Rosnadeli Kartini S

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Saatnya Pamer Di Sosial Media

Saatnya Pamer Di Sosial Media

Saatnya Pamer di Sosial Mediamu

Disadari atau tidak pengguna sosial media dewasa ini terus meningkat. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya aplikasi-aplikasi baru yang bermunculan. Jika dulu hanya ada Facebook atau Twitter, maka kini dunia maya diisi dengan berbagai nama lainnya. Sebut saja Tik tok, hello, atau apapun alat untuk memamerkan semua laku dan barang.

Ini sejalan dengan data yang diperoleh dari situs resmi Kementerian Komunikasi dan Informasi yang menyatakan bahwa data penggunaan Internet di Indonesia mencapai hingga 63 juta orang, dan 95% mengakses jejaring sosial. Selain itu, Indonesia menempati peringkat ke empat di dunia dalam hal penggunaan aplikasi Facebook setelah USA, Brasil, dan India.

Melihat data di atas, rasanya wajar jika sekarang media sosial di jadikan ajang pamer. Kapan lagi bisa promosi tanpa harus membayar biaya lebih. Kapan lagi bisa unjuk gigi tanpa harus masuk televisi. Kapan lagi bisa tebar pesona di setiap detik.

Maka, tak heran jika sekarang bermacam video pendek—cara orang pamer—atau status-status keren bermunculan di beranda setiap akun. Entah kata-kata bijak itu mengutip dari orang lain, entah foto barang-barang mewah itu bukan milik pribadi, entah wajah cantik itu hasil filter. Entah makanan enak itu hanya untuk unjuk dada. Semua tampak tak terlalu peduli asal dapat jempol kemudian meningkatkan rasa percaya diri.

Tak ada yang salah dengan semua itu. Semua memiliki hak yang sama dalam menggunakan ponsel miliknya. Bak halaman rumah masing-masing, semua orang berhak menentukan tanaman apa yang hendak ditanamnya. Orang luar hanya bertindak sebagai penikmat saja. Jika setuju sila tekan tanda jempol, jika tidak bisa langsung di geser. Mudah bukan?

Namun, sepertinya ini tak semudah yang dibayangkan. Kepala memang sama hitam, tetapi dalamnya hati siapa yang tahu. Boleh jadi niat kita bukan untuk pamer, hanya ingin berbagi. Boleh jadi tujuan kita bukan untuk membuat tetangga iri, hanya untuk memberi informasi terkini. Boleh jadi tulisan yang ditulis hanya untuk pengingat diri, tapi dibaca sebagai ajang sok menasehati, dsb. Hingga akhirnya banyak timbul masalah lain.

Misalnya terjadi saling sindir, saling ejek bahkan masuk dalam ranah ujaran kebencian yang berakhir di pengadilan? Atau mengapa belakangan ini rasanya kita lebih mengenal teman di dunia maya daripada tetangga sebelah rumah?

Pertanyaan-pertanyaan itu hendaknya bisa menjadi pijakan ketika kita ingin pamer di sosial media, agar tidak ada masalah dikemudian hari.

Ada satu kalimat bagus yang sering saya dengar yaitu Bijaklah bersosial media. Tak semua yang kita lakukan akan dinilai sama dengan yang lain. Dan ingat, boleh jadi opini yang saya buat ini merupakan salah satu langkah saya untuk pamer pula : bahwa saya bisa menulis.

Dumai, 1 Febuari 2022

#Tantangan_gurusiana365

#Day25

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post