Rizka Khairani Hasibuan

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Rujak Jodoh

Rujak Jodoh

Rujak Jodoh

Oleh: Rizka Hasibuan

Rujak merupakan jenis kuliner yang banyak disukai masyarakat. Berbahan buah-buahan segar, dengan bumbu yang menjadi pilihan rasa sangat menggoda lidah. Bukan hanya Ibu hamil yang merasakan ngidam, tapi oleh orang biasa saja juga banyak yang suka. Laki-laki ataupun perempuan.

Penikmat rujak tidak dibatasi oleh kedudukan sosial. Masyarakat dengan ekonomi kelas bawah sampai kelas atas banyak yang menyukai dan menikmati jenis kuliner satu ini.

Banyak pejuang rupiah yang berikhtiar dengan menjual rujak. Baik dengan membuka lapak, ataupun dengan gerobak dorong yang berkeliling menjajakannya. Buah-buahannya hampir sama. Buah Jambu biji, jambu air, kedondong, nenas, semangka, bengkoang, timun dan lain-lainnya.

Yang unggul dalam menarik selera adalah rasa bumbunya. Meskipun hampir semua sama, namun punya ciri khas tersendiri di lidah para penikmatnya.

Di pinggiran Kota Medan, dan sekarang sudah termasuk di luar Kota Medan ada satu tempat khusus penjual rujak yang sangat ramai dikunjungi. Baik masyarakat kota, juga oleh wisatawan. Wisatawan domestik juga manca negara.

Terletak di simpang Jalan Besar Tembung dan Jalan Pasar Tujuh. Kawasan ini lebih dikenal dengan Simpang Jodoh. Konon katanya, daerah ini dijadikan tempat bertemu oleh muda-mudi. Dan mungkin sebagian besar dari mereka menemukan jodoh di sini.

Sehingga rujak dari sini dikenal dengan sebuatan Rujak Jodoh. Artinya Rujak dari Simpang Jodoh. Cita rasanya sungguh nikmat. Bumbunya diuleg langsung saat pembeli datang. Selain bumbu rujak pada umumnya, juga ditambahkan pisang batu saat diuleg.

Kemudian, pembeli juga ditawarkan mengenai tingkat kepedasan bumbu. Agar penjual bisa mengatur jumlah cabai rawit yang akan diuleg. "Bumbunya biasa, sedang atau pedas, Bu?" tanya mereka kepada saya saat itu.

Inilah yang menjadi dilema, selera pedas tapi kekuatan lambung tidak mengizinkan. Akhirnya memilih biasa saja. Alhamdulillah juga, ketika akan memotong buah pilihan, mereka selalu mencucinya terlebih dahulu.

Satu yang unik dan menginspirasi dari kawasan ini. Para penjual rujak yang berjejer selalu akur. Begitu banyak mereka yang sama-sama menjual rujak, tapi terlihat kompak dan tidak bersaing. Tampaknya sangat memahami konsep "Rezeki tidak akan tertukar".

Rujak Jodoh ini sejak pukul 10 pagi sudah mulai ramai. Sampai pukul 22.00, juga masih ramai. Berhubung dekat dengan pasar, dan padat penduduk membuat deretan penjual rujak tidak pernah sepi.

Jika sahabat berkunjung ke Medan, sempatkanlah kemari. Apalagi jika sahabat penggemar rujak. Insyaallah tidak akan kecewa.

Salam Literasi

#T228

#T365

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kirimi aja bunda ke Surabaya...he...he

12 Sep
Balas

Woww...jadi ngiler Bun . Rujak jodoh. Denger namanya ajanya sudah enak. Semoga suatu saat bisa ke sana..

11 Sep
Balas

Iya Bu. Aamiin semoga ya Bu.

11 Sep

Mantap jd pengen icip2 bu, ngiler ngembayanginnya

12 Sep
Balas

Wah lezat nih Bunda...diksinya juga renyah .salam kenal saya follow ya Bu

12 Sep
Balas

Keren salam sehat selalu dan salam Literasi

11 Sep
Balas

Wah jadi kepengen rujak malam-malam saya bu, ngiler jadinya. Kuliner Indonesia beragam dan kaya dengan rasanya ya bu. Sukses bu. Semangat selalu

11 Sep
Balas

Wow...kalau Bu Yessy icip-icip dijamin bikin ketagihan

11 Sep

Esi suka rujak Bu Rizka. Udah ngiler nih

11 Sep
Balas

Wah...tahu ini saya bu, di tembung ya rujak simpang jodoh...

11 Sep
Balas

Mantab. Semangat berliterasi, sukses selalu.

12 Sep
Balas

Galfok dg judul. Bikin aku pengen mencicipinya. Ingat saat ngidam hamil pertama bun. Kasihan suami hrus hujan2 cri ruhjak tengah mlm. Akhirnya dibikin sendri aja

12 Sep
Balas

Wah..jadi pingin bun... salam sukses selalu

11 Sep
Balas



search

New Post