Bapak, ooo...Bapak (Pentigraf)
Bapakku adalah sosok yang sederhana, pendiam, dan kurang bisa bercanda dengan anak-anaknya. Jarang anak-anaknya bisa bercengkerama dengan beliau. Mungkin tuntutan kebutuhan hidup yang besar, membuatnya lebih banyak diam berfikir, daripada ha ha hi hi dengan kami. Maklum lima anak dan semua bersekolah, tentu butuh dana yang sangat besar, sementara bapakku hanya pegawai golongan II. Ibuku tampaknya memahami karakter bapak yang tidak romantis. Meskipun sebenarnya ibu terlihat pengin bapak bisa bersikap manis.
Malam Minggu kemaren ibu mengajak bapak untuk menengok Eyang. Rumah eyang masih satu desa dengan kami. Selesai sholat Maghrib, ibu dan bapak berangkat dengan mengendarai motor “Binter,” kesayangan bapak. Tak sampai 25 menit, mereka sudah sampai. Eyang tinggal besama adik ibu, Pak Ato dan Bulek Atun. Ketika jam sudah menunjukkan pukul 9 malam, ibu mengajak pulang.
Sesudah berpamitan, ibu menyusul bapak yang sudah nangkring di motor. Entah karena suara motor yang bising, atau bapak memang sudah berkurang pendengarannya, tiba-tiba bapak tancap gas, padahal ibu baru benerin dudukan kaki. “Pak...Pak...tunggu, aku belum naik,” ibuku teriak-teriak berusaha mengejar. Bapak tetap tak mendengar, dan terus melaju. Sampai di rumah, bapak nengok boncengan, “Lho bune (ibu) kemana? dah turun apa ya?” tanyanya kepada diri sendiri. Tanpa merasa bersalah, bapak memasukkan motor ke dalam rumah dan masuk kamar. Tak berapa lama, kami berlima mendengar suara motor datang. “Kok malam-malam ada tamu?” tanya Mbak Titik, kakak sulungku. “Assalamu’alaikum!” terdengar salam dari luar. “Wa’alaikumsalam, jawab kami. “Kok seperti suara ibu.” tanyaku heran. Dan ibuku masuk rumah dengan muka manyum. “Bapakmu....kebangetan, ibu belum naik, sudah ditinggal kabur!” Kami bengong....dan tertawa, “bapak.....ooo...bapak.”
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
mantul
ha..ha..idenya ada aja..sampai rumah bisa diamuk tuh kan
iya Pak, tetapi bapak tetap kalem, wallau ibu ngambek, he..he..
Hehe lucu
walaupun pendiam, tetapi kadang-kadang ada yang bikin kami tertawa. Matursuwun Pak.
Matursuwun Bunda. Salam literasi