
Bapak dan Rp 100.00
Aku dan saudaraku terbiasa berangkat sekolah tanpa uang saku. Setiap pagi ibu selalu rajin menyiapkan sarapan untuk kami. Karena sudah sarapan dari rumah, orang tuaku tidak memberi kami uang jajan. Tetapi di sekolah aku sering ditraktir Yuni, teman sebangkuku. Di warung Mbok Kantin atau beli dawet di belakang sekolah. Aku tak perlu khawatir.
Hari inipun aku tak diberi uang jajan. Ibu sempat mengeluh ke bapak, kalau aku les sampai sore, tetapi ibu tak punya uang. Bagiku tak jadi masalah, masih ada Yuni dan teman-teman lain. Benar saja, di sekolah teman-temanku ada yang bawa nasi tempe, jagung rebus, singkong rebus, pisang, dan ubi. Kenyang aku dengan bekal teman-temanku.
Aku sedang rame-rame makan kacang di kelas 3 C, ketika kulihat bapak memasuki parkiran sekolah dengan sepeda jengkinya. Aku heran dan segera menyongsongnya. “Ra, ini bapak punya uang Rp 100.00, untuk jajan ya.” Aku terpaku dan terharu karena bapak bela-belain ke sekolahku, khawatir aku kelaparan. “Matursuwun Pak, love always.”
# memory 1987
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ya Alloh saya uang jajannya SD hanya 25, kadang 50 hehehe
Begitu syg bapak pd anaknya
Alhamdulillah, bapak dan emak sayangnya sepanjang masa. Terimakasih Bunda.
Ayah ..idola pertama bagi seorang anak
Matursuwun Bunda.
Ayah ..idola pertama bagi seorang anak
Kasih sayang orang tua sepanjang jalan