dan sedikit minyak tanah. Walaupun tetangga di sekitar rumah Kami sudah banyak meninggalkan tungku untuk memasak dan beralih ke kompor, tetapi Sibu masih nguri-uri tungku. Kata Sibu, rasanya beda akan lebih enak kalau dimasak pakai tungku, maka Kami hanya bisa menurutinya. Tungku Sibu sudah menemani berpuluh-puluh tahun, dari Kami lahir sampai berkeluarga dan pindah ke lain kota. Setiap Kami pulang, yang membuat kangen adalah tungku Sibu. Kami terbiasa kumpul di sekitar tungku menunggu Sibu memasak sambil cerita kesibukan masing-masing di kota. Momen inilah yang ditunggu-tunggu oleh Sibu, bisa kumpul anak cucunya. Sederhana memang, tapi sudah membuat Sibu bahagia. Terlebih makanan yang disiapkan habis tak tersisa. Sibu akan terus menawari Kami, anak, menantu dan cucu untuk menghabiskan makanan, apabila masih terlihat makanan yang tersisa, mubadzir kata Sibu. " Ayo dimakan, ini makanan sehat lho, tidak seperti makanan kalian di kota, ini langsung dari kebun sendiri, ada singkong dan ketela". Begitu Sibu sering mengingatkan Kami.
Tungku Sibu terus menyala, untuk menyediakan makanan. Anak-anak Kami yang terbiasa hidup di kota akan sangat tertarik, duduk di dingklik di depan tungku. Mereka akan berebut duluan duduk sambil menjaga agar api di tungku tetap menyala. "Ini apa Mbah Putri?', tanya si kecil kepada Sibu sambil menunjukkan batang bambu yang berlobang. " Ini Semprong ndhuk". Kata Sibu. Semprong berasal dari bambu yang dilubangi pada kedua sisinya, berguna untuk meniup api yang hampir padam. Si kecil akan sangat antusias setelah mengetahui kegunaan semprong. Dia meniupkan semprong ke sekitar tungku yang penuh dengan abu, sisa pembakaran tungku. Alhasil abu berterbangan mengenai wajahnya. 'Lho, lho...belepotan to ndhuk wajahmu, tapi masih ayu kok" kata Sibu melihat kelakuan cucunya yang riang gembira walau wajahnya penuh dengan abu. Kami semua yang melihat akan ikut tersenyum melihat kelakuan si kecil. Keceriaan Kami sekeluarga setiap pulang, akan terfokus di depan tungku.
Tiba saatnya waktu cuti liburan habis, kami kembali satu persatu ke tempat kerja di luar kota. Tempat tinggal Kami tersebar di seluruh Indonesia, jadi kumpul lengkap di rumah Sibu menjadi hal yang langka. Kami akan sepakat waktu kembali tidak berbarengan, takut membuat Sibu kaget dengan kepulangan Kami ke kota. Biasanya yang terakhir pulang yang rumahnya lumayan deket dari rumah Sibu. Sibu tetap setia menunggu kedatangan Kami anak cucunya sampai pada musim cuti berikutnya.
Sekarang Sibu sudah dipanggil Yang Maha Kuasa, meninggalkan berjuta kenangan. Sibu yang sederhana, Sibu yang rajin puasa, Sibu yang selalu membangunkan Kami untuk sholat tepat waktu, Sibu yang doanya selalu mengalir ke Kami, Sibu yang rajin berbagi ke tetangga sekitar. " Sibu tidak bisa menolong kalian di rantau, maka Sibu membantu sedikit buat yang membutuhkan, agar kalian ada yang membantu, menjaga". Demikian selalu Sibu mengungkapkan apa yang dilakukannya, hingga Kami delapan bersaudara memperoleh gelar sarjana dan dapat hidup layak. Sibu tetap menanti Kami di depan tungku. Tungku itu tetap menyala, menyalakan kenangan-kenangan Kami bersama Sibu. Terima kasih Sibu, pesan-pesan Sibu insyaa Allah akan menjadi bekal hidup Kami. Kami kangen Sibu.
"Yaa Allah, Ampunilah dosa-dosa Sibu dan Bapak, terimalah amal ibadah Sibu dan Bapak, Lapangkanlah kuburnya, sediakan surga yang kekal buat Sibu dan Bapak"
Aamiin Yaa robby....
Rangkasbitung, 16 November 2020

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Aamiim. Kenangan indah di desa bersama Sibu memang layak dikenang. Keren cerpennya. Sukses selalu
Alhamdulillah, iya Pak War takkan terlupa...tetima kasih apresiasinya ...salam.sehat dan sukses ya Pak
Aamiin ya robbal aalamiin
Aamiin Yaa Robbal Aalamiin...Terima kasih Bunda Fitri yang selalu menyempatkan mampir, semoga sehat, sukses selalu ..
Amin Ya Rabbalalamin. Cerita bersama Sibu yang selalu tersimpan di hati.
Aamiin Yaa Robby...iya Bunda Teti takkan terlupa..tetima kasoh Bunda sudah mampir...salam.sehat dan sukses selalu
Kenangan indah yg sulit dilupakan, semoga Sibu Husnul khatimah.... salam kenal dan sdah sy follow
Aamiin Yaa Robby...terima kasih Bunda, salam sehay dan sukses y Bun...siap.follback Bun
keren... salam sukses
Terima kasih apresiasinya Bunda...salam sehat dan sukses selalu
Aamiin Ya Rabbal'alaamiin. Kenangan yang tak terlupakan bersama Sibu, semoga Sibu dan Bapak Husnul khatimah. Keren bunda. Salam sukses selalu
Aamiin Yaa Robbal'alaamiin...iya benar Bunda Ifah, akan terkenang sepanjang masa, terima kasih Bunda apresiasinya, salam sehat dan sukses selalu yaa Bun
Aamiinx3 Yaa Robb. Tulisan yang bagus.
Aamiin Yaa Robby....Terima kasih bu Ida apresiasinya, salam sehat dan sukses selalu yaa
Aamiin. Kisah yang sangat indah.
Aamiin, Alhamdulillah...Terima kasih apresiasinya Bunda fifit...Salam sehat dan sukses selalu..
Jadi ingat kampung halaman ya mbak ami. Membuat kangen
Iya mbak Rin...kangen pulkam...
KEREN Kisah nyata ...kenangan tinggal di desa Sibu (Buk'e). Bulan depan liburan....pulkam.
Alhamdulillah, matur nuwun apresiasinya, sia Pakde
sia=siap
Aamiin. Keren. Punya kenangan indah.
Aamiin...Alhamdulillah.salam.sehat dan sukses selalu Bu