CERITA TENTANG KALIAN (1)

Rumanti HS

Renita dan Aryani adalah dua siswa putri di kelas VIII. Pagi- pagi sebelum kegiatan Asmaul Husna bersama di halaman sekolah, mereka masuk ke ruang guru untuk menemui Bu Karina.

"Bu, mau titip handphone boleh?"

Bu Karina tidak segera menjawab. Beliau justru memperhatikan kedua anak itu secara bergantian untuk menemukan kepastian.

"Kalian sudah tahu dilarang membawa handphone, kok ini malah dititipkan sama Ibu , gimana kalian itu?"

"Kalau ditinggalkan di rumah, takutnya hilang, Bu."

"Renita sukanya mengada - ada tuh."

"Enggak, Bu. Benar. Handphone yang dulu sudah hilang di rumah dan gak ketemu."

"Jangan bohong lhoo."

"Enggak, Bu. Benar. Suer. Boleh kan, Bu."

"Taruh di laci, sini. Kasih nama, ya."

***

"Bu, boleh lihat handphone sebentar saja, Bu."

"Untuk apa?"

"Ada hal penting banget, Bu."

"Apa itu. Ibu perlu tahu dulu masalahnya."

"Kan gini, Bu Di kelas kan sudah ada WAG resmi dengan bapak ibu guru. Lha, ada anak yang membuat WAG baru khusus untuk siswa. Tapi, isinya gak sopan, Bu. Kalimat-kalimat mereka pada kasar - kasar dan membully satu sama lainnya."

"Lha, terus maksudmu bagaimana?"

"Pinginnya keluar grup, Bu. Tapi takut jangan - jangan anaknya marah."

"Emang e siapa yang membuat group baru."

"Tak kasih tahu, tapi jangan bilang-bilang ya, Bu. Nisa, Bu."

"Wali kelas sudah tahu belum?"

"Belum, Bu. Sebenarnya hari ini mau laporan, tapi Pak gurunya lagi gak ada."

"Nanti WA Pak wali kelas saja. Atau besok saya menyampaikan ini pada beliau."

"Oh, iya, Bu. Terimakasih ya Bu. Tapi jangan disampaikan kalau yang laporan kami berdua lhoo, Bu."

Dari percakapan di atas, saya menjadi teringat tentang tindakan bullying yang dialami seorang anak, biasanya dilakukan oleh orang-orang terdekatnya antara lain teman - temannya, kedua orang tuanya, saudara - saudaranya, juga rekan kerjanya sendiri.

Anak - anak adalah pribadi - pribadi unik dan istimewa. Mereka masih sangat peka dan sensitif dengan berbagai keadaan..

Bandar Batang,

4 November 2022