"What's in a name? That which we call a rose by any other name would smell as sweet," kata William Shakespeare (26 April 1564-23 April 1616), pujangga besar Inggris, yang artinya kurang lebih, “Apalah arti sebuah nama? Andaikata kita memberikan nama lain untuk bunga mawar, ia tetap akan berbau wangi.”

Suatu ketika, saya pulang dari sekolah naik motor. Karena sedikit terburu-buru, maka saat traffic light berwarna kuning menjelang merah saya tetap jalan terus. Ternyata, di sebrang sana seorang polisi sudah menunggu. Dia meminta saya untuk menunjukkan SIM dan STNK.

“Bapak tinggal di perumahan ….. ?” tanya polisi itu.

“Betul, saya tetangga Pak Ramli (nama samaran)” Jawab saya

Pak Ramli adalah seorang anggota polisi senior, yang namanya cukup dikenal di daerah itu. Tanpa banyak pertanyaan, polisi itu langsung menyerahkan kembali SIM dan STNK pada saya.

“Lain kali hati-hati ya Pak.” Pesannya.

Dari kisah tersebut, saya dapat menyimpulkan bahwa nama itu penting dan betapa hebatnya arti sebuah nama. Bayangkan jika tadi saya tak menyebut namanya kepada polisi muda itu, mungkin saya akan mendapat perlakuan yang berbeda. Padahal pak Ramli itu hanya tetangga, bukan saudara atau kerabat.

Bayangkan jika Pak Ramli itu adalah orang tua saya, dan polisi itu sudah bahwa saya anaknya Pak Ramli, tentu saya tidak akan diberhentikan. Apalagi saat saya memacu motor saya, traffic light masih berwarna kuning.

Sepertinya sebuah nama dianggap kecil, padahal efeknya besar. Apalagi jika kita selalu mengingat dan menyebut namaNya. Allah yang telah memberi beraneka macam nikmat.

فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ

"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?" (QS: Ar Rahman ayat 13)