Refleksi Diri Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara (H-2 Cacatan CGP)
Refleksi Diri Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara
(H-2 #Cacatan CGP)
Kegiatan hari kedua Pendidikan guru penggerak kami mendapat tugas untuk membuat refleksi diri filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara. Refleksi ini dilakukan setelah membaca beberapa tulisan Ki Hajar Dewantara dan dua video yang ditayangkan terkait filosofi pendidikan yang dicanangkannya
Menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan dan kebudayaan merupakan satu kesatuan. Bagaimana membentuk sebuah kebudayaan atau perdapan manusia maka peran pendidikan sangat menentukan. Ki Hajar Dewantara memandang setiap anak memiliki kodrat, Pendidikan menuntun segala kodrat pada anak agar mereka mendapat keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai individu maupun masyarakat.
Intisari pembelajaran Ki Hajar Dewantara adalah salam dan bahagia. Salam berarti menuntun anak agar memiliki budi pekerti, salam menunjukkan etika yang harus dimiliki seorang anak. Tentu saja sebagai pendidik harus memberi teladan sehingga setiap kali memulai pembelajaran haruslah diawali dengan salam.
Rasa bahagia dalam belajar membuat anak dapat maksimal menyerap pelajaran yang diberikan. Inilah sesungguhnya yang harus diterapkan seorang pendidik dalam menyampaikan bahan ajar pada anak. Bukan hanya memerintahkan dan memberi tugas, tetapi pendidik mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan.
Anak ibarat kertas yang berisi tulisan yang samar-samar, tugas pendidik adalah memperjelas tulisan tersebut. Artinya anak telah dibekali potensi diri yang dimilikinya, pendidik berperan memaksimalkan potensi diri anak tersebut.
Setiap anak memiliki kecerdasan yang berbeda-beda. Sejatinya seorang pendidik membantu mengembangkan potensi yang dimiliki siswa agar maksimal dan disesuaikan dengan kebutuhan Zaman. Selain itu pendidik harus senantiasa menuntun muridnya agar di era global abad 21 ini tetap menyaring budaya-budaya yang datang dari luar.
Menurut KHD budi pekerti merupakan perpaduan cipta (Kognitif), Karsa (Afektif) dan karya (Psikomotorik). Keluarga sebagai sekolah pertama bagi anak memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan dirinya. Keluarga menjadi tempat berlatih bagi anak dalam meningkatkan kecerdasan budi pekertinya. keteladan hidup dalam keluarga yang diperoleh anak akan tercermin dalam kehidupan sosialnya.
Apa yang harus dilakukan agar proses pembelajaran mencerminkan KHD dapat terwujud?
Seorang pendidik senantiasa harus melakukan refleksi diri terhadap pembelajaran yang dilakukan. Perannya bukan hanya mentranfer ilmu, tetapi pendidik sejatinya menjadi teladan yang baik, menguatkan dan memotivasi anak dan mendorong mereka dalam memaksimalkan potensinya, seperti slogan “Ing ngarso sung tulodo, Ing madyo mangun karso, Tut Wuri Handayani,”
Pendidik harus menyadari bahwa tugasnya adalah menuntun, membimbing agar kodrat (potensi) yang ada pada diri anak dapat berkembang maksimal sehingga anak mendapat kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
Pendidik dalam menerapkan merdeka belajar memberikan kebebasan pada anak dalam memilih gaya belajarnya agar potensi anak dapat maksimal dan mereka mendapat kebahagiaan lahir dan bathin.
Pendidik memberikan tuntunan agar anak menemukan kemerdekaannya dalam belajar. Pendidik harus terbuka dan tetap waspada terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, utamakan potensi kultural sebagai sumber belajar dalam mewujudkan merdeka belajar
Selanjutnya proses pembelajaran disekolah yang dapat mencerminkan filosofi pendidikan ki Hajar Dewantara adalah menerapkan budaya-budaya positif seperti memulai pembelajaran dengan do’a, pengembangan literasi membaca, menerapkan gerakan 5S (Salam, sapa, senyum, sopan, santun), pengajian mingguan dan lain sebagainya.
Dalam memaksimalkan potensi siswa dengan menerapkan merdeka belajar disekolah dengan menyadari potensi yang ada pada anak didik sehingga memberi kebebasan bagi mereka untuk berekspresi, berinovasi, berkarya dan berkolaborasi agar melahirkan rasa bahagia dalam belajar. Rasa senang dan bahagia akan memudahkan anak didik menyerap pelajaran dan akan meningkatkan potensi dirinya.
Inilah refleksi diri yang saya lakukan untuk selanjutnya dituangkan dalam bentuk video/audio berdurasi maksimal 4 menit.
Oleh : Rosmalinda Ika Kesumawaty Br.Kembaren, M.Pd
#LawanCorona
#MenangLawanCorona
#Literasi
#GuruPenggerak
#GuruMemesona
#MerdekaBelajar
#IndonesiaMaju
Rumahlitersi, 2021-04-17. Alhamdulillah. Salam sehat. Salam Guru Penggerak
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen ulasannya, Bunda. Salam literasi