Rasa kesal semakin menyeruak ketika mendial nomor yang sama berulang-ulang tapi tidak ada respon. Berawal dari rasa tak sabar ingin segera menjemput yang pulang les terjadilah selisih jalan sama rekan yang biasa mengantarkan uang setoran. Berharap bisa cepat yang ada malah lambat hampir 30 menit .

Tak pelak telponku pun terus berdering karena ditunggu yang pulang les minta dijemut secepatnya. Tidak seperti biasanya, pulangnya lebih cepat. Hadeuhhh jadi ribet yang ono minta jemput yang ini ditelpon enggak nyahut-nyahut.

Untung saja, bisa menghubungi yang lainnya agar menyampaikan ke temannya jika kami sedang terburu-buru jadi secepatnya untuk mendatangi. Padahal sudah dishare di grup. Membuatku berfikir, bahwa grup untuk komunikasi ini tidak berfungsi maksimal. Padahal maksud dibuatkannya grup agar bisa memudahkan komunikasi dan koordinasi. Tapi ini malah banyak yang ganti nomor tanpa pemberitaan. Ada apa gerangan ? Apa karena aku dulu pernah menegur salah satu diantara mereka untuk menggunakan hijab walaupun hanya distatus media sosial ? atau sebab lain ?.

Daripada berpraduga yang tidak-tidak, sebaiknya besok aku minta mereka absen digrup bagi yang nomornya sudah nggak aktif dan tidak ada dalam grup karyawan berarti ……, . Sepertinya perlu pembaharuan komitmen lagi. Agar kerjasama ini berjalan lancar. Jika merasa berat dengan aturan yang diterapkan monggo silahkan mencari tempat lain. Karena disini dari awala kesepakatn kerja wajib menggunakan hijab, shalat fardhu dan siap menjadi partner kerja yang kreatif. Artinya selalu tanggap dengan segala perubahan dan sirkulasi penjualan.

Apa yang mau dijual jika barang kosong saja tidak mau melapor, lantai berdebu sampai kaki hitam gak ambil pusing, pembeli datang sibuk main game nonton drakor. Hellow tujuan menjalin kerjasama ini agar saling menguntungkan dan menghasilkan laba. Karena dari awal hubungan kita adalah Rekan kerja bukan sekadar bos dan karyawan.

*Pateh Kota, 14 Desember 2020