Banyak Belajar dari Webinar 3 Tantangan hari ke-110 #TantanganGurusiana 365 hari Rabu, 6 Mei 2020 Media Guru Indonesia kembali menggelar acara webinar. Setelah sukses menggelar webinar 1 dan 2, kemudian dilanjutkan dengan webinar 3. Tema yang diangkat pada webinar 3 adalah Guru Penggerak Menjawab. Dalam webinar 3 juga diperkenalkan judul sebuah buku antologi karya para gurusianer pemenang lomba menulis buku bulan April 2020 "Satu Derap Seribu Giat Guru Penggerak Menjawab". Webinar dipandu oleh Bapak Mohammad Ihsan selaku moderator dan CEO Media Guru Indonesia. Hadir dalam webinar tersebut sebanyak 500an peserta dengan 5 (lima) orang narasumber yang hebat. Satu di antaranya adalah seorang pejabat penting dalam Kemendikbud Republik Indonesia sebagai keynote speaker dan 4 (empat) orang gurusianer pilihan yang layak mendapat julukan sebagai guru penggerak. Kelima narasumber tersebut adalah (1) Dr.Praptono, M.Ed Dirjend Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus, (2) Alphian Sahruddin, S.Pd., M.Pd guru SD Negeri Kompleks IKIP 1 Makasar Sulawesi Selatan, (3) Tri Sulistini, S.Pd.,M.Pd, guru SMP Negeri 6 Pamekasan, Jawa Timur, (4) Elly Alpes Jusa, S.Pd guru SMP Negeri Suoh, Lampung Barat, dan (5) Dian Intan Mursifa Fauzia guru SDN 25 Membalong, Bangka Belitung. Keempat gurusianer yang menjadi narasumber masing-masing memaparkan pengalamannya sebagai guru penggerak. Guru penggerak adalah guru yang berdaya dan memberdayakan. Demikian ungkap Praptono dalam tayangannya yang begitu jelas. Beliau juga memaparkan bahwa siapa pun bisa menjadi guru penggerak. Guru penggerak tidak membatasi status-status tertentu. Semua punya peluang yang sama untuk menjadi guru penggerak. Baik laki-laki maupun perempuan, ASN maupun bukan ASN. Beliau juga menjelaskan bahwa akan ada pendaftaran calon guru penggerak. Link pendaftaran sedang dipersiapkan oleh kemendikbud. Untuk menjadi guru penggerak, nantinya akan ada pelatihan selama 9 bulan. Dengan adanya pelatihan dan standar kompetensi serta evaluasi sehingga guru penggerak mempunyai jenjang karir yang jelas. Pada paparan berikutnya disampaikan bahwa pengembangan SDM unggul harus bersifat holistik dan tidak terfokus pada kemampuan kognitif saja. Pelajar Indonesia merupakan pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Membahas tentang peringkat pelajar Indonesia berdasarkan penilaian PISA (Programme of International Student Assesment), ada 5 (lima) strategi yang perlu dilakukan untuk meningkatkan PISA Indonesia. Kelima strategi tersebut adalah transformasi kepemimpinan sekolah, transformasi pendidikan dan pelatihan guru, mengajar sesuai tingkat kemampuan siswa, standar penilaian global, dan kemitraan daerah dan masyarakat sipil. Giliran narasumber kedua Alphian Sahrudin, S.Pd memaparkan bagaimana perjuangannya untuk mengajak teman-teman guru untuk menggiatkan literasi. Berawal dari dirinya sendiri mengikuti pelatihan menulis buku bersama Media Guru, akhirnya diikuti pula oleh teman-temannya. Untuk mencari dukungan, ia pun tidak segan-segan mendatangi para pemangku jabatan dengan membawa karya. Lain lagi dengan paparan dari Elly Alpes Jusa, S.Pd yang menceritakan pengalamannya selama 365 hari mengabdi di pekarangan negeri. Mengajar di sebuah SMP di daerah 3T Kalimantan Utara yang mana untuk sampai ke sekolah dibutuhkan waktu setidaknya 10 jam. Itu pun hanya lewat transportasi air. Dengan kondisi guru yang hanya 3 orang ternyata tidak menyurutkan semangatnya untuk terus bergerak. Ia pun rela mengajar 3 mata pelajaran sekaligus. Presentasi diakhiri dengan kalimat "Kita semua adalah pengabdi yang bersama menggerakkan kapal besar bernama Indonesia menunaikan janji kemerdekaan mencerdaskan kehidupan bangsa". Sungguh kalimat yang sangat menyentuh hati untuk kita jadikan spirit dalam berjuang demi anak-anak negeri. Tak kalah semangatnya dengan gurusianer laki-laki, Ibu Tri Sulistini, S.Pd., M.Pd dari Jawa Timur juga memaparkan tentang kegigihannya sebagai guru penggerak literasi. Dimulai dari menggerakkan diri sendiri dengan ilmu dan motivasi, ia pun gigih mengikuti berbagai pelatihan menulis hingga mampu menghasilkan buku tunggal dengan judul "Mata Hati Dina" dan "Darah di Taman Surga". Ia pun rela menghibahkan buku-bukunya ke berbagai sekolah, DWP, TBM, dan Perpusda Kabupaten Pamekasan. Narasumber terakhir adalah guru SD yang pernah meraih peringkat 2 dalam ajang seleksi guru prestasi tingkat provinsi dari Bangka Balitung. Namanya Dian Intan Marsifa Fauzi, S.Pd.SD. Dengan penuh percaya diri, Triple Action (3 Act) dipaparkan olehnya. Ketiga action tersebut meliputi self action, school action, dan word wide action. Masing-masing action menunjukkan suatu gerak menuju kemajuan. Misalkan saja pada self action ada aktivitas diri untuk meningkatkan skill dengan mengikuti berbagai pelatihan, seminar, dan partisipasi dalam lomba. Pada school action ada upaya untuk menghidupkan kegiatan di sekolah dan meningkatkan prestasi serta konsisten. Sedangkan pada word wide action melibatkan peran wali murid, kegiatan kemasyarakatan, dan menginspirasi. Oleh karena itu, ia pun menyimpulkan bahwa guru penggerak adalah guru yang mempunyai niat tulus, konsisten, dan menginspirasi. Dengan mengikuti acara webinar 3 dari Media Guru Indonesia ternyata kita bisa banyak belajar dari teman-teman guru di berbagai daerah. Mereka adalah para guru penggerak yang perlu kita ikuti praktik-praktik baiknya. Mari, kita tetap bersemangat walau kondisi kadang tidak bersahabat. Niat yang tulus dan ikhlas untuk mengabdi pada negara akan membuat ringan kaki melangkah. Kendal, 07-05-2020