Rochadi Arif Purnawan

Lahir di Banyumas, 1965. Setamat SMA, melanjutkan kuliah di IKIP Jakarta. Pendidikan S2 di selesaikan di Universitas Indonesia, program studi Ilmu Biologi Medis...

Selengkapnya
Navigasi Web
Narimo Ing Pandum (Nasehat Simbah)

Narimo Ing Pandum (Nasehat Simbah)

#tagur-183

Narimo ing Pandum, merupaka falsafah bagi orang Jawa yang dapat diartikan menerima dengan tulus dan legowo semua pemberian Allah Swt, baik yang menyenangkan maupun yang menyedihkan. Hidup sumeleh dan narimo ing pandum, dapat diartikan hidup berserah diri dan bersyukur menerima pemberian Allah dengan hati yang ikhlas. Seberapa pun rejeki yang didapat tidak menghalangi dirinya untuk bersyukur dan bersedekah kepada orang lain yang membutuhkan uluran tangannya. (Untuk bersedekah tidak menunggu harus kaya).

Berserah diri kepada Allah tidak semata-mata pasrah dan tidak berusaha, melainkan senantiasa bersyukur tidak mengeluh dan berpikir dengan angan-angan tinggi yang tidak diimbangi dengan tindakan yang pasti. Narimo ing pandum lebih menempatkan hati dengan penuh rasa ikhlas dalam menerima keadaan yang sedang terjadi dan sedang dialami, senantiasa berusaha untuk memperbaiki keadaan demi mengupayakan diri supaya bisa lebih bersyukur akan karunia Allah yang diberikan untuk masa yang akan datang.

“Akeh durung mesti cukup, sethithik durung mesti kurang” (banyak belum tentu cukup, sedikit belum tentu kurang). Nasehat itu bersifat umum tidak hanya berkenaan dengan harta atau penghasilan, namun biasanya orang lebih memandang ke arah itu.

Ada perbedaan antara banyak dan cukup. Banyak lebih berorientasi pada jumlah harta yang kita peroleh, sedangkan cukup adalah penerimaan hati terhadap jumlah yang kita peroleh. Orang yang berambisi memiliki harta banyak, tidak akan pernah merasa cukup, karena sesudah dia mencapai jumlah tertentu, akan muncul keinginan yang baru.

Berbeda dengan mereka yang merasa cukup. Rasa cukup muncul karena hatinya dapat menikmati apa yang dia peroleh berapapun jumlahnya. Hatinya adalah hati yang kaya, hidupnya sumeleh, tidak kemrungsung. Dia tidak melihat ke atas tetapi ke bawah.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ulasan yang keren, Pak. Kalimat sederhana yang bermakna sangat dalam.

29 Dec
Balas

Tks Bu

30 Dec

Selalu keren tulisannya dengan nilai filosofi yang tinggi untuk kehidupan, Barokallah Pak Rochadi

28 Dec
Balas

Tks Pak

28 Dec

Ulasan yang keren Pak Arif

28 Dec
Balas

Tks Bu

28 Dec

Jelas beda rasanya tapi kehidupan banyak mengajarkan rasa empati ya Pak

28 Dec
Balas

Btl bgt. Sepakaat pak...

28 Dec
Balas

Siap Bu

28 Dec

Keren ulasanbya Pak. Sepakat, hidup hendaklah menerima dengan iklas.

28 Dec
Balas

Betul Bu

28 Dec

Sepakat, pake banget, Bapak. Kita adalah orang yang kaya hati, mesti kita ingat, agar hidup penuh keikhlasan. Hati ikhlas, hati tenang dan damai. Di situlah kebahagiaan berada. Salam sukses selalu, Bapak.

28 Dec
Balas

Tks Bu

28 Dec

Perlu di uri-uri itu nasehat dalam bentuk falsafah jawa indah dan sangat bermakna

29 Dec
Balas

Betul Bu, tks

30 Dec

Ulasan yang sangat bermanfaat Pak. Salsm sehat selalu.

29 Dec
Balas

Tks Bu

30 Dec

Selalu keren dengan tulisannya, sangat bijak dan menginspirasi.Sukses selalu pak.

29 Dec
Balas

Tks Bu

30 Dec

Subhanallah, sangat bijak dan menginspirasi. Terima kasih Pak. Semoga sehat selalu.

28 Dec
Balas

Tks Bu

28 Dec

Mantul Pak. Sarat pesan moral. Katakan "cukup" seraya bersyukur sepanjang masa. Salam sehat dan sukses selalu.

28 Dec
Balas

Tks Bu

28 Dec

Setuju pak rasa syukur itu yang utama, tidak melihat keatas, rasa cukup, keren ulasannya pak Rochadi, salam sehat selalu

28 Dec
Balas

Tks Bu

28 Dec

Apa yang dapat kit kerjakan merupakan campur tangan dari Allah sebagai sang pencipta dan pengatur rezeki. sehat selalu saudaraku pak Rochadi.

28 Dec
Balas

Tks Bu

28 Dec

Seperti nasihat almarhum Bapak saya. Selalu mengingatkan kami "akeh urung karuan cukup, tapi nek cukup mesti pas-e. Seng penting akeh syukure." Sehat selalu Bapak Rochadi

28 Dec
Balas

Aamiin, tks Bu

28 Dec



search

New Post