Di Dua Arah Persimpangan hari ke 1 tantangangurusiana
Kamu terduduk menunduk menantinya
Menghitung setiap jejak di hadapan
Di sepanjang kenangan kamu membayang
Sedang Nyonya yang tersayang belum datang
Hai,
Kamu yang lelah 'tuk bilang sudah
Melakukan penantian telaten penuh juang
Di setiap hadapan ada sapa mendekat
Geseran roda empat milik rakyat
Kamu melewatkan begitu saja
Kesetiaan dengan penantian suka bersahaja
Kamu tetap tegak terduduk di antaranya
Antara dua arah persimpangan
Di bawah tenda biru kamu menanti
Sesaat kamu tersenyum sedang Nyonya tiba
Kamu lupa bahwa pusara kemarin masih basah
Sirat sapa pelan mengugah kalbumu
Nyonya telah pulang tanpa hadirmu
Kamu di setiap hari pertama dan keenam menanti
Hanya bayang dan kenang tertaut di persimpangan
Bukan karena berbeda arah
Hanya karena kamu dan takdirnya berjeda
Hingga penantian abadi sehadapan berjumpa
Desa Mungil, 8 Mei 2020

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren puisinya, Mba. Pemilihan diksinya passs banget. Saya suka... Salam kenal dan Salam literasi.
Bagus. Top markotop