Walaupun secara lahiriah Tole menerima keadaan dan tidak melanjutkan sekolah, namun batiinnya berontak, hal ini terlihat dari sikapnya bermalas-malasa. Melihat keadaan anaknya yang demikian, kedua orang tua Tole mulai gelisah dan sedih. Mereka mulai memikirkan, bagaimana caranya agar Tole dapat melanjutkan sekolahnya.

“Yah, semakin hari sikap Tole membuat Ibu merasa sedih. Mungkin dia kecewa karena sudah belajar mati-matian, tapi ternyata tidak dapat melanjutkan sekolahnya.” Kata ibu Tole kepada suaminya.

“Tapi bagaimana lagi Bu, biaya sekolah di SMA semakin mahal. Belum lagi untuk bayar kost dan kebutuhan Tole di kota. Sementara adiknya juga butuh biaya juga.” Jawab ayah Tole.

“Ibu ada usul, tapi kalau ayah setuju,” sambung ibu Tole.

“Usulapaan Bu?” tanya sang ayah.

“Teman Ibu dari desa sebelah ngajakin kerja di luar negeri. Mungkin dengan cara ini kitab bisa membiayai sekolah Tole dan adiknya. Paling tidak tahun depan, Tole bisa mendaftar sekolah di SMA.” Ujar si ibu.

“Ayah khawatir Bu, kan kita sering mendengar berita tentang TKW di luar negeri yang mendapat siksaan dari majikannya.” Saya

“Itu kan kasuistis Yah, nyatanya banyak kok yang sukses mengangkat ekonomi keluarganya.” Jawab ibu.

“Kalau seperti itu maunya Ibu, Ayah setuju. Tapi kita bicarakan dulu dengan anak-anak.” Kata ayah.