Rochadi Arif Purnawan

Lahir di Banyumas, 1965. Setamat SMA, melanjutkan kuliah di IKIP Jakarta. Pendidikan S2 di selesaikan di Universitas Indonesia, program studi Ilmu Biologi Medis...

Selengkapnya
Navigasi Web
Mengenal Anak Sukerta Dan Batara Kala

Mengenal Anak Sukerta Dan Batara Kala

#tagur 2021-197

#tagur 2022-11

 

Dalam masyarakat Jawa ada sebutan atau istilah anak Sukerta yaitu anak yang sejak lahir dipercaya membawa dan mempunyai nasib sial. Anak Sukerta atau wong sukerta dalam tradisi Jawa harus diruwat atau mengalami ruwatan agar terhindar dari kesialan tersebut. Adapun bentuk ruwatannya biasanya dengan menaggap wayang kulit dengan lakon Murwakala atau Purwakala. Purwa artinya awal atau permulaan,dan  Kala berarti waktu (masa). Cerita itu berawal dari kisah lahirnya dewa raksasa bernama Kala.

Dikisahkan, Dewa Siwa sedang bercengkerama dengan permaisurinya yang sangat cantik, yaitu Dewi Uma. Mereka terbang di atas samudera dengan naik lembu tunggangannya bernama Lembu Andhini. Di atas samudera itu Siwa melihat permaisurinya sangat menggairahkan, sehingga timbul hasratnya untuk bersatu rasa. Akan tetapi Dewi Uma tidak berkenan dihati, maka benih Siwa jatuh di tengah samudra.

Benih Siwa yang jatuh di samudra tersebut akhirnya tumbuh menjadi raksasa yang sangat sakti, dan selanjutnya naik ke Suralaya, tempat bersemayam para Dewa. Raksasa Kala ingin menanyakan kepada Siwa, siapa orang tuanya. Selain itu Raksasa Kala juga meminta jatah manusia sebagai makanannya. Dewa Siwa pun mengakui bahwa Raksasa Kala adalah anaknya, dan selanjutnya diberi nama Bathara Kala. Untuk makannya, Siwa menyebutkan macam-macam manusia yang termasuk anak sukerta.

Tradisi ruwatan dilakukan sebagai suatu permohonan agar manusia diselamatkan dari gangguan dan bencana yang mengancam hidup dan kehidupannya. Melalui ruwatan, manusia merasa terlindungi oleh kekuatan besar yang dipercaya sebagai kekuatan penyelamat sehingga dalam dirinya muncul hasrat untuk selalu eling, bertobat, mendekat, bermohon, berserah diri dan semacamnya kepada kekuatan penyelamat yang dimaksud. Dalam ruwatan tersebut terdapat peralatan, sajian, korban, atau mantera yang dijadikan sarana untuk menjembatani komunikasi antara manusia dengan kekuatan penyelamat yang diinginkan. Dalam masyarakat Jawa, ruwatan diejawantahkan dalam berbagai kegiatan spiritual seperti selamatan, bancakan, memetri, bersih desa, pethik laut, sedekah bumi, ider bumi, menggelar pertunjukan, dan lain sebagainya. Maksud ruwatan adalah memuja dan meminta dengan sepenuh hati agar pelakunya lepas dari petaka dan memperoleh keselamatan.

(https://p4tkpknips.kemdikbud.go.id/informasi/artikel/147-makna-simbolis-dan-pedagogis-dalam-tradisi-ruwatan)

 

Berikut nama-nama atau istilah anak Sukerta

1.    Ontang-anting, anak tunggal laki-laki

2.    Unting-unting, anak  tunggal perempuan

3.    Uger-uger lawang, 2 anak laki-laki semua

4.    Kembang sepasang, 2 anak perempuan semua

5.    Cukit/cukil dulit, 3 anak laki-laki semua

6.    Gotong mayit, 3 anak perempuan semua

7.    Saramba, 4 anak laki-laki semua

8.    Sarimpi, 4 anak peremupuan semua

9.    Pandhawa, 5 anak laki-laki semua

10. Pendhawi/Pancagati, 5 anak perempuan semua

11. Kedhana-kedhini, 2 anak (laki-laki, peremuan)

12. Kedhini-kedhana, 2 anak (perempuan, laki-laki)

13. Pancuran kapit sendhang, 3 anak (perempuan, laki-laki, perempuan)

14. Sendhang kapit pancuran, 3 anak (laki-laki, perempuan, laki-laki)

15. Keblat papat, 4 anak (laki-laki, perempuan, laki-laki, perempuan)

16. Ipil-ipil/Pipilan, 5 anak (4 laki-laki, 1 perempuan)

17. Padangan, 5 anak (4 perempuan, 1 laki-laki)

18. Pandhawa nyandhangi, 6 anak (5 laki-laki, 1 perempuan)

19. Kembar dhampit, 2 anak (laki-laki dan perempuan lahir bersama) dan seterusnya sampai ada 52 sebutan.

Kesimpulkannya, bahwa semua manusia termasuk dalam kriteria anak Sukerta. Dengan demikian, semua manusia akan menjadi jatah makanan Batara Kala. Betul demikian, boleh percaya boleh tidak. Tapi yang jelas bahwa semua manusia akan sampai pada “Kalamangsa” yaitu batas waktu kematian. Artinya, semua manusia akan dimangsa oleh Batara Kala, atau sang waktu. Itulah makna simbolik dari Batara Kala yang konon sebagai pemangsa manusia.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren menewen kisahnya pak Arif. jadi ingat kisah Gerhana Matahari, karena dimakan oleh Betara Kala... Sukses selalu

11 Jan
Balas

Tks Pak

11 Jan

Ulasan yang keren. Saya belajar lagi. Cerita ini kalau di Hollywood bisa jadi film X-Men hehe....

12 Jan
Balas

Luar biasa ulasannya Pak Rochadi, sehat dan sukses selalu, Barokallah

11 Jan
Balas

Tks Pak

11 Jan

Luar biasa ulasannya Pak Rochadi, sehat dan sukses selalu, Barokallah

11 Jan
Balas

Luar biasa ulasannya Pak Rochadi, sehat dan sukses selalu, Barokallah

11 Jan
Balas

Keren dan informatif mas. Salam sehat dan selalu bahagia bersama keluarga tercinta. Selamat siang selamat beristirahat sejenak. Terima kasih telah setia mengunjungi sriyonospd.gurusiana.id untuk saling SKSS dan berbagi kebaikan.

11 Jan
Balas

Tks Pak Sri

11 Jan

Ulasan yang luar biasa menginspirasi Pak Rochadi untuk kazanah betapa kayanya legenda2 negeri ini.

11 Jan
Balas

Tks Pak Tri

11 Jan

Baru tau tentang anak Sukerta setelah membaca tulisan Bapak. Keren Pak dan salam sukses.

12 Jan
Balas

Ulasan yang keren dan mencerahkan Pak Arif...semoga kita semua mampu mempersiapkan

11 Jan
Balas

Tks Bu

11 Jan

Wah, ternyata banyak juga yang sukerta ya Pak. Salam literasi, sukses selalu.

11 Jan
Balas

ks, salam literasi Pak Edi

11 Jan

Informatif ulasannya p Rochadi. Sukses sllu

11 Jan
Balas

Tks Bu

11 Jan

Terima kasih ulasannya, Bapak. Jadi tambah pengetahuan. Salam sehat dan sukses elalu.

11 Jan
Balas

Tks Bu

11 Jan

Keren tulisannya Pak jadi bertambah pengetahuan. Salam literasi dan semoga sehat ya Pak.

11 Jan
Balas

Tks Bu, salam literasi

11 Jan

Ulasan yang mantap dan sangat luar biasa, sukses selalu pak.

12 Jan
Balas

Keren Pak. Melestarikan cerita rakyat. Layak dibukukan. Salam sukses selalu buat Bapak.

11 Jan
Balas

Benar Bu, tks

11 Jan

Keren sekali tayangannya, mantap, sehat dan sukses selalu Pak Rochadi

11 Jan
Balas

Tks Bu Yelli

11 Jan

Ulasan yang sangat informatif dan mencerahkan sehat selalu saudaraku pak Rochadi.

11 Jan
Balas

Tks Pak

11 Jan

mantap keren cadas... ulasan keren menewen, mencerahkan, perlu ruwat...salam literasi sehat sukses selalu pak Rochadi Arif Purnawan

11 Jan
Balas

Tks Pak

11 Jan

Luar biasa informasi. Salam sukses Pak Rochadi

11 Jan
Balas

Tks Pak Soim

11 Jan

Ulasan yang keren sebagai referensi. Sehat dan sukses selalu

11 Jan
Balas

Tks Pak

11 Jan



search

New Post