Jiwa Korsa

Oleh : Rizka Khairani Hasibuan

Gerakan Pramuka, merupakan salah satu wadah generasi muda dalam mengembangkan kualitas diri. Kegiatan-kegiatan yang ada di Pramuka dapat meningkatkan motivasi anggotanya untuk berkarya dan berprestasi.

Kala menjadi siswa, saya salah satu siswa aktif dalam gerakan pramuka. Banyak sekali didikan dan pengalaman yang saya peroleh dari kegiatan ini. Secara tidak langsung ikut berperan dalam proses pendewasaan diri hingga saat ini.

Pertama, sikap disiplin. Anggota pramuka harus menjunjung tinggi kedisiplinan. Pada saat latihan, Perkemahan Sabtu Minggu (Persami), Jambore, dan acara lainnya, sikap ini sangat diutamakan. Bagaimana seorang Ketua/Pimpinan regu dan anggotanya berlatih disiplin dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.

Tindakan tidak disiplin misalnya terlambat, tidak patuh pada komando, dan lain sebagainya bisa dijatuhi sanksi. Tidak jarang sanksi tersebut, langsung diberikan tanpa ditunda sedetik pun.

Kedua, berkompetisi sehat. Gerakan pramuka identik sekali dengan kegiatan yang bersifat lomba. Baik kegiatan utama, atau pun kegiatan hiburan. Banyak sekali cabang perlombaannya. Semuanya menumbuhkan sikap mampu bersaing sehat.

Indahnya adalah kalah menang tetap tertawa. Hampir tidak ada kebencian, iri dengki, dan sikap negatif lainnya. Saya berpikir, mungkin karena setiap mengawali kegiatan, ikrar pada Dasa Dharma diucapkan dengan keras dan semangat. Sehingga, dengan sendirinya jiwa anggotanya terbentengi. Namun itu hanya asumsi saya saja.

Ketiga, jiwa korsa. Dalam gerakan ini saya temukan kebersamaan yang indah. Bahagia satu teman, merupakan bahagia diri sendiri juga. Begitu juga sebaliknya. Meskipun tidak mengetahui secara pasti, arti korsa itu sendiri, tapi spiritnya tertanam kuat pada anggota pramuka. Lihat di kamus KBBI juga tidak ada.

Contoh nyata, seorang anggota regu makan tanpa pakai sendok. Dia langsung menggunakan tangannya. Akan muncul anggota lain makan dengan cara yang sama. Jika berbeda, bisa disentil dengan kalimat "kamu tidak korsa".

Pernah suatu ketika, saya tidak punya uang jajan. Sedih, itu pasti. Pada saat yang sama, teman-teman lain sudah asyik dengan jajanannya. Indahnya, saya juga turut serta menikmati jajanan mereka tanpa sungkan. Apalagi menikmatinya, sambil santai di dalam tenda perkemahan.

Saya menemukan dan menerapkan jiwa korsa itu selama menjadi anggota pramuka. Alhamdulillah, masih melekat hingga sekarang. Semangat korsa itu sangat indah. Saling menghormati, menghargai, mendukung setiap perbuatan positif teman, silaturrahim yang erat, dan masih banyak lagi.

Jiwa korsa pada diri anggota pramuka sangat patut diacungi jempol. Kesuksesan bersama adalah semangat yang terpatri dalam hati. Tidak sekedar ilusi dalam imajinasi. Demikian juga dengan kegagalan. Bisa dibuktikan dengan melihat regu yang sedang berlomba.

Misal, Lomba Keterampilan Baris Berbaris (LKBB) dan lomba lainnya akan terlihat tidak menarik jika tidak ada kekompakan didalamnya. Jadi saat berlomba, chemistri antar anggota juga harus terlatih. Harus peka, pada setiap situasi dan kondisi.

Secara keseluruhan didikan kakak pelatih, pembina, dan semua yang berperan aktif saat itu masih banyak yang melekat pada diri saya pribadi. Bukan hanya tiga point di atas, tapi masih banyak lagi.

Semuanya sangat bermanfaat. Tidak hanya saat itu, tetapi kelangsungan kehidupan saya dan setiap anggotanya sekarang dan yang akan datang.

Disadari atau tidak point-point yang diterapkan juga sangat berpengaruh dalam kegiatan saya menjadi guru. Disiplin, perlombaan, sampai pada tindakan sanksi ketika melenceng dari disiplin banyak saya terapkan dalam mendidik.

Menjadi anggota pramuka menjadi salah satu kenangan indah dalam perjalanan hidup saya. Suka duka banyak terukir di komunitas ini. Hari ini, gerakan pramuka memperingati ulang tahun yang ke-59. Semoga, tetap berjaya dalam memajukan bangsa Indonesia.

Salam literasi

Fastabiqul khairat

#T198

#T365