Jenang-Ketan
Oleh-oleh Dodol Gorontalo yang dibawa istri, mengingatkan penulis pada makan khas yang hanya ada pada saat acara hajatan di kampung. Salah satu makanan khas yang selalu ada dalam acara hajatan di kampung saya adalah Jenang atau Dodol dan Ketan atau Uli. Makanan ini bukan sekedar pelengkap, namun juga memiliki filosofi dan makna yang mendalam. Dalam tradisi Jawa, Jenang Ketan menjadi kue penting dalam acara pernikahan. Dari teksturnya yang lembut dan lengket, mengandung filosofi agar pernikahan yang sudah dilakukan awet bertahan hingga ke jenjang pernikahan dan seterusnya hingga maut memisahkan.
Selain itu, proses pembuatannya yang memerlukan waktu berjam-jam, mengandung filosofi yaitu menghadapi kehidupan rumah tangga itu tidak mudah dan tak boleh berputus asa. Kue ini juga dibuat secara gotong royong, yang menandakan bahwa dalam rumah tangga harus ada kerjasama. Sudah menjadi tradisi ketika ada warga yang menggelar pesta pernikahan atau sunatan, para tetangga bergotong royong membantu tuan rumah untuk memasak dan menyiapkan makanan.
Pada masa lalu, pembuatan jenang diawali dengan proses menumbuk beras hingga menjadi tepung, kemudian dibuat adonan. Pekerjaan ini dilakukan oleh kaum perempuan, sejak pagi waktu subuh. Proses selanjutnya adalah memasukkan adonan ke dalam kuali besar berisi santan kelapa yang sudah mendidih lalu diaduk dan ditambahkan gula merah atau gula aren. Untuk proses pengadukan ini, biasa dilakukan oleh kamu laki-laki, karena memerlukan tenaga yang kuat dan waktu hingga berjam-jam sampai matang.
Namun masyarakat di kampung saya mulai meninggalkan tradisi unik dan sarat filosofi ini dengan alasan kurang praktis. Dari beberapa kali pengamatan saat pulang kampung menghadiri acara hajatan, makanan ini sudah tidak kami temukan lagi. Beberapa keluarga memang masih ada yang menyediakan Jenang dan Ketan, namun itu pun bukan dibuat sendiri, malainkan dibeli dari orang yang memiliki usaha sebagai pembuat jenang. Banyaknya masyarakat perantau di kota, setidaknya sangat berpengaruh pada perubahan nilai-nilai budaya di masyarakat pedesaan.


Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Betul, Pak. Skrg pengennya yg praktis2. Makasih ulasannya, Pak
Tks Bu Erna
Setiap daerah memiliki budaya yang khas. Itulah hebatnya Nusantara. Salam sehat dan sukses selalu. Terima kasih telah setia mengunjungi sriyonospd.gurusiana.id untuk SKSS dan berbagi kebaikan.
Betul Pak Sri, tks
Bikin ngiler aja
Hehe...
Makanan tradisional yang semakin terpinggirkan ya Pak
Betul Pak
Duh kuenya mengugah selera P Arif
hehe... makanan jadul yang penuh kenangan
Yang putih rasanya asin, makannya dicampur dodol ternyata lebih nikmat, ada manis, lemak dan asin dalam goyangan lidah. Duuuh jadi pengen, skr jarang sekali orang nikahan yg bikin.
Cocok. tks Bu Rina
Waduhhh...jd pengiinnn nih, Pak Rochadi.
Hehe... makanan jadul yg ngangeni
Saya suka sekali dodol Pak. Di Jakarta daerah Jagakarsa ada dodol enak di sana. Salam sehat dan sukses selalu ..Pak.
Waw... boleh tuh
Saya suka sekali dodol Pak. Di Jakarta daerah Jagakarsa ada dodol enak di sana. Salam sehat dan sukses selalu ..Pak.
Wah ..nikmat itu...bersanding sg dodol Garut, Pak ...he he...sehat selalu Pak...
Betu Bu
Nah ini kesukaan saya,Bapak. Di desa saya masih banyak dijumpai. Wajik, jenang, jadah, madumangsa. Eh, jadi pengen. Salam sukses.
Iya Bu Cicik, sayang di daerah saya mulai langka
Wuih..saya suka sekali makanan ini manis dan lembut...di tempat kami namanya gelamai Pak Arif. Tulisan yang menggugah selera, salam sukses Pak.
Tks Bu Musdawati
Maknyus. Jadi ngiler lihat dodolnya. Semoga sehat dan sukses selalu Pak.
Hehe.... tks Bu Nanik