
Jodohku
Ibu sebenarnya masih keturunan darah biru. Ketika bapak pensiun, anak-anaknya masih sekolah semua. Ibu ternyata tipe pekerja keras. Sawah yang selama ini hanya disewakan, sekarang diolah ibu. Dicangkul, ditaburi kompos, dan ditanami jagung. Ibu juga membuka warung. Es cendol, pecel, tahu ulek dan gorengan menjadi menunya. Ibu tak sungkan-sungkan mengerjakan semua.
Kuliahku sebentar lagi selesai, tinggal menunggu wisuda. Aku sebenarnya agak resah. Sebentar lagi wisuda, tetapi aku belum punya pendamping. Orang tua dan saudara pasti datang, tetapi aku ingin seseorang yang spesial dihari istimewa itu. Aku ingin berfoto dengan pacar.
Hari ini ibu membuat syukuran atas wisudaku. Nasi kuning dan lauk pauk sekedarnya, kami antar ke tetangga kiri kanan. Mereka mengucapkan selamat, dan bertanya, sudah wisuda kok belum ada pacarnya. “Jodoh Rara nanti saja kalau sudah kerja, susah payah dikuliahin, maaassaakkkk langsung diambil orang,” ibu menjawab kalem.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar