Rudi Abdi Gusti

Saya adalah manusia, saya juga orang. Tapi tidak ingin menjadi manusia dan orang yang biasa-biasa saja, karena Tuhan saya Maha Luar biasa. Dan satu lagi, saya R...

Selengkapnya
Navigasi Web
Waktu yang Tepat untuk Berhijrah
November 2016

Waktu yang Tepat untuk Berhijrah

30 BULAN MENJADI KANG OJOL

#Bulan Pertama - November 2016: Waktu yang Tepat untuk Berhijrah

Bosan dan merasa risi pada pekerjaan yang berkecimpung dengan riba, akhirnya Qoiman memilih resign dari perusahaan tempatnya bekerja, yakni Koperasi Dana Jaya, koperasi yang bergerak di bidang peminjaman uang, bukan simpan pinjam. Padahal Qoiman orang yang cukup berpengaruh di perusahaannya, dan kalau dia mau nego gaji pun si kepala perusahaan tidak akan keberatan untuk menyetujuinya seperti waktu-waktu sebelumnya, asalkan dia mau tetap bekerja. Namun dia tidak mau lagi mementingkan urusan gaji, yang terpenting baginya saat ini ialah bisa bekerja dengan mendapatkan rezeki yang halalan toyyiban, tidak seperti dengan pekerjaan yang sudah digelutinya selama dua tahunan ini.

Keputusan Qoiman meninggalkan zona nyaman sudah terpikirkannya sejak lama. Dia baru merasa yakin, kalau saat inilah waktu yang tepat untuk berhijrah dari pekerjaan yang tidak di ridhoi Allah. Menurutnya perusahaannya itu perusahaan riba yang terlalu merugikan banyak orang karena bunganya yang lumayan besar, serta dendanya yang terus berjalan kalau si peminjam tidak membayar angsuran tepat waktu. Memang pekerjaan itu menguntungkann dan membuatnnya nyaman dengan gaji pokok 4 juta perbulan di luar insentif, uang transportasi, dan tunjangan makan. Namun dia merasa gaji itu tidak pernah ada cukupnya, tida kada keberkahan. Dia harus terus-menerus kasbon demi lebih bisa mencukupi kebutuhan dan keinginannya, dan kenyamanan yang semacam ini membuatnya bosan sekaligus tidak pernah membawa ketenangan di perasaan maupun pikirannya.

Ada satu kejadian yang paling menyadarkannya untuk secepatnya memutuskan resign dari pekerjaannya, yaitu ketika dia berangkat dari kampungnya di Kuningan pukul 23.00 WIB menuju ke Cikarang dengan mengendarai motor Yamaha MX miliknya. Sepanjang jalan sudah lumayan sepi, dan ketika di jalan pantura di daerah Pamanukan, motor Qoiman dipepet dua motor RX King yang ditumpangi oleh empat pemuda sambil mengacung-acungkan sajam. Qoiman akhirnya menghentikan laju motornya, karena akan sangat percuma kalau sampai kejar-kejaran di jalan pun, toh itu akan lebih membahayakan dirinya.

"Heh, Sia! turun! turun!" bentak si begal yang memegang celurit. Artinya, "Hei, Kamu, turun, turun!"

"Aya naon nya?" jawab Qoiman, pura-pura lugu. Artinya, "Ada apa, ya?"

"Aya naon, aya naon! Geus nurut bae lamun masih sayang nyawa, mah!" Bentak si begal lagi sambil menarik jaket Qoiman. Artinya, " "Ada apa, ada apa! Sudah menurut saja kalau masih sayang nyawanya!"

Akhirnya Qoiman tidak mau berbasa-basi lagi, dia sudah pasrah dengan keadaan yang tengah dihadapinya. Satu begal sudah menaiki motor Qoiman dan memakai helmnya, sedangkan yang lainnya masih mengelilingi Qoiman.

"Berekeun tas sia, hapena, jeung dompetna!" Artinya, "Berikan tasmu, hapenya, sama dompetnya!" pinta si begal kasar, satu orang menarik tasnya, satu orang lagi mengambil handphone di saku jaketnya, dan mengambil dompet di saku celananya.

Qoiman sama sekali tidak bisa melakukan perlawanan, dia hanya beristighfar dalam hati, dan berdoa agar Allah masih memberinya keselamatan dan kesempatan untuk memperbaiki jalan hidupnya yang salah, dan untuk menebus dosa dan kesalahan pada dirinya. Dia juga berdoa agar tidak mati dalam keadaan dibegal.

Dalam keadaan pasrah Qoiman masih bisa berfikir, menurutnya membegal juga merupakan sebuah pekerjaan. Jadi, ada kemungkinan mereka akan bisa diajak negosiasi.

“Kang, abdi redo motor abdi dicandak ku si akang, tapi karunya atuh ka abdi, abdi uwihna kumaha lamun artosna dikantun sadaya?” kata Qoiman memelas dengan maksud negosiasi. Artinya, "Bang, saya ikhlas motor saya di bawa sama Abang, tapi kasihan lah sama saya, saya pulangnya bagaimana kalau uangnya dibawa semua.

"Nya terserah Sia ek balikna kumaha, arek leumpang, kek, arek ngesod, kek, asal daek bae!" Jawab si begal masa bodo sambil memeriksa isi tas. Artinya, "Ya terserah kamu mau pulangnya bagaimana, mau jalan, kek, mau ngesod, kek, asal mau saja!"

"Geus bere bae dua puluh rebu, hayu geura indit!" kata si begal yang agak tuaan, sepertinya dia senior begalnya. "Artinya, "Sudah kasih saja dua puluh ribu, ayo cepat pergi!"

Setelah itu mereka langsung buru-buru meninggalkan Qoiman, dan yang agak tuaan sambil bilang "Hatur nuhun, nya." artinya "Terima kasih, ya," dengan nada mengejek senang di atas penderitaan mangsanya.

Dari kejadian itu, sambil menyenderkan kepalanya di bangku bus yang sepi, Qoiman beristighfar dan merenung:

“Ya Allah, ampunilah kesalahan diri ini yang disengaja maupun yang tersengaja yang pernah aku lakukan. Aku sadari, kejadian ini sudah menjadi rencana-Mu. Aku mengerti, semua yang Engkau beri di dunia ini hanyalah titipan, dan setiap titipan berhak Engkau ambil kembali kapan pun waktunya dan di mana pun tempatnya, rela maupun tidak. Ya Allah, malam ini hanya motor saja yang Engkau ambil, dan sah saja kalau di waktu yang lain engkau mengambil nyawa ini, tetapi aku mohon, jangan Engkau ambil nyawa ini kecuali dalam keadaan Khusnul khatimah, dan amal yang cukup.

Ya Allah, meskipun melalui tangan para begal cara-Mu mengambil motor itu, aku ikhlas, barangkali mereka lebih membutuhkannya daripadaku, dan barang kali motor itu dapat membawa kemudaratan untukku. Ya Allah, bukakanlah mata hati mereka. Berikan mereka kesadaran untuk insyaf dan bertaubat. Berilah mereka petunjuk yang benar, agar mereka mendapatkan rezeki yang halal dan baik, karena risiko dari yang mereka kerjakan akan membahayakan serta merugikan orang lain dan dirinya pula.

Ya Allah, aku sadar, kendaraan itu sering kupakai untuk pekerjaan yang Engkau tidak sukai. Jadi aku berterima kasih dengan teguran-Mu malam ini, aku menjadi tahu apa yang seharusnya aku lakukan dan putuskan ke depan, aku akan mencari pekerjaan yang Engkau sukai. Ya Allah, bantu aku mendapatkan pekerjaan itu, karena hanya Engkau yang bisa memudahkannya, dan jika tidak Engkau mudahkan, pastilah terasa sulit aku mendapatkannya.

***

Awal November 2016 Qoiman secara resmi sudah tidak lagi bekerja di perusahaan peminjaman uang. Tidak lama setelah berpamitan kepada seluruh rekan kerjanya, dia mendapatkan SMS panggilan tes kerja sekaligus diminta membawa berkas persyaratan oleh pihak perusahaan jasa transportasi online bernama Grab Bike. Beruntung Qoiman sudah mendapat pinjaman motor dari Ghani, teman sewaktu kerja di koperasi. Ghani mempunyai dua motor, satu yang biasa dipakainya, dan satu lagi dipakai istrinya. Yang dipakai Qoiman adalah motor Ghani, istrinya tidak keberatan meminjamkan motor suaminya, sampai Qoiman mendapatkan plat nomor dan STNK untuk motor barunya dari pihak dealer. Motor baru Qoiman adalah motor Yamaha N-Max keluaran terbaru yang dikreditnya dengan tenor 24 bulan, motor itu sengaja disiapkannya untuk menjajal peruntungan barunya menjadi driver Grab Bike.

Perjalanan dari Cikarang ke Cibubur sudah dia tempuh pagi hari, serangkaian prosedur calon anggota Grab Bike pun harus dia lalui mulai dari registrasi, penyerahan berkas, sampai tes berkendara yang dijalaninya dengan mulus. Tesnya sama seperti pembuatan SIM C, seperti melaju lurus dan stop sebentar sebelum garis stop, kemudian kembali ke tempat semula. dilanjutkan lagi dengan melaju jigjag, kemudian balik lagi ke tempat semula, dan yang terakhir melaju dengan mengikuti jalur yang membentuk angka 8. Tes tersebut dilakukan dengan berboncengan, dan sama sekali tidak boleh melanggar aturan, seperti melewati garis stop, menapakkan kaki ke tanah, dan menyenggol traffice cone, pembatas jalan yang berbentuk kerucut.

Pelaksanaan tes selesai sampai sore hari, karena untuk mendapatkan giliran tes perlu mengantri di belakang ratusan motor. Setelah tes boleh langsung pulang, dan tinggal menunggu waktu semingu untuk mengetahui hasil tesnya. Setelah mendapat panggilan kedua yang memenyatakan dia lulus tes, sesi selanjutnya adalah Qoiman melakukan foto diri dengan memakai jaket Grab Bike, aktifasi aplikasi driver Grab Bike, serta pembagian helm dan jaket Grab Bike. Akhirnya mulai detik itu juga Qoiman sudah resmi menjadi driver Grab Bike yang siap bersaing mencari rezeki di JABODETABEK bersama puluhan ribu driver ojek lainnya, baik itu Grab Bike, Go Jek, Uber, dan ojek pangkalan.

Bersambung ...

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post