Tahun ini merupakan tahun pertama bagi si kakak menggunakan hak pilihnya sebagai warganegara. Jadilah bakda shalat Zuhur kami segera bergegas ke TPS terdekat. Karena Covid sebelum masuk ruangan kami di haruskan untuk menggunakan sarung tangan kiri dan kanan, prosesnya cukup singkat, tidak sampai lima menit.

Selesai mencoblos, kami melaju menuju kota sebelah guna membeli barang, karena tadi buru-buru tidak sempat makan siang dulu akhirnya makan siang diwarung. Waduh gawat, ini yang membuatku dilema, jika ditolak sayang jika ikutan programnya gagal. Baru tiga hari memulai, hari pertama sesuai rencana, hari kedua karena ada undangan makan bersama, jadilah ikutan juga tapi saat itu sudah aku antisipasi dengan membawa 4 butir telur rebus, jadi ketiika mereka mencicipi lalapan aku masih aman.

Hari ini baru hari ketiga, tadi pagi sudah ngejus, menghabiskan satu mangkuk soup kimci, kiraku sudah cukup untuk hari ini, tinggal nanti sore ngemil beberapa potong buah. Semua sudah dalam anganku. Tapi jika sudah jelong-jelong, maka nafsu makanku selalu bertingkah. Sudah kenyang tapi berhubung diajak ke warung bakso favorit.

Semangat dietku luluh terkulai, dengan antusias kupesan satu mangkok bakso tanpa mie. Padahal sebelumnya aku sudah menghabiskan dua cucuk pentol bakar jumbo. Walhasil satu mangkuk tersebut membuat perutku penuh sesak kekenyangan. Akibatnya saat perjalanan pulang, kerja mata menurun, kelopaknya mengatup akupun terlelap beberapa menit. “Astaghfirullah”, gumamku gimana ceritanya ini diet, gagal lagi gagal lagi.

Sesampainya dirumah seharusnya jadwal buka laptop menuntaskan tugas yang ada aku skip dulu, berganti dengan memindah beberapa perabotan rumah, mendekor ulang mengganti suasana sekaligus membakar kalori yang berlebih. Biarlah hari ini gagal besok kita mulai lagi dan lagi. Semangat jangan pernah menyerah. Bismillah pasti bisa.

*Pateh Kota, 09 Desember 2020