Ada Cinta di Tumpukan Baju Kotor
Menjadi wanita karier yang menghabiskan waktu di luar rumah membutuhkan seseorang untuk membantu pekerjaan rumah. Rumah yang bersih, rapi, dan sejuk dipandang mata setiap pulang kerja menjadi harapan. Aku salah satunya. Aku termasuk wanita yang tidak bisa mengerjakan semua pekerjaan rumah sendiri. Aku membutuhkan pembantu untuk membersihkan rumah, mencuci, mengepel, dan kadang-kadang memasak. Dengan adanya pembantu aku tidak perlu sibuk dengan pekerjaan rumah setiap pulang kerja.
Pulang kerja kaget dengan halaman rumah yang kotor oleh daun yang yang berguguran. Rumah pun masih berantakan. Piring kotor menumpuk di dapur, begitu juga baju kotor menumpuk membentuk anakan gunung. Ternyata pembantu tidak datang. Tiga hari tidak sempat menyuci baju karena aku ikut kegiatan di Solo. Secepat kilat kuambil sapu, membersihkan halaman dan rumah agar tampak asri. Meskipun masih menggunakan seragam, tetap enjoy untuk bersih-bersih he he. Maklum jika berganti baju terlebih dahulu, akan tergoda dengan kenyamanan yang ditawarkan oleh kasur tipisku.
Selesai bersih-bersih badanku sudah capek, segera berganti baju dan istirahat. Sekejap saja mataku sudah terlelap dalam mimpi indah. "Bunda, bangun! Sholat Asar Bun." Si bungsu membangunkan.
Aku ambil baju untuk mandi. Tercium bau wangi sabun cuci. Aha, suami mencuci baju basah yang dipakai renang kemarin. Cukup senyum kuberikan padanya sebagai tanda terimakasih. "Mandi dan sholat asar dulu," Kataku.
Sore hari setelah sholat Maghrib kami makan bersama kecuali anak keduaku karena tinggal di asrama. Belajar bersama si bungsu, menyimak hafalan surat an-Naba' yang tidak hafal-hafal he he. Setelah sholat Isya', kami pun istirahat. Tidur yang lelap. Tiba-tiba aku terbangun saat kudengar suara gemericik air dari arah sumur. "Ah, masih jam 03.30, siapa yang di dapur?"
Kupejamkan mata lagi beberapa saat, tetapi ketika kudengar mesin cuci bergemuruh, baru kutahu suamiku sudah bangun. "Hmmmm, ikut bangun" Bisikku dalam hati.
Selesai sholat subuh segera berbelanja ke pasar kaget di belakang rumah. Masak ayam goreng kesukaan si bungsu. Kubantu suami menjemur pakaian. Ah, ternyata ada cinta di tumpukan baju kotor. Tanpa kupinta sudah ada yang menyuci dengan ikhlas. Suami menyuci aku yang menjemur. Aku menjemur pakaian suami menyiapkan tempatnya. Ketika aku masih menjemur, suami juga membantu menyiapkan makan si bungsu. Sungguh sebuah kenikmatan yang tak terhingga.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
kekompakan dalam sebuah heterogenitas peradaban dibingkai cinta dan kerjasama yang sarat makna
Makasih pak leck,
Suamiistri yang saling melengkapi. Sip