Terserah! Berserah, dan Pasrah?
Tantangan Menulis Hari Ke-13
Rabu, 20 Mei 2020
#TantanganGurusiana
Ya udah terserah.
Kata terakhir para tenaga kesehatan yang sering terpanggil para medis. Indonesia sebagai ranking ketiga dari bawah yang mengatasi Pandemi ini termasuk paling lama penyelesaiannya. Tidak dapat dipungkiri bahwa lifestyle dan mindset yang menjadikan habit terhadap pandemi yang benar-benar menjadi masalah seserius ini. Udah cukup kasus perawat dan janin empat bulan kemarin menjadi korban. Pahlawan kita telah banyak gugur hanya sikap bodo amat dan meremehkan dari warga kita.
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) jilid 3 telah diberlakukan pemerintah di kota-kota besar di Indonesia, Surabaya temasuk didalamnya. Pada moment hari besar idul Fitri ini menjadi masa pertimbangan pemerintah. Warga yang menjadi bagiannya tanpa ba-bi-bu menafsirkan sendiri pertimbangan pemerintah. Membludaknya Bandara Jakarta Soekarno-Hatta dan Pasar Tanah Abang tetap menjadi sorotan. Berdalih mudik dan kangen tanah kelahiran. Warga Indonesia khususnya yang bermindset ya udahlah nggak apa-apa, Suantuy aja, Woles aja keadaannya akan baik-baik saja.

Mengetahui keadaan seperti itu, Tanpa mematuhi protokol yang ada. Tahar Indonesia Terserah ditrendingkan Ketua BPBN Nasional, Bapak Doni Monardo. Beliau kecewakan keadaan warga Indonesia yang life style tidak disiplin membantu para medis yang sedang berjuang di garda terakhir.
Beliau mengajak warganet meramaikan jagad virtual bertagar Indonesia Terserah. Pemerintah memberikan respon terbaik untuk beliau. Mengingat jumlah para medis terutama dokter di Indonesia termasuk jumlah paling sedikit. Apalagi satu dokter spesialis paru di Indonesia 1: 245rb pasien. Bukankah angka yang fantastis. Life style dan Mindset yang tidak disiplin ini mengingatkan saya akan tiga kata. Berserah, Terserah, dan Pasrah
Menurut KBBI dan ilmu gramatikal kata serah perlu diketahui bahwa serah sama artinya dengan kata ber·se·rah berupa kata kerja yang artinya mempercayakan diri dan nasib (kepada); bertawakal (kepada); pasrah: sehingga tidak ada usaha untuk melawan).
Kata serah dan berserah berarti pasrah akan nasibnya: Sedangkan ter·se·rah termasuk kata kerja yang artinya sudah diserahkan (kepada); pulang maklum (kepada); tinggal bergantung (kepada) hal itu kepada anda dan bisa disebut masa bodoh. Secara gramatikal kata terserah dan berserah bermula dari kata yang sama yakni serah. Karena afiksasi(proses imbuhan) menyebabkan tiga kata tersebut bermakna banyak.

Itu artinya kata ' berserah, terserah dan pasrah' berarti sama pada makna tanpa usaha dan tawakal. Apakah hanya dengan kata bersinonim ini memecah keyakinan setiap warga Indonesia. Hmm.. sepertinya mereka (warga Indonesia yang tidak patuh pada protokol) harus diluruskan. Istilah jawanya, Aja Sakkarepe Dewe. Jangan semaunya sendiri dan bersikap bodo amat hingga mengorbankan banyak orang.
Apakah tidak lebih baik berusaha mandiri dan menjaga imunitas diri. Diluar usaha mandiri itu ternyata ada yang terinfeksi virus ini setidaknya ada kata usaha menghadapinya. Kecil kemungkinannya menyebarkan rantai penularan. Bukankah lebih baik mencegah daripada mengobati, lebih baik melakukan aksi (usaha pencegahan) daripada tidak sama sekali. Mau jadi apa warga Indonesia ini bila telah memahami makna kata terserah, berserah, dan pasrah??
Beranda Malang, 05.32||20520
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar