Robingah, S.Pd.SD

Lahir di Banjarnegara, 21 Januari 1970. Bekerja sebagai guru sejak 1998 dan sekarang menjadi Kepala Sekolah di SDN Sukomangli Kec.Patean, Kab. Kendal, Jaw...

Selengkapnya
Navigasi Web
BAHAGIA BERSAMA
Sumber gambar: pixabay.com

BAHAGIA BERSAMA

BAHAGIA BERSAMA

Oleh: Ruby

Pada puncak hening, kutemukan banyak goresan di berbagai laman. Dari satu unggahan ke unggahan berikutnya, beragam kisah tersaji cukup menawan. Ada yang mengundang senyuman tetapi ada pula yang sempat menyentuh hati hingga bulir-bulir hangat serasa enggan bertahan dalam genangan.

Setelah beberapa menu kucerna, tetiba kedua bola mata bak terhipnotis oleh sejuknya untaian jemari tangan seorang teman. Kemasan alurnya begitu runtut dan mengalir deras. Pesan-pesan yang terkandung di dalamnya pun cukup mencerahkan. Bahkan, dapat kujadikan referensi untuk mengurai tentang makna kebahagiaan.

Sering kita jumpai sekelumit frasa yang tertorehkan di sejumlah status para pengguna jasa sosial media. Bahagia itu sederhana, katanya. Lalu, terbersit tanyaku pada diri sendiri. Sesederhana apakah bahagia itu?

Sejatinya, untuk meraih hidup bahagia memang tidak harus muluk-muluk dalam pengejawantahannya. Masing-masing pribadi memiliki cara tersendiri tanpa harus memaksakan diri sama dengan cara-cara orang lain. Sepanjang hati dipenuhi rasa syukur pada Illahi, niscaya bahagia itu akan selalu menjelma.

"Urip iku mung sawang sinawang". Kiasan dari bahasa Jawa tersebut memang benar adanya. Hidup itu hanyalah saling memandang. Ya, memandang keadaan satu sama lain. Suatu saat mungkin bisa saja kita menyimpulkan bahwa kehidupan si A, si B, atau si C jauh lebih bahagia dari diri kita sendiri. Atau sebaliknya, orang lain akan mengatakan bahwa hidup kita lebih bahagia dari pada kehidupannya.

Nah, antara bahagia dan derita, secara umum memang dapat dicermati dari aura dan tindak-tanduk kesehariaannya. Akan tetapi, mestikah canda tawa dan binar mata yang menyorotkan cahaya memesona itu mutlak mencermin suasana hati yang sedang bahagia? Entahlah, bersisian atau berseberangan hanya si empunya hati yang tahu.

Walau hidup bahagia itu menjadi hak setiap insan, namun untuk mendapatkannya sedapat mungkin tidak sampai mengorbankan kebahagiaan orang lain. Lebih dari itu, kebahagiaan yang diperoleh jangan sampai hanya menjadi milik sendiri saja tanpa mau berbagi dengan yang lainnya. Seperti itulah asupan pencahayaan yang dapat kuserap pada pintasan di senyap malam.

Bahagiamu, bahagiaku juga. Begitu pun dengan bahagiaku. Semoga, engkau pun dapat turut merasakannya. Yuk, jangan lewatkan waktu untuk mengukir bahagia bersama!

Bilik Senyap, 22-03-2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kan kuukir kebahagiaan itu bersamamu, Bundaku.

23 Mar
Balas



search

New Post