Rosmalinda Aziz

Seorang guru Matematika yang punya nyali untuk menulis. Mencoba hal yang baru di luar dari kebiasaan merupakan tantangan tersendiri bagi dirinya. Semoga mampu m...

Selengkapnya
Navigasi Web
Cobaan Hidup (1)

Cobaan Hidup (1)

Episode 1: Berhenti Kuliah

Oleh: Rosmalinda Aziz, S.Pd

Memandang ibu bersiap-siap ke pasar dengan membawa kue buatannya, membuat aku sedih. Ingin sekali membantunya. Tapi tidak diizinkannya. Sejak Ayah meninggal, perekonomian kami sangat menurun sekali. Ibu hanya menghasilkan uang dari jualan kue yang dititipkan ke warung-warung dan juga dijajakan ke rumah-rumah. Melihat ibu yang bekerja ingin rasanya berhenti kuliah. Kemudian bekerja dan membantu ibu. Tapi ibu tidak pernah mengizinkan keinginanku itu. Pernah ketika itu ku utarakan keinginan tersebut.

“Bu, Mia berhenti kuliah ya.”

“Tidak boleh, Nak.” Ibu menjawab dengan lembutnya.

“Kasihan Ibu bekerja sendiri. Kalau Mia bekerja bisa beri ibu uang untuk perlengkapan di dapur,” Aku masih memelas agar diberi izin.

“Tidak. Tidak tetap tidak.” Nada suara ibu mulai naik satu oktaf.

Aku sudah tidak sanggup melanjutkan melanjutkan permintaanku kalau ibu sudah begitu. Aku tidak ingin Ibu sedih karena tingkahku. Aku tau kenapa ibu tidak mengizinkanku. Itu semua karena cita-cita Ayah yang menginginkan aku dan adik sekolah hingga ke perguruan tinggi. Sejak permintaan waktu itu, aku tidak sanggup lagi mengajukan permintaanku kembali.

Tapi kini setelah tiga bulan berlalu dari permintaanku itu, akhirnya aku harus berhenti kuliah juga. Kali ini Ibu tidak bisa melarangku untuk berhenti. Karena keadaan ibu yang tidak memungkinkan lagi untuk mencari nafkah. Ibu lumpuh. Ia terjatuh di kamar mandi. Bukan hanya aku yang harus berhenti kuliah, Adikku yang ingin melanjutkan kuliah juga harus menguburkan keinginannya lebih awal.

“Ibu, Mia pamit pergi kerja ya,” Aku mencium tangan dan wajah ibu serta memeluknya. Begitu ku lepaskan pelukan, bulir bening keluar dari matanya.

“Doakan Mia ya, Bu.” Sambil mengusap bulir di mata Ibu.

Ibu hanya mengangguk dan menghapus air matanya. Aku tau apa yang ibu pikirkan. Aku segera pergi. Alhamdulillah aku dapat kerja sebagai pramuniaga di sebuah swalayan. Ibu di rumah di temani adik.

Adikku yang belum bisa menerima kenyataan, selalu bertingkah aneh. Ia mudah marah dan selalu menyalahkan keadaan. Ia tidak sanggup hanya di rumah saja menemani dan memenuhi keperluan ibu. Bahasanya kasar dan caranya melayani ibu selalu membuat aku selalu bertengkar dengannya.

Jadi untuk meredam amarahnya, aku menjanjikan untuk memberi uang jajan kepadanya setiap kali aku gajian. Meski ada rasa waswas meninggalkan ibu bersamanya, tapi aku yakin ia akan bertindak diluar kewajaran.

Bersambung….

#Tantangan Hari Ke-216

#11 Jamadilawal 1442 H

#Jumat, 25 Desember 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen cerpennya, Bunda. Salam literasi

25 Dec
Balas

Terima kasih, Pak.

27 Dec

Semangat bekerja Mia. Semoga lancar dan sukses

28 Dec
Balas

Luar biasa.... Salam sukses dan salam Literasi

25 Dec
Balas

Terima kasih, Pak.

27 Dec

Keren cerpennya, Bun. Tidak sabar menunggu kelanjutannya. Sukses selalu untuk Bunda. Rosmalinda.

25 Dec
Balas

Terima kasih, Ibu. Saya jadi terharu. Sukses juga untuk Ibu.

27 Dec

Semangat menulis, Bu. Kita sama" guru Matematika yang harus PeDe menulis. Salam sukses Bu. Yes ada teman

25 Dec
Balas

Senang bisa kenalan. Insyaallah selalu semangat. Yuk kita sama-sama belajar meskipun kita bukan jurusan bahasa. Insyaallah kita juga bisa.

27 Dec



search

New Post